Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 22
Tubuh Rafael dan Alisha masih saling bersentuhan. Mereka berbagi kehangatan dalam pelukan yang tidak sengaja mereka lakukan. Jantung Rafael berdebar keras karena pelukan itu sampai-sampai Alisha bisa merasakan debaran itu.
“Mas, kamu punya riwayat sakit jantung?” tanya Alisha sambil berusaha melepaskan pelukan mereka.
“A-apa?” Rafael antara bingung dan gugup hingga membuat bicaranya terbata-bata. “Ja-jantungku kenapa?”
“Jantung kamu berdebar-debar, Mas. Sepertinya kamu memang sakit,” jawab Alisha sambil memeriksa degup jantung suaminya yang memang berdetak dengan cepat.
Alisha pikir suaminya terkena serangan jantung atau semacamnya. Melihat temperamen Rafael yang seperti itu, wajar jika gadis itu berpikiran buruk.
“Aku tidak sakit, aku sehat.”
“Tuan Felix, Tuan Felix,” teriak Alisha yang seolah lupa jika mereka masih berada di ruangan terapi dokter.
“Nyonya Alisha, ada apa?” tanya Felix bingung. Dia tadi menerima telepon saat Rafael masuk ke ruang terapi Alisha sehingga dia kebingungan kenapa istri bosnya itu sampai berteriak.
“Aku baik-baik saja Al. Lihatlah! Aku sehat-sehat saja,” ucap Rafael berusaha mencegah istrinya yang mulai membuat kehebohan.
“Tapi, jantung kamu–”
“Jangan cerewet! Jantung aku aman,” potong Rafael. “Dokter, dia sudah selesai, ‘kan?” tanya Rafael sambil memberi kode kedua perawat Alisha untuk menuntun istrinya itu ke kursi roda.
“Ya, sudah Tuan. Tiga hari lagi bisa datang untuk terapi lagi,” jawab sang dokter.
Alisha dan Rafael lalu meninggalkan rumah sakit. Alisha ikut ke mobil Rafael bersama Felix sedangkan dua perawatnya diizinkan pulang lebih dulu.
Mereka mencari hadiah dan pakaian yang cocok untuk Alisha pakai ke pesta nanti malam.
“Aku masih punya baju baru di rumah, Mas. Kita langsung beli hadiah saja,” kata Alisha saat suaminya mengajak ke toko pakaian.
“Pakaian kamu masih baru karena tidak kamu pakai, jadi itu semua sudah kuno modelnya,” balas Rafael yang justru membuat Alisha kesal.
“Tahu dari mana soal model pakaian?” gerutu Alisha. Dia tidak bisa menolak lagi karena dia tidak bisa berjalan normal.
Pada akhirnya Rafael sendiri yang memilihkan pakaian pesta untuk Alisha. Menurut sang pemilik toko, pakaian yang dipilih Rafael itu baru tiba tadi pagi di toko mereka. Alisha tidak mau mencoba pakaian itu karena tidak ada suster yang membantunya berganti pakaian, dan mereka pun membayar tanpa mencobanya terlebih dahulu.
Setelah membeli pakaian untuk Alisha, Rafael mengajak Alisha memilih perhiasan untuk hadiah ulang tahun pernikahan rekan bisnis Rafael. Saat Alisha sibuk memilih perhiasan yang cocok untuk dijadikan kado, Rafael juga sibuk melihat-lihat perhiasan yang cocok untuk Alisha.
“Mas, aku sudah dapat hadiahnya,” kata Alisha.
“Oh, oke. Kita bayar.” Rafael lalu mengeluarkan kartu yang biasa dia pakai untuk bertransaksi, lalu setelahnya pegawai toko memberikan perhiasan yang telah mereka bayar untuk Alisha.
“Loh, ini bukan punya saya, Mbak.” Alisha mengembalikan kotak perhiasan berbentuk hati yang tidak dipilih Alisha.
“Itu buat kamu,” sahut Rafael lalu mendorong Alisha untuk meninggalkan toko perhiasan itu.
Alisha mengerutkan kening. Lagi-lagi suaminya bertingkah aneh. Kenapa membelikan sesuatu tanpa bertanya lebih dulu? Alisha tidak begitu menyukai perhiasan, bahkan mahar pernikahan yang diberikan Rafael saja belum pernah dia pakai kecuali cincin.
“Aku nggak begitu suka perhiasan, Mas.” Alisha akan memasukkan lagi kotak itu ke dalam tas belanja dari toko perhiasan.
Rafael tiba-tiba menghentikan gerakannya yang mendorong kursi roda Alisha, dia lalu mengambil kotak perhiasan itu dan membukanya. Detik berikutnya, terpampanglah kalung yang sangat indah.
“Mulai sekarang, kamu harus menyukai perhiasan. Karena aku akan sering-sering membelikannya untukmu. Kamu adalah Alisha Rafael Hartono yang harus selalu terlihat mewah dan menawan, sampai-sampai seluruh wanita di bumi ini sangat iri denganmu,” ucap Rafael sambil memakaikan kalung itu di leher Alisha.
Kembang kopinya banyakin dong 💋
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.