NovelToon NovelToon
[NOT] Beautiful Wedding

[NOT] Beautiful Wedding

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Oryza Sativa mengira pernikahannya selama ini baik-baik saja. Memiliki suami yang begitu perhatian dan mencintainya. Memiliki sepasang putra dan putri yang tampan dan cantik serta menggemaskan.
Memiliki mama mertua yang juga menyayangi dirinya walaupun sedikit judes, tapi ia tak mempermasalahkannya. Hingga satu persatu rahasia sang suami juga keluarganya terkuak membuatnya seperti mati rasa. Cinta yang diagung-agungkannya seketika musnah. Hatinya hancur sejadi-jadinya.

Bertahan atau melepaskan, manakah yang harus ia pilih?


Yuk, mampir di karya author D'wie!

Semoga suka.

Saranghaeyo 🥰🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.22 Hari pertama bekerja

Kini Oryza sedang berada di pantry membuatkan kopi untuk atasannya. Jujur, saat melihat atasannya tadi, jantungnya mendadak seakan berlompatan. Apalagi saat mata mereka saling bersirobok. Oryza bahkan sampai harus beristighfar berkali-kali, takut matanya menjadi sumber dosa karena kini ia masih terikat status pernikahan dengan lelaki lain. Tapi tak dapat ia tampik, atasannya itu memiliki pesona yang mampu menjerat walau hanya dalam sekali bertatapan. Apalagi ini merupakan kali keduanya bertatapan dengan dalam perjumpaan yang ketiga sebab saat perjumpaan kedua kalinya, ia dalam keadaan pingsan. Ingin rasanya ia mengucapkan terima kasih karena telah menyelamatkannya, tapi entah kenapa lidahnya terasa kelu saat ingin berucap. Oryza memegang dadanya yang ternyata masih berdebar. Oryza dengan cepat menggeleng dan menepis segala rasa yang tiba-tiba saja muncul. Ini tak boleh pikirnya. Sangat tak boleh.

Selesai menyeduh dan mengaduk kopinya, Oryza bergegas untuk mengantarkannya. Dengan perasaan dag dig dug, Oryza mengantarkan kopi itu ke ruangan Damar.

Tok tok tok ...

Oryza mengetuk pintu ruangan Damar. Setelah dipersilahkan masuk, ia pun memutar handle pintu dengan tangan kirinya lalu mendorongnya perlahan hingga terbuka lebar.

Oryza lantas meletakkan kopi itu di meja kerja Damar dengan hati-hati.

"Ini tuan, kopinya," ujar Oryza dengan sopan. Suaranya mengalun lembut dan merdu, mengganggu indra pendengaran Damar yang berusaha fokus dengan layar laptop di hadapannya.

Damar lantas mengangkat cangkir berisi kopi panas yang aromanya menguar bersamaan uap yang mengepul dan menyesapnya perlahan. Oryza masih berdiri tak jauh dari posisi Damar. Ia tampak mengamati ekspresi Damar, sekedar ingin tahu apakah kopinya sudah sesuai keinginannya atau belum.

Batin Oryza seketika bertanya-tanya saat melihat alis Damar yang berkerut jelas. Tapi hal itu tak menghentikan Damar meminum kopinya walaupun jelas sekali ekspresinya seperti menggambarkan sesuatu yang belum Oryza paham.

"Tu-tuan, apa ada yang salah?" cicit Oryza gugup bertanya penasaran dengan ekspresi Damar yang aneh menurutnya.

"Sepertinya kau kelupaan menuangkan gula," ucap Damar datar membuat Oryza melongo.

"Bu-bukannya Anda tidak suka kopi pakai gula?" tanya Oryza memberanikan diri bertanya dengan sorot mata polos penuh tanya.

"Siapa bilang?" Damar mengerutkan keningnya heran siapa yang telah mengatakan itu.

"... tadi Ti ... eh maksudnya saya mendengarnya dari orang lain," ucap Oryza gelagapan membuat Damar setengah mati menahan senyum. Ia yakin, ada seseorang yang hendak mengerjainya, tapi siapa ia tak tahu. Di lantai itu tak ada orang lain selain mereka termasuk asisten planetnya. Kecuali antara dua orang, siapa lagi kalau bukan 2 gadis nakal itu.

"Buatkan kopi yang baru," titah Damar setelahnya. "Jangan lupa pakai gula!" tambahnya lagi membuat Oryza cepat-cepat mengambil kembali cangkir berisi kopi tadi untuk menggantinya.

Namun saat Oryza mengambil kembali cangkir itu, betapa terkejutnya dia saat melihat isi cangkir kopi itu yang nyaris habis tanpa sisa. Oryza bergidik sendiri membayangkan meminum kopi tanpa gula sama sekali. Apalagi ini jenis kopi robusta yang terkenal dengan rasa pahitnya yang pekat.

"Apa Tisya ngerjain aku yah? Tapi mana mungkin dia tega kan dia tau ini kali pertama aku kerja. Ah, mungkin dia salah info! Hufth, untung aja si bos nggak marahin aku," ucapnya seraya menyeduh kopi ulang di pantry. Tak lupa menambah gula sesuai takaran yang biasa ia buat. Lalu Oryza mengaduk kopi itu perlahan. Setelah selesai, ia kembali lagi mengantarkan kopi itu ke ruangan Damar.

"Ini tuan," ucap Oryza seraya meletakkan cangkir berisi kopi itu secara perlahan di atas meja.

Damar mengangguk sekilas tanpa melepaskan tatapannya dari depan layar laptopnya. Setelah itu, ia pun segera pamit untuk melakukan sesuatu yang bisa ia kerjakan.

Sebenarnya ia masih bingung dengan apa yang ahrus yang harus ia lakukan sebab hampir semua sudut lantai hingga kaca terlihat bersih. Tak ingin dianggap karyawan yang malas, ia pun segera mengambil sapu dan sekop, lalu ia mulai membersihkan apa saja yang bisa ia bersihkan.

Sementara itu, di dalam ruangan, tampak Damar sedang menyilangkan kakinya seraya menghubungi seseorang untuk membantu menyelesaikan proses perceraian Oryza. Setelah selesai, ia pun mengangkat cangkir kopinya dan meminumnya perlahan. Sudut bibirnya seketika terangkat saat lidahnya merasakan perpaduan pahit dan manis yang begitu pas di lidahnya.

...***...

"Raja nggak mau makan, nggak mau mandi, Raja nggak mau sekolah, Raja cuma mau bunda. Bunda ... Raja mau bunda, " teriak Raja saat Siti mencoba membujuk Raja dan Ratu untuk mandi kemudian bersiap sekolah setelah itu sarapan. Tapi Raja justru menolak dengan keras.

"Latu mau bunda, Latu mau ikut bunda. Bik Siti, bunda mana? Latu mau bunda, bik. Lalu benci Tante ulat bulu. Gala-gala Tante ulat bulu, bunda jadi pelgi," raung Ratu yang matanya dan hidungnya telah memerah karena menangis tak henti-henti.

"Bunda sedang ada kerjaan, sayang. Kalian sayang bunda kan? Kalau sayang, kalian nggak boleh bandel. Harus mandi, bersiap sekolah, makan. Bibik yakin, nanti bunda bakal jemput Raja dan Ratu. Ayo mandi yuk, sayang!" bujuk Situ tapi Raja dan Ratu tetap berkeras menolak.

"Heh, bisa diam tidak! Berisik tahu!" bentak Githa saat masuk ke kamar Raja dan Ratu. "Dasar anak-anak bandel. Gue pukul baru tahu rasa," hardik Githa tanpa perasaan.

"Tante ulat bulu jahat. Gala-gala Tante bunda pelgi," balas Ratu tanpa rasa takut.

"Heh, dasar sialan! Berani loe melawan gue, hah! Gue buang loe di jalanan baru tahu rasa," hardik Githa dengan mata melotot.

"Jangan marahi Ratu, Tante jahat! Pergi!" Raja maju dan berusaha mendorong tubuh Githa membuat Githa geram dan mendorong kasar tubuh kecil Raja hingga terjerembab ke lantai.

"Bunda ... " teriak Raja dan Ratu berbarengan.

"Den Raja," pekik Situ terkejut saat kepala Raja membentur lantai.

"Ada apa ini?" seru Oma Neni yang baru saja berhambur ke kamar Raja dan Ratu.

"Oma, Tante ulat bulu jahat dolong kak Laja sampai jatuh, Oma," adu Ratu dengan tergugu.

"Kau apakan cucuku, hah?" teriak Oma Neni membuat Githa mendengus.

"Makanya, urusin cucu ibu yang kurang ajar itu. Masih lagi udah berisik banget. Nggak tahu apa ayahnya masih tidur karena kecapekan," tukas Githa sinis.

Dipandanginya penampilan Githa dari atas ke bawah. Oma Neni hanya bisa mengelus dada. Bila jam segini biasanya Oryza telah mandi dan membantu di dapur lalu membantu anaknya bersiap, berbeda dengan Githa yang kini justru masih mengenakan pakaian tidur super tipis. Dapat ia bayangkan bagaimana sakitnya hati Oryza bila masih berada di sini dan melihat pemandangan seperti ini. Apalagi saat melihat anak-anaknya yang begitu ia jaga dikasari hingga terjatuh.

"Kau itu perempuan juga calon seorang ibu, apa tak ada rasa kasihan sedikitpun di hatimu? Mereka seperti ini karena merindukan ibunya yang lebih memilih mengalah karena kehadiranmu, seharusnya kau paham itu. Mereka masih anak-anak, tentu mereka akan merasakan kehilangan," sergah Oma Neni dengan mata melotot kesal.

"Halah, dasar dia aja sok suci nggak mau dipoligami! Padahal aku udah nggak masalah kalau Hendrik masih mau mempertahankan dia. Jadi salahkan aku dong!" sahut Githa tanpa rasa bersalah. Lalu ia pun keluar meninggalkan keriuhan di dalam kamar Raja dan Ratu.

Oma Neni hanya bisa mengurut dada menghadapi kelakuan menantu barunya itu.

'Ya Allah, aku yakin Hendrik akan menyesal karena telah membuang berlian seperti Ryza demi serpihan debu ini." Oma Neni membatin.

Lalu Oma Neni segera mendekati Raja dan Ratu yang masih sesegukan. Mereka tak kunjung berhenti menangis. Padahal kemarin mereka juga menangis seharian, lalu kini kembali menangis.

Saat Siti hendak membantu mendiamkan Ratu, Oma Neni justru menepis tangan Siti dengan sorot mata tajam.

1
Yoyok Tungkal
Luar biasa
Callista
👍👍
Prahesti Vita masita
Luar biasa
Raufaya Raisa Putri
aduuh.. pebinor ny high quality jomblo uyy. ngg kaleng' half ny
Raufaya Raisa Putri
ngg cuma skt karena perselingkuhan tp juga hinaan rik... dsr q rik
Raufaya Raisa Putri
wah
.. damn nguntit
Raufaya Raisa Putri
kyk karya yg judulnya... kesucian khalisa... karya senja ngg sih
Raufaya Raisa Putri
bang sat... NM panjang ny satria fu bkn y?!
rika rokim
Kecewa
rika rokim
Buruk
Rhini
Luar biasa
Trisna
Saturnus enggak ada hujan udah langsung badai Lo buat.
jantungan anak orang woi
Trisna
ah gini banget holang kaya di dunia perhaluan.
baiknya tida dua
Trisna
pa Hendrik udah nyesel kah?
Trisna
pake hoody itu pasti Damar
Trisna
Hem di comblangin si oryza sama Damar...
Hem sahabat laknat tapi baik
Hana Nisa Nisa
😭😭😭😭😭
Nurhasanah
adio gmn..skrg aja jrg pulg.
NAJ L
luar biasa
Tutik Susilowati
kipas mana kipas. si hendrik kepanasan guyss.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!