Berlinang air mata dan hanya bisa memeluk kedua lututnya dalam jeruji besi, Cassandra tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Semua bukti mengarah kepadanya, bahkan semua orang pada menuduhnya jika dialah orang dibalik pembunuhan yang dialami Amelia.
Ketakutan, hinaan rasanya sangat sulit untuk ia hilangkan dalam pikirannya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, semua bukti mengarah kepadaku. Dan siapa seseorang yang tega telah menjebak ku dengan cara seperti ini. Tidak ada seseorang lagi yang mampu bisa mempercayai ku, kak Erlangga, kak Verrel aku butuh kalian.
Buliran demi bukan perlahan-lahan mulai menjatuhi pipi manisnya. Memeluk kedua lututnya dan menundukkan kepalanya tak lama langkah seseorang menghampirinya dan membukakan borgol yang tertertancap pada jeruji besi tahanan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keputusan Cassandra
Dipenuhi rasa was-was yang tiba-tiba menyerangnya. Cassandra akhirnya sudah tidak ada pilihan lain lagi selain nekat melarikan diri dari Rumah sakit ini, iya itulah yang ia lakukan sekarang.
Mencabut infus yang masih tertempel pada telapak tangannya, bergegas ia pun pergi dari ruangan ini dengan cara mengendap-endap.
Dan tidak membutuhkan waktu yang lama Cassandra akhirnya telah sampai ditempat yang ingin ia datangi yaitu kantor kepolisian Gangnam.
Kini Cassandra sudah berada di Lobi Penjara, Menunggu kedatangan Polisi penjaga memanggilkan kakaknya.
Terkejut dengan siapa yang hadir, Erlangga yang berniat akan pergi seketika Cassandra melarang dengan menarik lengan tangannya kembali.
"Silahkan bicaralah!"ucap Polisi penjaga, Cassandra menoleh mendapati sosok Erlangga dengan borgol yang melekat. tangannya dan Baju orange yg ia pakai yang bertulis ' TAHANAN '. Tatapan dari matanya terlihat kosong seolah mengisyaratkan penyesalan yang amat dalam.
" Waktu menjenguk hanya 15 menit ya Mbak, harap patuhi aturan di sini. Kalau sudah saya permisi dulu,"pamit Polisi penjaga lalu beranjak pergi meninggalkan mereka berdua . Cassandra hanya mengangguk paham dengan tatapannya yang tak henti-hentinya menatap Erlangga hinga air mata Cassandra jatuh melihat luka memar yang hampir terdapat di sekujur wajah erlangga.
"Dari mana kamu tahu kalau kakak mendekam disini. Dan siapa yang memberitahu mu, apa Verrel yang memberitahu mu soal ini dasar menyebalkan aku kan sudah melarangnya kemaren, dia memang tidak bisa diajak kerja sama," kesal Erlangga dengan memalingkan pandangannya kearah lain.
" Bagaimana kabar kakak? Cassandra harap kakak baik-baik saja?" tanya Cassandra membuka percakapan. Ia dan Erlangga duduk berhadapan dengan meja pembatasnya.
"Kakak baik-baik saja kok, terima kasih karena kamu masih mau menjenguk kakak didalam sel ini," balas Erlangga menyunggingkan senyum yang terlihat terpaksa.
"Apa kakak baik-baik saja tingal disini? Tidak ada seseorang yang menyakiti kakak kan?" tanya Cassandra tapi terlihat Erlangga sedang memendam sesuatu.
"Kakak baik-baik saja, dan kakak juga tidak masalah mendekam disini. Mungkin apa yang terjadi pada kakak sudah takdir, tapi ingatlah kebaikan tidak akan kalah melawan kejahatan. Kakak yakin bila tiba waktunya nanti, pasti kakak akan bisa bebas jadi kamu jangan cemaskan soal ini ya sayang. Kak Verrel lagi berusaha mencari pengacara untuk membantu menyelesaikan kasus kakak ini jadi kamu jangan nangis ya, usap air mata kamu itu," balas Erlangga yang masih bisa menunjukkan senyumannya biar pun hatinya sudahlah terluka, dengan Mengusap air mata Cassandra.
Erlangga beranjak, lalu duduk di samping Cassandra merangkulnya dengan penuh kasih sayang. Berharap adiknya itu bisa sedikit tenang.
Tapi apa ia lakukan malah membuat tangisan Cassandra pecah dan sesenggukan.
" Maafkan kakak Sayang, maafkan kakak karena kakak belum bisa menjaga kamu, maafkan kakak," ucap Erlangga lembut seraya mengecup ujung kepala Cassandra.
_______________________________
"Sekarang apa yang harus aku lakukan. Kak Erlangga terlihat sangat tersiksa didalam sana, tapi jika aku tidak segera melakukan sesuatu aku tidak akan memaafkan diriku sendiri kalau terjadi sesuatu yang lebih parah lagi pada kak Erlangga.
Akan tetapi jika aku menerima tawaran Richard apa yang akan terjadi selanjutnya, dia sangatlah kejam bisa-bisa aku akan mati karena batin ku yang terus disiksa olehnya," batin Cassandra yang terlihat bingung dengan lamunannya tak henti-hentinya.
Berjalan memasuki kediamannya sendiri, Cassandra melihat Verrel yang duduk termenung diatas sofa dengan banyaknya kertas yang pada berserakan dilantai hinga meja pribadinya.
"Kak Verrel?" tanya Cassandra, spontan Verrel yang menyadarinya ia segera mendatangi Cassandra.
"Cassandra kamu? Kamu kenapa ada disini bukannya keadaan kamu belum pulih?" tanya Verrel yang terlihat panik dan cemas.
"Kenapa kak Verrel tidak berkata jujur padaku kalau Kak Erlangga masuk kedalam penjara, kenapa kakak tidak memberitahu ku kenapa kak?" tanya Cassandra yang merasa sangat kecewa.
"Maafkan kakak sayang, maafkan kakak, kakak lakukan itu karena kak Erlangga yang menyuruh kakak. Keadaan kamu belum cukup pulih jadi mana mungkin kami tega melihat keadaan kamu yang nantinya akan tambah parah.
"Terus sekarang ada apa kak? Kenapa wajah kakak terlihat sangat gelisah dan semua kertas ini, ini kertas apa?"tanya Cassandra, berlalu Cassandra memungut salah satu kertas berserakan itu yang menunjukkan kabar kecelakaan.
"Kecelakaan, siapa yang mengalami kecelakaan kak. Dan kenapa disini datanya berbeda-beda?"
"Semua ini adalah data dari ketiga pengacara yang kakak perintahkan untuk membantu kasus kak Erlangga nanti. Dan awalnya mereka sepakat membantu kakak menemukan jalan yang terang dari kasus ini, bahkan mereka juga sudah menanda tangani suratnya tapi kejadian tak terduga terjadi mereka meningal dalam kecelakaan yang mengerikan."
"Astaga kecelakaan, apa kecelakaan ini murni terjadi atau mungkin sudah ada seseorang yang merencanakannya?"
"Soal itu kaka Verrel juga tidak mengerti, ketiga pengacara ini meninggal secara tidak wajar padahal baru kemaren mereka menemui ku tapi sekarang semua hanyalah tingal bayangan. Dan kecurigaan kakak, Richard lah dalang dibalik semua ini siapa lagi orang yang mencari gara-gara pada kita kalau bukan dia?"
"Ini sudah sangat keterlaluan, ini tidak bisa lagi dibicarakan. Apa yang mereka lakukan sudah sangatlah keterlaluan, kita harus melakukan sesuatu karena aku gak mau kak Erlangga akan selamanya mendekam didalam sana tanpa ada bukti yang membenarkan kasus ini."
"Kakak harus pergi karena kakak ada urusan sama polisi yang memeriksa CCTV jadi kamu tidak keberatan kan kalau kakak tingal sebentar, disini ada Bibik jadi kamu jangan takut!
" Baiklah Kak aku tidak akan takut, berhati-hatilah."
"Baiklah."
BERSAMBUNG
sukses
semangat
mksh