NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JANGAN MACAM MACAM LINGGA

Masuk ke Jayamart, Maya membeli satu botol air mineral. Memilih menunggu di teras, duduk di kursi besi yang di sediakan untuk para pembeli yang ingin menikmati Lopmie. Menggunkan Flatshoes sebagai alas kaki, penampilan Maya tampak sederhana dan terkesan santai.

Skini jeans dan blouse kemeja yang di kenakannya membuat Maya lebih mirip remaja kuliahan, beberapa pasang mata anak muda yang singgah ke Jayamart nampak mencuri pandang ke arah Maya. Dan itu tak luput dari pantauan pria yang baru saja memarkirkan Audi-nya tak jauh dari Maya duduk.

Seakan tidak rela wanita itu jadi santapan mata pria, Lingga turun, keluar dari dalam mobil. Pria itu ingin segera menjauhkan Maya dari tatapan para pria

"May.."

Matanya tak berkedip menatap pria dengan tinggi 180 berkulit bersih, memiliki ukiran yang sempurna di wajahnya, dengan bulu tipis yang tumbuh di sekitar rahang menambah kesan macho pada diri Lingga.

Pertama kali bertemu karena sebuah insiden, Maya tidak berani menatapnya dengan lama, baru saat ini Maya bisa melihat wajahnya dengan jelas ketika berada di luar ruangan.

Mengagumi penampilannya yang hanya menggunakan celana denim dan kemeja berwarna biru dongker dengan lengan yang di gulung sampai batas siku. Membuat pria itu semakin tampan.

"Lama nunggunya?"

Suara maskulin Lingga seperti setrum yang langsung menyengat, membuat Maya menurunkan pandangannya.

"Belum lama, Kak.." Maya menggunakan panggilan pertamanya untuk pria di hadapannya saat ini.

"Panggi aku Abang May.." Lingga tersenyum hangat kepada Maya, ia paham Maya yang masih tampak canggung bicara dengannya.

"Ayok.." Lingga mengajak Maya untuk mengikutinya berjalan ke arah Audinya yang terparkir. Membukakan pintu mobil, agar Maya segera masuk.

"Tunggu sebentar, jangan keluar." Lingga bicara dengan membungkukkan sedikit punggungnya menatap Maya yang sudah duduk manis di samping kemudi.

Lingga masuk ke Jayamart untuk membeli beberapa botol minuman dingin dan cemilan berupa snack. Tak ketinggalan Lingga mengambil 2 coklat ke dalam keranjang.

Maya mengitari setiap sudut ruang mobil asal jerman yang nampak mewah dengan spesifikasi dan fitur berkelas. Biarpun baru kali ini Maya merasakan naik Audi, tapi Maya tau mobil itu memiliki harga hingga miliaran rupiah.

Tak lama, Lingga keluar dari dalam Jayamart denga menenteng satu kantung kresek berisikan makanan ringan. Pria itu masuk duduk di balik kemudi, dan menyerahkan kantung kresek kepada Maya.

Sebelum menghidupkan mesin mobil, Lingga membantu memasangkan sabuk pengaman sehingga wangi tubuh bercampur parfum mahal menguar di indra penciuman Maya.

"Di minum, May.. Di dalam kantung kresek itu ada minuman dingin dan cemilan, semoga kamu suka dengan pilihan Abang.."

Maya mengangukkan kepala dengan menipiskan bibirnya.

"Rilex May, jangan tegang.." Lingga bicara dengan satu tangan mengusap kepala Maya. Pria itu tersenyum dengan pandangan lurus ke jalan raya. Lingga bisa merasakan ketegangan Maya.

"Bukakan satu minuman untukku, May."

Maya memilih satu minuman kaleng yang mengandung soda untuk Lingga, membuka tutupnya, Maya menyodorkan minuman yang itu kepada pria yang tengah mengemudi.

Lingga menerimanya dengan tangan kiri, karena tangan kanannya mengendalikan stir mobil, "Thank May." pria itu meneguknya dan kembali di serahkan kepada Maya.

"Cobain, rasanya segar." Lingga meminta Maya untuk mencoba minuman dari kaleng yang sama.

Sikap Lingga yang hangat seakan tak memberi jarak, membuat Maya merasa nyaman dan tak malu membalas kedekatan dan perhatian yang pria itu tunjukkan. Dengan senang hati, Maya ikut mencoba minuman yang katanya segar.

"Di makan snacknya May.. Perutmu jangan sampai kosong."

"Ya, kak.." Maya mengambil satu bungkus cemilan, dan menaruh kantung kresek yang masih penuh dengan makanan ke kursi belakang.

"Kenapa masih memanggil Kakak?" Lingga merasa tidak nyaman dengan panggilan yang Maya ucapkan.

"Abang maksudnya.." Maya segera meralat ucapannya dengan memberikan senyum manisnya.

"Terdengan lebih nyaman, May.." untuk kedua kalinya, Lingga mengusap lagi kepala Maya.

Maya mulai menikmati cemilan, sambil menikmati jalanan dari luar jendela, dengan cuaca yang sudah mulai gelap. Saat tangan Maya mengarah ke mulut memegang satu keripik kentang, Lingga menarik tangan itu dan di arahkan ke mulutnya.

Maya tersadar ia menikmati keripik kentang itu sendirian.

"Abang mau?"

"Hemmm... Kamu melupakan Abang May."

"Maaf.." Maya tersenyum malu karena tidak menyadarinya.

Hanya beberapa kilometer perjalanan, keduanya telah menghabiskan satu bungkus besar cemilan bersama, dengan Maya yang menyuapi Lingga.

"Bang, kita mau kemana?" Maya bertanya saat mobil yang membawanya masuk tol keluar dari daerah Jakarta menuju Serpong Tangerang Selatan.

"Cari makan?"

"Cari makan? Kenapa jauh sekali?"

"Bukankah di Jakarta banyak para pedagang yang menjual makanan?"

Bukannya menjawab pertanyaan Maya. Lingga malah meminta Maya untuk tidur selama dalam perjalanan.

"Kamu pasti lelah, tidurlah May.. Kalau sudah sampai, nanti Abang bangunkan."

Karena faktor lelah atau mobil yang terlalu nyaman, membuat Maya cepat memejamkan matanya. Wanita itu sudah tidak berpikir lagi akan di bawa kemana. Rasa kecewa terhadap keluarga Haris mempengaruhinya untuk bisa melupakan masalahnya, dan kehadiran Lingga, cukup membantunya saat ini.

Maya tidak mau berandai-andai apa lagi berspekulasi terlalu besar kepada pria di sampingnya. Maya sadar akan posisi dan statusnya. Ia masih membentengi hati dan perasaannya agar tidak terbawa arus yang mungkin akan menenggelamkan-nya atau malah membahagiakannya. Ia masih menganggap apa yang di lakukan Lingga hanya sebatas teman biasa.

Berbeda dengan Lingga, pria itu sudah memantapkan hatinya untuk bisa dekat dan mengenal Maya lebih dalam, kalau perlu ia akan mengejarnya. Berada di satu mobil dalam perjalanan dengan Maya berada di sampingnya malam ini, serasa memberikan kedamaian, Lingga mampu melupakan beban masalahnya dengan Alisa, dengan sudut bibir yang tak lepas dari senyuman.

Sesekali, Llingga melirik ke samping melihat Maya, yang terlelap dengan wajah polos tanpa makeup yang menempel di kulit wajahnya. Sungguh sangat berbeda dengan Alisa.

Dan ia akan segera menagih janji kepada Lendra yang akan memberikan informasi selengakapnya tentang Maya.

Keluar tol, Lingga mengarahkan Audinya ke Jalan Alam Sutera tepatnya rumah makan Bandar Djakarta Alam Sutera. Sebuah restoran seafood yang terletak di pusat kota Tangerang yang memiliki fasilitas tempat yang nyaman.

Memasuki area restoran, Lingga memarkirkan Audi-nya.

Sejenak menatap wajah Maya yang tengah terpejam, rasanya Lingga tidak tega membangunkannya. Tetapi, mengingat Maya belum mengisi perutnya, dengan pelan dan usapan di lengan, Lingga mulai membanggunkan-nya.

"May, Maya.."

"Nghhh.." suara Maya mampu membuat tubuh Lingga meremang.

Jangan macam-macam Lingga

Pria itu bicara pada dirinya sendiri. Lingga sampai menggelengkan kepala, agar kesadarannya tetap terjaga dan mampu mengontrol diri, saat matanya tak lepas dari bibir Maya yang tampak merah menggoda.

"May..." Lingga menepuk pipi Maya dengan lembut.

Ayo bangun, kita sudah sampai.."

Mengucek mata.. Maya bisa melihat hurup besar bertuliskan Bandar Djakarta dari dalam mobil.

Lingga lebih dulu turun, berjalan mengitari bagian depan mobil untuk membukakan pintu. Membungkuk dengan kepala masuk, Lingga membuka sabuk pengaman yamg masih terpasang.

"Ayok, turun May.. Kalau sudah makan nanti di sambung lagi tidurnya."

Memberanikan diri menautkan jari, Lingga mengajak Maya masuk ke dalam restoran, memesan tempat yang nyaman untuk menikmati makanan yang akan di pesan.

"Mau di indoor atau di outdoors Pak?"

seorang pelayan restoran memberikan pilihan.

"Indoor saja.. Saya minta tempat yang nyaman."

Pelayan pria itu membawa Lingga ke meja dan sofa yang mengarah ke taman dengan deretan gazebo dan lampu taman yang berpendar masuk ke dalam...

****

Bersambung ❤️

1
Ani Ani
cerita yang habis
Ani Ani
mejung pusara Anak nya
Ani Ani
ada yang sedeh nak ditingal kan
Ani Ani
semoga hidup kamu bahagia
Ani Ani
mukin ada yang tak betul kot
Ani Ani
kena Kotor habis
Ani Ani
DIA ingin jumpa kawan Baik nya
Ani Ani
ada yang marah ni
Ani Ani
kena Macan baru nak makan
Ani Ani
kawan lama nya
Ani Ani
rasia lagi
Eka Yuliana
God kak,bukan good...
terus lauk pauk dan obat buat haris di kemanain tuh
Ani Ani
akhir nya bersatu
Ani Ani
ayah kamu
Ani Ani
kedua2 sama naik
Ani Ani
kacau penatin aja
Ani Ani
dah Baik lah tu
Ani Ani
Jalan dulu kewajibpan nya
Ani Ani
adayang cemburu
Ani Ani
kuat hati mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!