Revisi PUEBI
Diminta oleh orang tuanya untuk menyelesaikan persoalan hutang keluarga serta harus mengganti rugi dari kerusakan mobil yang Aruna tabrak.
Manakah takdir yang dipilih untuk menyelesaikan persoalannya. Menjadi istri muda Broto sebagai pelunasan hutang atau menjalani One Night Stand dengan Ben agar urusan ganti rugi mobil selesai. Juga cinta Alan pada Aruna yang terhalang status sosial.
Manakah pilihan yang diambil Aruna ? Dengan siapakah Aruna akan menjalani hidup bahagia penuh cinta. Ben atau Alan ? Ikuti terus kisah Aruna
Cerita ini hanya kehaluan author untuk hiburan para pembaca. Silahkan ambil pesan yang baik dan tinggalkan yang buruk.
ig : dtyas_dtyas
fb : dtyas auliah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara Gathering
Menangis cukup lama menjelang tidur membuat wajahnya terlihat tidak biasa. Meskipun sudah menggunakan eye liner bengkak dimatanya masih terlihat. Memutuskan berangkat lebih awal, Aruna sudah berada dikubikelnya.
Menghidupkan ponsel yang sejak semalam ia matikan, terdapat banyak notifikasi panggilan dari Alan. Membuka fitur pesan, Una membaca pesan-pesan yang masuk. Tampak banyak pesan masuk dari Alan, Aruna memilih untuk tidak membacanya.
Meisya : Na, loe di mana ?
Meisya : Alan hubungin gue, nyariin loe. Berantem ya, tumben kayak orang pacaran beneran.
Aruna tersenyum membaca pesan dari Meisya.
"Enggak biasanya datang awal," ucap Abil ketika sampai diruangan dan melihat Una.
"Hmmmm" seru Una
"Menghindari netizen ya?"
"Iya, ada alasan lain juga sih,"
"Hahaha, habis nangis Na. Muka bengep banget tuh."
"Ihh, berisik tau."
...____...
Sudah hampir satu minggu Ben berada di Jakarta, fokus pada perusahaan yang beberapa tahun ini ia tinggalkan. Menjalani rapat dan briefing untuk memperkuat operasional serta mengevaluasi turunnya laba.
Berada di ruangannya, Ben fokus pada layar monitor memeriksa laporan saat ponselnya berdering.
Ben menjawab panggilan dari ibunya yang kini masih tinggal di Singapura walaupun sang suami telah tiada. Menyampaikan pesan dari orangtua Clara yang menginginkan Ben dan anaknya melanjutkan hubungannya lebih serius. Apalagi mereka saat ini sedang berada di Jakarta. Ibunya tidak memaksa Ben harus dengan Clara tapi menyarankan agar putranya segera menikah dengan wanita pilihannya mengingat umurnya yang sudah matang untuk berumah tangga.
Ben menghela nafas, meniatkan dalam hati akan mencoba menerima Clara. Namun saat ini prioritasnya sementara masih pada perusahaannya.
...____...
Pagi itu Bara selaku manager divisi keuangan memimpin briefing timnya yang terdiri dari Abil, Aruna, Rahmi dan beberapa rekan lainnya membahas terkait tidak sesuainya catatan pajak. Rahmi yang memang bertugas untuk urusan pajak diminta mengecek secara detail. Bara juga menyampaikan kegiatan gathering yang akan diadakan minggu depan.
"Gathering berlokasi di Pantai Anyer selama dua hari, di malam keakraban setiap divisi harus menampilkan performance. Abil, terkait performance saya percayakan sama kamu. Ada reward khusus untuk the best performance dari CEO langsung. Kebetulan CEO kita baru saja kembali dari luar negri." Penjelasan Bara lalu menutup briefing untuk masing-masing melanjutkan aktivitasnya.
Abil menghampiri Aruna, "Na, kita perform apa nanti ?"
"Aku sih ikut aja. Stand up comedy aja Bil, kamu cocok kayaknya," sahut Una sambil terkekeh.
Abil berdecak lalu kembali ke meja kerjanya.
Saat makan siang, Bara menghampiri meja tempat Abil dan timnya. "Jadi, sudah dapat ide untuk perform ?" Tanyanya pada Abil
"Belum pak, bingung saya. Una kasih ide tapinya enggak banget," ucap Abil dibalas dengan Una yang terkekeh.
Vino yang melewati meja mereka berucap "Una aja suruh nyanyi, mau lagu apa juga dia bisa"
Semua menatap pada Aruna "Ya kalau sekedar nyanyi aja sih bisa, tapi enak didengar atau enggak ya aku enggak tau," seru Una
"Masa punya channel youtub* isinya cover lagu tapi enggak enak didengar," ucap Dimas yang baru datang dan duduk disebelah Bara.
Semua kembali menatap Una
"What ?" Ucap Una
"Oke fix, nanti kita tes drive dulu di ruangan," ujar Abil
"Iya kali mobil,"!! sahut Una.
...____...
Hari pelaksanaan gathering telah tiba, sabtu pagi yang biasanya Una dan rekan tidak hadir dikantor kecuali lembur karena pekerjaan mendesak, namun kali ini hampir seluruh karyawan hadir untuk pelaksanaan gathering.
Aruna sedang berbincang dengan rekan-rekannya sambil menunggu keberangkatan.
"Ayo, kita ke bis. Divisi keuangan sama HRD bis 3, katanya bareng manajemen," ucap Abil
"Asyik bisa cuci mata lihat yang ganteng-ganteng," sahut Rahmi
Sebagian peserta gathering masuk ke dalam bis yang disediakan agak tergesa seakan khawatir tidak dapat tempat duduk atau tertinggal.
Una, Abil dan Rahmi memilih menunggu dari pada harus berebut apa lagi mereka akan bergabung dengan manajemen. Ternyata bis hampir penuh saat Una naik, ada 3 baris seat isi dua yang letaknya di deretan depan masih kosong. Rahmi duduk di baris depan dan langsung menarik Abil untuk duduk disebelahnya. Una memilih duduk di baris belakang Rahmi dan Abil tepat disisi jendela, tiba -tiba kursi sebelahnya terasa ada yang menempati. Saat menoleh Una mendapati Dimas duduk disisinya.
"Kenapa, saya enggak boleh duduk disini ?" Tanya Dimas
"Oh, silahkan pak. Enggak apa-apa kok".
"Wow, gercep juga," ucap Bara pada Dimas saat memasuki bus melihat Dimas duduk bersisian dengan Una.
Una merasa agak segan dengan Dimas duduk disampingnya, untuk mengusir rasa bosan akhirnya dia mendengarkan lagu menggunakan ear phone dan memejamkan mata.
Setelah memakan waktu kurang lebih 3 jam, akhirnya mereka sampai tujuan. Una menapakan kakinya memandang lepas pantai, semilir angin terasa menainkan rambut yang tak terikat.
Resort yang dituju terdiri dari beberapa cluster, tiap cluster terdiri dari 2 lantai. Tiap lantai ada 4 kamar yang mana setiap kamar bisa memuat 4 orang.
Una mendapatkan namanya dalam sebuah cluster di lantai 2 yang menghadap ke laut. Pemandangan yang sangat indah. Ternyata lantai bawah cluster tempat Una diisi oleh manajemen, semua manager ada disana termasuk direktur. Sedangkan dilantai yang sama dengan Una ada kamar yang tertulis VIP 1 dan VIP 2. Pantas saja dia dapat cluster dengan pemandangan terbaik ternyata cluster ini dikhususkan untuk orang-orang penting, karena cluster lain sudah penuh dan tidak mungkin menyewa cluster baru akhirnya Una dan 5 orang rekan wanita lainnya digabungkan di cluster tersebut.
Setelah makan siang dan istirahat sejenak, semua peserta dikumpulkan disebuah aula. Direktur yang bernama Bian Mehra mewakili CEO membuka acara. Beliau menjelaskan maksud kegiatan tersebut termasuk harapannya pada perusahaan, disampaikan pula untuk acara malam keakraban nanti CEO akan hadir.
Acara demi acara berlangsung dan tepat pukul 5 sore acara bebas, para peserta sebagian menikmati pemandangan, ada juga yang dikamar beristirahat. Abil mengajak Una yang ditemani Rahmi menempati salah satu gazebo yang ada di taman resort untuk prepare perform nanti malam.
Dengan diiringi petikan gitar akustik yang dimainkan Abil, Una menyanyikan dua buah lagu.
"Tenang banget dah kalo Aruna bisa nyanyi, enggak kebayang kalau divisi kita performnya dance, terus kita semua goyang-goyang enggak jelas," ucap Rahmi
Una yang terbahak mendengar ide Rahmi.
"Kostum untuk perform dibawa kan ?" tanya Abil pada Una.
"Aman," jawab Una
Perjodohan Arini
Suami absurd
Suami rupa madu mulut racun