Tita Martin Bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Besar di kota B. Dirinya memiliki kekasih seorang dokter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aiko dan Ken
Ken dan Tita pun memasuki kamar mereka terlihat Bibi tengah menbereskan koper milik Tita. Tita pun masuk ke dalam kamar mandi dan membiarkan Bibi mengerjakan tugasnya karena Ken melarangnya melakukan apapun.
Ken sibuk dengan iPad nya membuka email yang masuk. Dan membalasnya satu persatu. Saat Tita keluar dari kamar mandi Bibi telah selesai mengerjakan tugasnya.
"Den, Non Bibi permisi semuanya sudah selesai." Pamit Bibi.
"Terima kasih Bi." Ucap Tita.
Bibi pun meninggalkan kamar Ken yang menjadi kamar mereka berdua. Tita duduk di samping Ken yang tengah membalas email yang dikirimkan Anton padanya.
"Sibuk ya Mas?" Tita.
"Ngga. Sebentar ini selesai kok." Ken.
"Hm.." Tita.
Mendengar jawaban Tita Ken pun melirik sang istri. Tita pun merebahkan kepalanya di paha Ken tanpa menghiraukan lirikan mata Ken. Tita mencari posisi nyamannya dan memejamkan matanya.
Ken pun tak mempermaslahkannya dan membiarkan Tita tertidur di pangkuannya. Ken terus melanjutkan pekerjaannya. Hingga tak terasa waktu makan siang tiba. Bibi mengetuk pintu kamar Ken dan memberitahukan jika makan siang sudah siap.
Ken mengusap lembut pipi Tita untuk membangunkannya. Tita yang memang tak sulit di bangunkan pun langsung terusik karena usapan lembut Ken.
"Hm..." Ucap Tita menggeliatkan badannya.
"Makan siang dulu yu sayang.." Ajak Ken.
"Hm.. Tita terlalu lama tidur nya ya." Ucap Tita bangkit dari tidurnya.
"Ngga apa-apa sayang. Persiapan nanti malam." Ken.
"Ih,,, Mas.." Tita.
Ken pun tertawa melihat wajah Tita yang memerah karena malu. Ken semakin gemas di buatnya. Setelah Tita mencuci mukanya mereka berdua pun turun bersama menuju meja makan.
Dan saat keduanya menuruni tangga terlihat meja makan sudah di penuhi oleh anak cucu Yuan Ito. Bahkan Aldi dan Jessie pun ada. Tita mengeratkan pelukannya pada pinggang Ken. Ken yang mengerti keadaannya langsung merapatkan tubuh Tita padanya.
"Don't worry baby, everything's gonna be okay." Bisik Ken.
"Hm.." Jawab Tita.
"Siang semuanya." Ken.
"Siang." Jawab semua yang ada di meja makan.
"Halo Tante.. Ga nyangka ya punya Tante ternyata satu rumah sakit." Jessie.
"Hm.. Ya." Tita.
Tita pun mengambil piring milik Ken dan mengisinya dengan nasi dan lauk pauk. Setelah terisi piring milik Ken Tita mengambil piringnya sendiri dan mengisinya. Kemudian mereka pun makan tanpa ada yang berbicara sedikit pun.
Setelah menyelesaikan makan siang, mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Gladys yang memang sudah dekat dengan Tita dan mengetahui cerita Tita dan Aldi pun menempel terus pada Tita dan Ken.
"Dys, kau tidak merasa kasihan sama Onty. Kau terus menempelnya." Gagah.
"Gladys tau Kakak iri kan ga bisa nempel Onty." Gladys.
"Ceh, kau boleh menempel tapi tetep Onty lebih sayang Kakak. Ya kan Onty?" Gagah.
"Kalian ini selalu berebut Onty kalian dari dulu. Sudah sana Gladys kamu duduk sendiri." Ayumi.
"No Bunda. Dys mau sama Onty." Gladys.
"Ga apa-apa Kak. Sini Gagah deket Onty juga biar Oncle kalian bergeser." Tita.
"Sayang, tega banget sih aku di suruh geser." Ken.
"Sekali-kali Mas. Kan mereka juga jarang ada di sini. Mas kan tiap malem nempel Tita terus." Ucap Tita polosnya tanpa menghargai adanya Aldi di sana.
"Ceh, penganten baru omongannya. Mentang-mentang Jes belom resmi nih sama Mas.Al." Jessie.
"Sabar. Dua minggu lagi Jes." Ken.
"Iya Om, Iya." Jessie.
"Tahan ya Al." Ken.
"Pasti Om." Aldi.
Tita, Gladys dan Gagah pun bersenda gurau bertiga mengabaikan orang-orang dewasa di sana yang tengah mengobrol santai. Nyonya Laura yang terus memperhatikan kebersamaan Tita dan dua keponakan Ken ikut meyunggingkan senyumannya ketika melihat ketiganya tertawa bahagia.
Hanya dokter Rehan yang tak ada disana karena tidak dapat meninggalkan tugasnya. Ayumi pun senang melihat kedekatan dua anaknya bersama Tita. Tita memang sudah dekat dengan Gagah dan Gladys semenjak mereka mengenal Tita karena pembawaan Tita yang mudah beradaptasi dimana pun dia berada.
"Bunda, kita menginap disini ya." Pinta Gladys.
"Ngga. Pulang aja Kak. Jangan kasih ijin mereka menginap." Protes Ken.
"Ish! Kenapa Oncle yang marah sih. Kan kita ijin sama Bunda." Gladys.
"Ngga. Yang ada kalian nanti ganggu Onty kalian terus. Nanti Oncle ga bisa berduaan sama Onty." Ken.
"Astaga Kenzo Ito. Sejak kapan kamu jadi bucin begitu?" Ayumi.
"Sejak kenal sama Tita." Ken.
"Ceh, kok nyalahin Tita sih." Tita.
"Bukan nyalahin sayang. Tapi, beneran kamu tuh perempuan pertama yang bisa bikin Mas sebucin ini." Ken.
"Ceh, posesif banget sih Oncle." Gagah.
"Nanti kamu rasain sendiri kalo punya istri Gah." Ken.
"Oncle pelit." Gladys.
"Biarin. Sana... Sana... Giliran Om berduaan sama Onty kalian." Usir Ken pada dua keponakannya.
"Oncle..." Teriak Gagah dan Gladys.
Semua pun tertawa di buatnya kecuali keluarga Aiko termasuk Aldi. Aldi merasa kesal di buatnya. Karena Ken terus memuji Tita di hadapannya. Begitupun sebaliknya Tita pada Ken. Aldi begitu tak mengenal Tita selama dirinya berstatus sebagai kekasih Tita. Karena, dulu dirinya hanya bermain-main dengan Tita.
Jessie pun merasa iri dengan keakraban Gagah dan Gladys bersama Ken dan Tita. Pasalnya dirinya tak pernah sedekat itu terhadap Ken padahal rumah mereka tak begitu jauh. Hanya dengan berjalan kaki saja rumah Tuan Ito dan rumah Aiko bisa di tempuh.
"Jessie, kamu tidak ingin berebut Onty dan Oncle juga?" Tanya Nyonya Laura.
"Oma, Jessie sudah dewasa. Dan sebentar lagi mau menikah. Masa Jessie glendotan sama Oncle sih." Jessie.
"Kamu ini. Jadi, kamu maunya glendotan sama Aldi gitu." Nyonya Laura.
"Boleh ya Oma?" Jessie.
"Tunggu sah dulu. Sebelum itu kau berani awas saja." Nyonya Laura.
"Tenang Oma. Jessie ga akan seperti itu. Jessie juga ga pernah mengejar-ngejar Mas.Al sampai sering datang ke rumahnya." Jessie.
"Kau tidak perlu berkata seperti itu Jes. Om tau apa maksud mu." Ken.
"Apa? Memang apa maksud Jes?" Jessie.
"Kau tidak perlu memancing emosi Om Jes jika kamu tak ingin menyesal." Ken.
"Maksud kamu apa Ken?" Aiko.
"Tidak ada. Kakak jaga saja Jessie dan ajarkan dia cara berbicara." Ken.
"Mas." Tita mengusap lembut tangan Ken.
"Sebaiknya Kakak bawa pulang suami dan anak Kakak." Ken.
"Ken, kamu mengusir Kakak mu hanya karena.." Aiko menghentikan bicaranya ketika Artur mengingatkan dirinya siapa Tita.
"Karena apa Kak?" Ken.
"Sebaiknya kita pulang." Ajak Artur pada istri dan anaknya.
Sementara Aldi hanya diam melihat perdebatan kakak beradik itu. Ayumi pun hanya mendengus kesal melihat Aiko yang selalu tak tau diri terhadap keluarganya.
Tuan Ito dan Nyonya Laura hanya diam melihat perdebatan itu. Ken begitu keras dan berpegang teguh lada prinsipnya. Sementara Aiko memiliki sifat serakah dari orang tuanya.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏