Kisah seru sepasang sahabat dari Masa Sekolah, Kuliah, hingga bekerja saat ini, Tidak ada yang tau jodoh seseorang, hingga akhirnya mereka di satukan dalam ikatan perjodohan oleh kedua orang tuanya
Munculah kisah-kisah seru dan kocak di perjalanan hidup keduanya, setelah liku-liku percintaan yang kandas di tengah jalan, Teman dan sahabat yang saling mendukung dengan semua kehebohanya hingga akhirnya keduanya bersatu dalam sebuah ikatan
Percikan Asmara dan cinta akhirnya tumbuh diantara keduanya, namun mampukah mereka menghadapi badai ujian yang datang menghantam hubungan yang di jalaninya sampai ke pelaminan?
Yuk ikuti Cerita selanjutnya
Kisah ini merupakan lanjutan dari karya Author yang pertama yaitu "POWER OF WOMAN"
Salam dari Sinho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 (Kenyataan)
Kegiatan Rapat kali ini diadakan di gedung perusahaan Ronald, kebetulan sekali kerjasama perusahaan kakak beradik ini sudah di setujui, Ira berjalan masuk dan menyiapkan segala sesuatunya diruang Rapat, sebagai sekretaris pribadi bos nya Ira harus selalu siap di segala kondisi
"Hai Ir, kamu sudah datang?" Sapa Ronald kemudian duduk di kursi direksi
"Baru saja pak Ronald"
"Di mana bos mu, apa kau datang sendiri?"
"Iya pak, kebetulan saya duluan tadi, sekalian menyiapkan segala sesuatunya sebelum rapat dimulai, mungkin sebentar lagi pak Agam akan segera datang"
Ira melanjutkan pekerjaannya lagi dengan hati yang masih sedikit kacau karena masalah yang menimpanya semalam, Ronald mengamati apa yang dilakukan Ira, tampak raut muka yang tidak seperti biasanya, apalagi Ira lebih banyak diam
"Apa terjadi sesuatu Ir?" Tanya Ronald
Ira tidak menjawab dan masih terdiam sambil menata berkas-berkas
"Ir, Ira!" Panggil Ronald lagi
"Ha, I_ iya pak, gimana?" Tanya Ira gugup dan keluar dari lamunannya
"Kamu kenapa, ada masalah?"
"Saya?, Oh, tidak ada apa-apa pak, saya hanya kurang tidur saja semalam"
"Benarkah, yakin kamu tidak ada masalah dengan Satria?"
DEG
Jantung Ira serasa berhenti berdetak saat kata 'Satria' keluar dari mulut Ronald begitu saja
"Saya, baik-baik saja kok pak, kami tidak ada apa-apa"
"Kamu yakin?"
"Maaf pak, sebaiknya saya lanjutkan dulu pekerjaan saya, biar nanti rapat kita bisa lebih cepat"
"Hem, ya sudah, aku tinggal dulu, hubungi sekretaris ku kalau kak Agam sudah datang" ucap Ronald kemudian pergi
"Hemh, Apa mungkin pak Ronald tau tentang masalahku dengan Satria ya?" Ucap Ira lirih
"Kamu itu ngomong sama siapa?" Ucap seseorang yang sangat mengagetkan Ira
"Ya Alloh pak Agam, saya Sampek kaget!"
"Mangkanya jangan komat Kamit kayak orang lagi baca Mantra"
"Hehe, ada aja pak"
Kemudian Ira berjalan keluar dan memberitahu sekretaris Ronald kalau pertemuan sudah siap
Pertemuan di adakan dengan sangat serius, proyek yang di tangani kali ini lumayan besar, tampak beberapa kali Ira menulis semua masukan penting dari kedua Direktur yang memimpin perusahaan, sampai dengan pukul 12 siang Akhirnya rapat selesai dengan baik
Pak Agam memerintahkan Ira untuk menunggu surat kontrak dan surat-surat yang lainnya selesai di kerjakan oleh sekretaris Ronald
"Saya akan tunggu disini sampai semuanya selesai pak Agam" ucap Ira
"Iya, aku dan yang lainya kembali dulu ke perusahaan melanjutkan pekerjaan"
"Iya pak"
Setelah kepergian Agam Ira langsung masuk diruangan tunggu yang disediakan di ruang sekretaris Ronald, saking ngantuk nya Ira tertidur di sofa ruang tunggu di dalam ruang itu, kebetulan sekali Ronald masuk hendak memberitahukan hal penting ke sekretaris nya, melihat Ira tertidur Ronald langsung memelankan langkahnya
"Sudah dari tadi dia tidur?" Tanya Ronald ke sekretaris nya
"Barusan pak Ronald, sepertinya nona Ira ngantuk banget"
"Oh, ya sudah, biar aku pindah ke kamar di ruang kerjaku saja, kasian posisinya gak enak gitu"
"Iya pak, saya bangunin?"
"Jangan, biar aku saja" ucap Ronald
Ronald segera membopong tubuh Ira untuk di bawa masuk ke kamar pribadi yang ada di ruangan kerjanya, dengan perlahan Ira di rebahkan diatas kasur, AC dihidupkan dan Ronald menyelimuti tubuh Ira, sesaat kemudian Ronald segera keluar dan duduk di kursi kerjanya melanjutkan semua pekerjaan
Kurang lebih 1 jam kemudian, terdengar ketukan pintu yang ternyata dari sekretaris nya yang memberikan kabar bahwa ada pengusaha Satria Adi Jaya ingin bertemu, Ronald segera menyuruh nya untuk masuk
"Selamat siang pak Ronald" ucap Satria
"Siang pak Satria, sebaiknya panggil saya Ronald saja ,kita seumuran bukan?"
"Oke, panggil aku Satria"
"Baik, ada apa kau ingin menemui ku, apa ada hal pribadi yang ingin kamu sampaikan?"
"Iya, aku langsung saja, ada hubungan apa kamu dan Ira?"
"Tidak ada, hanya pertemanan biasa"
"Benarkah?"
"Iya, walaupun sebenarnya aku ingin lebih dari sekedar teman"
"Apa maksudmu, kau menyukai Ira?"
"Begitulah, tapi aku masih tau diri, bukankah kalian sudah bertunangan?"
"Iya, jadi Ira sudah menceritakan semua kepadamu?"
"Iya, Ira menceritakan bagaimana situasi kalian yang awalnya seorang sahabat dan berakhir di sebuah pertunangan"
"Lalu dimalam yang saat itu kalian sedang makan malam di rumah kakakmu, apa tidak terjadi sesuatu?" Tanya Satria
"Sesuatu?, Apa maksudmu, aku hanya mengirimkan WhatsApp guyonan saja, aku ajak dia untuk segera pulang malam itu karena sudah sangat malam"
"Jadi kalian_?"
"Oh, aku sepertinya mulai mengerti, kalian bertengkar karena hal itu?"
"Iya, aku kira Kalian sudah melajukan sesuatu dibelakang ku, hatiku rasanya hancur, aku emosi dan tidak sengaja menuduh Ira sembarangan"
"Pantas Ira dari tadi banyak bengong nya saat rapat, biasanya dia yang paling cerewet"
Saat Ronald selesai bicara, tiba-tiba saja Ira keluar dengan rambut yang berantakan dan baju yang agak berantakan, dan betapa terkejutnya Ira dan Satria ketika mata keduanya saling bertemu di ruangan itu
"Apa yang kamu lakukan disini Ira?" Tanya Satria terheran
"Kamu sendiri ngapain disini?"
"Ditanya malah nanya, kamu habis ngapain, rambut kayak singa, baju berantakan" ucap Satria
"Kau ini"
"Maaf pak, saya kok tiba-tiba ada di ruangan bapak Ronald, bukannya tadi saya ada diruangan sekretaris bapak?"
"Sudah, kamu benahi dulu rambut sama baju kamu itu Ir" ucap Ronald
Ira langsung berlari kecil masuk kembali ke kamar pribadi dan menuju ke toilet
"Sial, kenapa aku Sampek gak terasa dipindah ke sini oleh pak Ronald?" Batin Ira merutuki dirinya sendiri
"Tadi Ira tertidur di sofa sektretaris ku, jangan berpikir yang macam-macam, aku hanya memindahkan saja"
"Memindahkan?, Maksud mu menggendongnya ke sini?" Tanya Satria
"Iya, masak Ira mau aku seret, kan gak mungkin Sat"
"Ya tapi kamu harusnya gak menggendong calon istri orang" sahut Satria
"Lalu?"
"Sudah, aku mau pulang, kalian jangan berdebat lagi, saya ucapkan terimakasih pak Ronald, maaf mengganggu pekerjaan anda, permisi" ucap Ira dan langsung pergi keluar dari ruangan Ronald
Satria langsung mengejar Ira hingga akhirnya mereka berjalan beriringan, Satria mengikuti langkah Ira yang sedikit agak cepat, hingga sampai di ruang parkir mobil Satria menarik tangan Ira
"Apa sih Sat ?"
"Tunggu, jalan kenapa cepat gitu, di kejar satpam kamu?" Tanya Satria
"Kamu juga ngapain ngikutin aku?"
"Aku pengen ngomong dan minta maaf Ir, waktu itu Imelda tiba-tiba saja memelukku dan kamu masuk saat belum sempat aku hindari, sumpah Ir, aku dan Imelda gak ada apa-apa, aku ngaku aku yang salah, curiga gitu sama kamu, aku lakuin itu juga karena aku sayang sama kamu Ir"
DEG
Satria dan Ira terdiam memahami makna kata sayang yang diucapkan oleh Satria tadi, hingga kemudian Ira langsung mobil dan melajukan kembali ke perusahaan nya, Satria sudah lemes karena permintaan maafnya tidak dijawab oleh Ira, hingga sesaat kemudian terdengar suara pesan masuk di handphone nya, saat dibaca Satria langsung tersenyum melihat isi WhatsApp dari Ira yang menuliskan bahwa dia mau memaafkan asal nanti malam mau masak yang enak buat Ira, dan saat Ira tiba di Apartemen Satria, semuanya harus sudah siap
"YES!!'
Ucap Satria
*
Hingga akhirnya malam yang dinanti oleh Satria datang juga, dari sore Satria sudah bergumul dengan alat-alat masak yang ada di dapur, hingga akhirnya berhasil memasak sesuatu Yang sangat lezat, jam setengah tujuh malam Ada bel berbunyi, Satria langsung tersenyum lebar dan melesat membuka pintu Apartemennya, dan Satria sangat terkejut melihat seorang wanita yang sedang berada di depan pintunya
Bersambung
Kisah ini kelanjutan dari Karya Author yang pertama "POWER OF WOMAN"
Masih bisa Up sekali sehari 1 Episode
Jangan lupa berikan dukungan Author
LIKE LIKE LIKE LIKE
KOMEN KOMEN KOMEN
FAVORIT FAVORIT FAVORIT
HADIAH HADIAH HADIAH
VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE
Imanmu setipis kulit bawang di belah 1000 bang Sat.. 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
Pantes mereka cocok karena karakternya sama!
Sama2 ngga bisa tegas ke perempuan!
Satria yang paling fatal!
Ntar klo sampe kehilangan perusahaan n Ira baru nyesel..
Makanya jadi laki2 kudu punya sikap!
Katanya pemilik perusahaan tapi ngga ada bijak2nya! 🤦🏻♀️
Menurutku Satria ini kurang tegas sebagai laki2 apalagi laki2 yg sudah punya istri
Tapi dari awal sebelum nikah pun Satria ini terlalu baik hingga lupaa batasan dg mantan
Bahkan setelah nikah pun masih ajaa ngga tegas.. seolah masih ngasu harapan dan mauu ajaa di bego2in sama Imelda
Harusnya sebagai laki2 yg sudah punya istri bisa ngasi batasan tegas sama Imelda 😤🤦🏻♀️