Pesona Si Gadis Desa

19.45

Hari sudah malam, sesampainya di rumah Lana langsung masuk ke kamar. Gadis itu belum juga melihat batang hidung suaminya sedari mereka pulang dari pantai. Entah kemana suaminya itu.

Lana pun memilih merebahkan tubuhnya di kasur, ia belum makan malam karena memang tak selera. Kepalanya pusing dan tubuhnya mendadak merasakan dingin. Di tariknya selimut untuk menutupi tubuhnya yang menggigil. Semoga ia dapat beristirahat sebentar.

Jika Lana sedang tidur dan menghangatkan tubuhnya, lain halnya dengan Gamian yang sibuk di dalam ruang pribadinya. Di sana sudah ada beberapa orang yang ikut duduk di ruang pribadi Gamian.

Di sana ada Angga dan Rian, tak lupa pula pak Wong yang berdiri di samping Gamian.

"Dia pasti sudah gila," ledek Angga setelah mendengarkan cerita Gamian sewaktu di pantai.

"Dia memang gila, berani-beraninya dia mengancam ku. Dia pikir dia siapa, ha?" sinis Gamian.

"Tapi, tuan. Apa tidak masalah jika kita membiarkan nya begitu saja? Sebaiknya kita mencari data diri laki-laki yang anda maksud," saran pak Wong.

"Mana mungkin aku membiarkan nya, pak. Itulah mengapa Rian ada di sini, sahabatku ini akan mencari biodata laki-laki bajingan itu," jelas Gamian santai.

"Kalau ada maunya saja baru di bilang sahabat," sinis Renn sibuk dengan laptopnya.

"Sudah jangan banyak bicara, kerjakan saja tugas mu." Mendengar perkataan Gamian, Ren langsung mengangkat kepalanya.

"Hei keparat! Jangan kurang ajar kau jadi teman," ketus Ren.

"Hei brengsek! Cepat kerjakan tugas mu," ketus Gamian balik.

Melihat pertengkaran yang kekanak-kanakan itu, Angga dan pak Wong hanya menggeleng-gelengkan kepala saja.

Beberapa menit kemudian.

"Nama David Marcos, usia 25 tahun, pekerjaan sebagai karyawan sebuah restoran jepang. Tidak ada yang istimewa dari laki-laki itu," papar Rian.

"Kalau tidak ada yang istimewa, lalu mengapa dia dengan mudahnya memberikan ancaman pada Gamian?" tanya Angga.

"Kau tahu jaman sekarang banyak orang yang yang berlagak hebat dan kuat. Namun, sebenarnya mereka hanyalah sampah busuk di muka bumi ini. Jadi, kemungkinan dia hanya mengancam karena menganggap Gamian hanyalah orang biasa," jelas Ren.

"Hm, bisa jadi. Kita lihat saja nanti, bisa saja data itu hanya siasat atau memang dia orang yang berpengaruh sehingga data dirinya di rahasiakan," tutur Gamian.

"Benar, bisa jadi seperti itu. Kau hanya perlu waspada saja Gami, kau harus lebih memperketat keamanan pada istrimu. Karena menurut cerita mu, sepertinya laki-laki itu sangat tertarik pada istrimu. Awas jaman sekarang banyak Pebinor yang berkeliaran dan tak tahu malu," ucap Ren.

"Pebinor? Apa itu?" tanya Gamian.

"Perebut bini/Istri orang," jawab Angga dengan nada menakutkan membuat Gamian merinding.

Prok...prok...prok...

"Justru itu lebih baik Gami," sela Ren sembari menepuk tangannya.

"Baik apanya?" tanya Gamian bingung.

"Bukannya kau tak menyukai istrimu yang jelek, kampungan, dekil, pendek dan bodoh itu. Nah, dengan adanya laki-laki itu kau bisa terbebas dari istrimu selamanya," papar Ren.

Gamian hanya diam menatap sahabatnya itu dengan tatapan tak bisa di artikan. Ia menghela nafas lalu berdiri dari duduknya.

"Aku mengantuk, aku ingin istirahat dulu. Kalian pergilah beristirahat, pak Wong sudah menyiapkan kamar," ucap Gamian lalu pergi meninggalkan ketiga orang itu yang masih ada di ruangan.

"Ada apa dengannya?" tanya Ren dan hanya di jawab dengan gelengan kepala saja dari Angga.

******

Gamian berjalan menuju kamarnya dengan pikiran yang kacau. Laki-laki itu merasa lelah hari ini, ia ingin berendam air hangat untuk merilekskan tubuhnya.

Ceklek...

Pintu terbuka, pandangan yang ia lihat pertama kali masuk kamar ialah gundukan yang ada di atas kasur. Pasti istrinya sudah tidur.

Perlahan berjalan menuju kamar mandi untuk berendam dan merilekskan tubuh.

Beberapa menit kemudian, Gamian sudah selesai mandi. Laki-laki itu juga sudah berpakaian untuk tidur. Ia berjalan menuju ranjang, mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur. Duduk di atas kasur sembari melirik istrinya yang sudah terkubur oleh selimut.

"Kau sudah tidur?" tanya Gamian menarik kecil selimutnya. Tak ada respon, Gamian mendekatkan wajahnya, "hei gembel, sudah tidur kah?" tanya Gamian namun tak juga mendapatkan respon. Tak ada suara dengkuran maupun gerakan yang biasa istrinya lakukan saat tidur.

"Mungkin dia sudah tidur," gumam Gamian kembali pada posisinya lalu menarik selimut menutupi setengah tubuhnya. Di tatapnya langit-langit kamar dan sesekali menoleh ke arah istrinya.

Ia menyampingkan tubuhnya menghadap sang istri, tangannya perlahan menyentuh selimut yang menutupi seluruh tubuh istrinya.

"Lana," bisik Gamian menyingkap selimut yang menutupi tubuh istrinya.

Gamian terdiam sejenak sembari tak berkedip, tangannya masih seperti semula bahkan nafasnya pun tak terdengar berhembus.

"Sialan!" teriak Gamian menendang boneka yang di tutupi selimut tadi. Ternyata bukan istrinya yang ada di sana, melainkan sebuah boneka manusia.

"Beraninya kalian! Akan ku bunuh siapapun itu yang sudah membawa Istriku!" teriak Gamian menggema di penjuru sudut kamar. Ia bergegas kembali ke ruangan nya dan meminta Angga, Rian dan pak Wong untuk ke ruangannya.

Lalu dimana istrinya?

**

"Letakan saja dia di sini," ucap seseorang pada temannya sembari meletakkan peti yang mereka bawa.

"Apa petinya kita buka? Kalau di tutup dia tidak bisa bernafas," saran satu orang nya lagi. Total mereka ada empat orang yang membawa sebuah peti mati ke sebuah hutan.

"Buka saja, bos meminta kita agar gadis ini tetap hidup."

Peti pun di buka, mereka tersenyum puas melihat tubuh gadis imut yang pucat berada di dalam peti.

"Dia sangat menggemaskan, bolehkah kita menyicipinya?" tanya salah satu diantara mereka.

"Jangan bodoh! Bos mengawasi kita," tegur temannya.

"Kalau begitu, ayo tinggalkan dia. Jangan lupa suratnya," ucap mereka sembari menaruh sepucuk surat di tangan gadis itu lalu pergi meninggalkannya di tengah hutan yang gelap dan dingin sendirian.

Entah apa yang akan terjadi padanya jika tak ada seorangpun yang menemukannya. Mungkin akan mati di tangan para binatang buas.

Lana Shezan Morgan, anda sedang dalam bahaya!

_

_

_

_

_

_

Wadidauw ❤️

Ada yang rindu sama author?

Kagak ada yah😅😅🤣

gak papalah.

Wah, mari kita mulai audisi tebak menebaknya 😅

Semoga berhasil❤️

Maaf yah telat up.

semoga suka, jangan lupa like komen dan juga vote nya.

Tbc.