Ibu Alya meninggal karena menyelamatkan anak majikannya yang bernama Bagas, dia adalah tuan muda dari keluarga Danantya.
~
Bagas patah hati karena kepercayaannya dihancurkan oleh calon istrinya Laras, sejak saat itu hatinya beku dan sikapnya berubah dingin.
~
Alya kini jadi yatim piatu, kedua orang tua Bagas yang tidak tega pun memutuskan untuk menjodohkan Bagas dan Alya.
~
Bagas menolak, begitupun Alya namun mereka terpaksa menikah karena terjadi sesuatu yang tidak terduga!
~
Apakah Bagas akan menerima Alya sebagai istrinya? Lalu bagaimana jika Alya ternyata diam-diam mencintai Bagas selama ini?
Mampukah Alya meluluhkan hati Bagas, atau rumah tangga mereka akan hancur?
Ikuti kisahnya hanya di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21.
Bagas dan Alya kini telah sampai di kota, namun Bagas tidak langsung mengajak Alya ke rumah keluarga Danantya melainkan ke apartemen milik Bagas.
Entah apa niat Bagas mengajaknya kesini, Alya hanya bisa pasrah saja toh dia juga sudah lelah dan ingin beristirahat.
"Al, hari ini kita istirahat disini dulu gapapa ya?" tanya Bagas begitu mereka duduk di ruang tengah apartemen.
"Gapapa Bang." Alya setuju saja, sebenarnya Alya sedikit kepikiran bukannya geer tapi ya Alya takut terjadi sesuatu yang memang sudah seharusnya terjadi antara suami istri.
"Kamu tenang aja disini ada dua kamar kok, kamu bisa pake kamar yang satunya." perkataan Bagas itu langsung membuat Alya tenang.
"Makasih Bang."
"Sama-sama, jangan salah paham dulu aku ngajak kamu kesini supaya bisa istirahat sama tenangin diri kamu." Bagas langsung menjelaskan karena tidak mau Alya salah paham.
"Aku ngerti Bang." Alya tersenyum, Bagas nampak lega.
"Yaudah kamu istirahat dulu aja, aku mau pesen makanan dulu jadi nanti kalo mau makan tinggal angetin aja." ucap Bagas, baru saja pria itu hendak menelpon Alya menahan tangan Bagas.
"Kenapa?"
"Aku aja yang masak gimana?" tawar Alya, dia merasa tak enak hati jika Bagas harus mengerjakannya sendiri.
"Gak usah kamu pasti kecapean, kita pesen aja Al." Bagas langsung menolak.
"Perjalanan kita lama loh bukan sebentar, mana bisa aku biarin kamu masak lagi, jangan merasa gak enak hati ayo kamu istirahat dulu." Bagas menggandeng tangan Alya, kali ini Alya tidak menolak.
Bagas mengantarkan Alya ke kamarnya, dia juga menyimpan barang-barang Alya.
"Sekarang kamu inget aku siapa kamu?" tanya Bagas begitu mereka sampai di kamar tamu.
"Abang s-suami aku." cicit Alya pelan.
"Berarti kamu harus nurut kan sama suami?" Alya menganggukan kepalanya.
"Nah sekarang kamu istirahat, biar aku yang pesen makanan jangan nolak." peringat Bagas, Alya menghela nafas berat.
"Iya Bang." Akhirnya Alya patuh saja, dari pada nanti Bagas marah lagipula sekarang kan Bagas suaminya.
"Bagus." pria itu mengacak rambut Alya, tentu saja pipi Alya langsung bersemu.
Setelah itu Bagas langsung pergi untuk memesan makanan, sekaligus Bagas ingin berbicara penting dengan Joshua, kebetulan adik iparnya itu memberi kabar jika ada sesuatu darurat yang harus segera di bahas.
"Aduh ini pipi kenapa sih langsung panas aja, murahan banget saltingnya." gumam Alya menepuk-nepuk pipinya.
"Harusnya jaim dikit lah, kenapa perasaan ini malah gampang banget baliknya gak asik khianatin aku." cerocos Alya memarahi dirinya.
Padahal Alya sudah berusaha keras untuk melupakan Bagas tapi tidak semudah itu rupanya, karena setelah bertemu Bagas kembali getaran dan kegugupan itu kembali terasa.
"Tenang Al, tenang." Alya berusaha menarik nafas agar perasaannya tidak menggebu lagi.
Alya segera merebahkan dirinya karena tubuhnya sangat lelah, tidak lama kemudian Alya terlelap dalam tidurnya.
****
Bagas menuju ke kamarnya, dia segera memesan makanan kemudian menghubungi Joshua.
Adik iparnya itu hanya mengatakan jika Bagas telah sampai segera menghubungi dirinya, ada hal penting yang harus segera dibahas dengan Bagas.
"Ada masalah apa ya? atau Joshua udah nemuin siapa pelakunya?" gumam Bagas menerka-nerka, memang benar Joshua membantunya mencari dalang dibalik kecelakaan yang menimpanya.
Bagas bukannya tidak mau bergerak tapi dia harus mengurus hal lain, makanya itu Bagas meminta tolong pada Joshua.
"Aku harus cepet telpon Joshua." Bagas segera menelpon Joshua, tidak lama adik iparnya itu mengangkat telpon dari Bagas.
[Udah sampe kamu Bagas?] tanya Joshua datar seperti biasa, memang begitu dia memanggil Bagas ya karena mereka seumuran.
[Baru sampe, sebenernya masalah urgent apa yang kamu maksud? gabisa langsung kasih tau aku?] Bagas langsung to the point.
[Ya kan ini mau jelasin, aku juga gak akan banyak basa-basi.] jawab Joshua malas, Bagas harus lebih sabar menghadapi adik iparnya yang sangat menyebalkan.
[Yaudah kamu udah nemuin semua buktinya?] tanya Bagas, disebrang sana Joshua mengangguk meskipun Bagas tidak bisa melihatnya.
[Semua udah lengkap, aku udah selidikin semuanya dan gak cuma sekali hasilnya tetep sama jadi aku gak mungkin salah tebak.] Joshua mulai serius, jujur Bagas mulai gugup entah kenapa feelingnya mengatakan jika semua yang terjadi ada hubungannya dengan masa lalu.
[Apa kecelakaan ini ada hubungannya sama masa lalu?] Bagas langsung to the point, Joshua di sebrang sana tersenyum miring iparnya itu sudah punya feeling kuat rupanya.
[Aku gak akan bohong, jawabannya Ya tapi dia bukan pelakunya.]
DEG!
Bagas hampir saja menjatuhkan ponselnya, sebelah tangannya mengepal kuat dan rahangnya mengeras karena emosi.
'Laras! kenapa kamu masih ganggu kehidupan aku padahal kita udah lama berakhir!' batin Bagas penuh amarah, dia pernah bertindak bodoh karena mencintai Laras secara gila bahkan sampai buta.
Tapi setelah sadar, Bagas sangat menyesali hal itu dan dia tidak ingin terlibat sedikitpun dengan Laras, tapi kali ini penyebab kecelakaan yang merenggut nyawa Ibunya Alya terjadi karena Alya.
Bagas tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Alya nanti, apakah istrinya itu akan membencinya? secara tidak langsung yang terjadi pada Alya itu karena masa lalu Bagas.
[Bagas, kamu ngelamun?] suara Joshua membuyarkan lamunan Bagas.
[Aku cuma kepikiran Alya, semua yang terjadi karena masa lalu aku gabisa bayangin gimana reaksi dia kalo tau alasan utamanya kecelakaan itu karena masa lalu aku.] suara Bagas sedikit serak.
Di sebrang sana Joshua ikut menghela nafas berat, jujur dia juga merasa ini rumit tapi Alya dan Bagas sudah menikah, menurut Joshua pun Bagas tidak sepenuhnya bersalah.
[Tapi ini juga bukan salah kamu Bagas, disini targetnya kamu tapi ternyata yang jadi korban Ibunya Alya, kamu jangan nyalahin diri sendiri soalnya ini bukan salah kamu.] ucap Joshua setelah lama terdiam.
[Aku ngerti tapi tetep aja, terus pelakunya sekarang gimana?] Bagas mengalihkan pembicaraan.
[Tenang dia ada dalam pengawasan anak buah aku, kamu gak penasaran siapa orangnya?]
[Siapa?] perasaan Bagas semakin tak karuan, entahlah dia jadi takut kebenaran akan mengguncang hatinya.
[Teman dekatmu, dan dia menusukmu dari belakang.]
DEG!
[G-gak m-mungkin....]
Bersambung.........