Novel ini hanya sebuah karya fiksi belaka...
Ada banyak adegan kejam dan 21(+)... Silahkan bijaksana dalam membaca...
~**~
Tubuh Claire membeku. Memang ia diajari seni bela diri oleh sang nenek. Tetapi Claire sama sekali tidak pernah menggunakannya, Claire selalu mencari aman dengan selalu menyendiri. Dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup Claire ia melihat kejadian sesadis itu.
Usai mencabut belati tersebut dari tubuh si pemuda, Keenan menatap ke arah Claire. Nafas Claire semakin tak terkendali. Denyut jantungnya bahkan berdetak dengan cepat. Claire pikir Keenan akan mendatanginya dan melakukan sesuatu kepadanya. Tetapi Keenan hanya menatap dingin ke arah Claire. Ia sama sekali tidak melakukan apa pun pada Claire.
Berawal dari kejadian itu, kehidupan Claire berubah menjadi seperti lorer coaster yang penuh dengan teka teki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 21
‘Kau lihat! Dulu semua yang menjadi milik mu, kini menjadi milik ku! Dan kau hanya bisa melihat saja tanpa bisa berbuat apa pun lagi’
Queen lantas mengangguk dan meninggalkan makam ‘Tidurlah dengan tenang di dalam sana!’ apa yang Queen ucapkan bukanlah sebuah ucapan untuk menghibur, melainkan sebuah sindiran yang ia tujukkan untuk Kyra.
Di dalam mobil, Queen hanya diam. Ia teringat dengan laporan yang diberikan Keenan dan apa yang dikatakan oleh Alvin. Memang benar apa yang mereka katakan jika Claire sudah meninggal. Tetapi kenapa dalam laporan yang di tunjukkan Keenan, sang daddy lah yang bertanggung jawab atas persetujuan perubahan status Claire. Sedangkan dari yang Queen dengar dari Keenan, pihak sekolah lah yang melakukan hal tersebut. Dan hal itulah yang menjadi teka teki untuk Queen. Apa yang sebenarnya di sembunyikan semua orang atas kematian dirinya.
“Nona! Nona? Nona, kita sudah sampai nona!” Queen sampai tidak menyadari jika mereka telah sampai di butik dan Liam memanggilnya juga sejak tadi.
“Iya” Queen lantas turun dari mobil. Dan bersamaan dengan itu, sebuah mobil sport berhenti tepat di depan butik juga.
Queen tahu, mobil itu milik siapa. Tapi ia bersikap seolah sama sekali tidak tahu. Queen langsung masuk begitu saja ke dalam butik.
“Hai sayang!” panggila Allura yang sudah datang lebih dulu di sana.
“Hai mom! Ada apa mommy menyuruh Queen kemari?” tanya Queen.
“Tentu saja fitting baju untuk acara kalian nanti dong sayang!” Queen hanya bisa menghela nafas. ‘Baiklah terserah’ ucap Queen dalam hati. “Hai Arthur… akhirnya kau datang juga! Queen juga baru saja datang!” Keenan hanya diam dan sedikit menarik bibirnya. ‘Lebih baik kau tadi tak usah menyapanya mom!’ protes Queen lagi dalam hati.
“Suruh mereka mengenakan pakaian yang ku pilih tadi!” Allura langsung memberikan instruksi kepada karyawan butik untuk segera mengganti pakaian Queen dan Keenan.
“Mari nona, tuan!”
Aku dan Keenan masing – masing ikut dengan karyawan butik yang sudah bersiap untuk mengganti pakaian kami. Aku tak tahu pakaian seperti apa yang akan aku kenakan nanti. Dan begitu aku melihat gaun yang dipilihkan Allura, nafas ku langsung lemas.
“Tidak ada pilihan yang lain? Ini terlalu terbuka!” Protes ku pada karyawan yang membantu ku.
“Maaf nona, ini adalah gaun yang sudah di pilihkan oleh nyonya Allura.” Mendengar nama mommy Kyra di sebut, aku sama sekali tak bisa berkutik kecuali mengikuti pengaturannya.
“Waaahhh… nona sangat cantik sekali dengan gaun ini!” puji karyawan yang membantu ku.
“Tapi ini sama sekali tidak nyaman! Terlalu terbuka!” protes ku masih dengan hal yang sama.
“Nona siap untuk kami buka tirainya?” tanyanya lagi
“Buka saja!” sahut ku dengan nada malas.
“Waaah… kau sangat tampan dengan pakaian itu Arthur! Kita tinggal menunggu Queen saja.” di luar tirai, Allura memuji ketampanan Arthur karena pakaian yang ia pilihkan sangat cocok di tubuh Arthur.
“Nona sudah siap, nyonya!” ucap karyawan yang membatu ku berbicara dengan Allura sebelum membuka tirai panggung pertunjukan gaun ku.
Setelah Allura menganggukkan kepala, tirai yang menutup ku akhirnya di buka.
Sreeeeeeeeeeeeekkkkkkk….
“Ya Tuhan… kau sangat cantik sekali sayang!” puji Allura. Sedangkan Keenan hanya diam dan menatap ku dengan lekat – lekat.
‘Pasti dalam hati dia mengatai ku sebagai p*l*cur!’ omel ku dalam hati sambil bersitatap dengan Keenan.
“Mom, tapi ini sangat terbuka! Aku tak suka!” ucap ku berharap Allura akan mengganti dengan gaun yang lain.
“Arthur bagaimana menurut mu?”
‘Ngapain sih mommy meminta pendapatnya!’
Memahami bagaimana ekspresi wajah Queen, Keenan lantas ikut mendukung ucapan Allura.
“Cantik,.. pakaiannya!” jawab Keenan.
“Oke fix kalau begitu, besok kau pakai gaun ini ketika acara pertunangan kalian!”
“Tapi mom…” protes Queen sama sekali tak dihiraukan oleh Allura. Justru Allura mengungkit apa yang pernah Queen janjikan kepada sang mommy.
“Kau lupa dengan kesepakatan yang kau buat?”
“Arthur, mommy titip Queen dengan mu ya.., mommy teringat ada hal yang harus mommy selesaikan untuk acara pertunangan kalian besok!” Ara membuat alasan agar sang putri bisa semakin dekat dengan Arthur.
Awalnya Arthur ingin menolak. Tapi tiba – tiba ia ada ide usil untuk mengerjai Queen jadi ia lantas menyetujui apa yang diminta oleh Allura. “Baik!”
Allura langsung meninggalkan butik dengan mobil yang tadi digunakan oleh Queen untuk sekolah.
“Dimana mommy ku?” tanya Queen pada karyawan yang ada.
“Mommy mu meminta ku untuk mengantarkan mu pulang!” sahut Keenan lebih dulu sebelum si karyawan menjawab.
“Haaaaahhhhh????” wajah Queen langsung lemas, ia malas harus satu mobil dengan Keenan.
“Aku tak akan memaksa! Jika kau tak mau, itu urusan mu!” ucap Keenan sambil berjalan meninggalkan butik.
“Baiklah!” Queen langsung menyambar tasnya dan menyusul Keenan yang sudah berjalan lebih dulu.
Klek!
‘Kenapa pintunya tak bisa di buka?’ Queen langsung menatap Keenan sambil berkacak pinggang. “Hei, buka pintunya!” ucap Queen dengan nada marah kepada Keenan.
“Kenapa aku harus buka pintu?” tanya Keenan balik pada Queen.
“Hah? Kenapa kau bilang? Kata mu tadi mommy menyuruh mu untuk mengatar ku pulang, lalu apa maksudnya ini?” protes Queen.
Ceklek!
Keenan keluar dari mobil. “Aku memang mengatakan akan mengantar mu pulang! Tapi hanya mengantar. Aku tidak mengatakan akan mengantar mu dengan ikut ke dalam mobil ku bukan?”
Kesabaran Queen kali ini benar – benar sudah di ubun – ubun. Queen lantas membalas ucapan Keenan dengan sebuah senyuman. Queen lantas meninggalkan butik dengan berjalan kaki. ‘Lihat saja! aku tak akan mengemis untuk naik ke dalam mobil jelek mu itu!’ omel Queen dalam hati.
Melihat Queen berjalan meninggalkan butik, Keenan hanya diam dan menatapnya saja. ia lantas masuk ke dalam mobil dan berjalan begitu saja membiarkan Queen berjalan kaki seorang diri. Keenan benar – benar definisi demon berwujud manusia. Ia sama sekali tidak memiliki empati pada Queen.
Queen pun sama sekali tidak dirugikan. Ia justu beruntung karena tidak berada dalam satu mobil dengan laki – laki menyebalkan. Beruntung tak berselang lama Queen berjalan kaki, ia bisa mendapatkan taksi. Jadi ia tak perlu berjalan lama – lama.
...............................................**.......................................................
Akhirnya hari menyebalkan dalam hidup Queen datang juga. Hari menyebalkan itu adalah hari pertunangan dirinya dengan Keenan. Pertunangan mereka dilaksanakan dengan megah, semua kolega Darel dan juga Alvin hadir dalam acara pertunangan tersebut. Sebenarnya acara yang dilakukan hari ini lebih tepatnya adalah acara peresmian kerja sama antara Rich Corp dengan Miller Corp dan pertunangan Queen dan Keenan hanyanya sebagai pemanis untuk acara tersebut.
“Selamat tuan Olivander! Selamat tuan Miller!” Alvin dan Darel sibuk melakukan penyambutan mereka dengan kolega – kolega yang saat ini hadir.
Merasa muak dengan drama yang ada, Queen lantas pergi setelah acara tukar cincin dilakukan. Bahkan menghilangnya Queen sama sekali tidak ada yang menyadari. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing – masing.
Sedangkan Keenan, setelah acara selesai ia juga langsung meninggalkan tempat acara dengan terang – terangan. Baik Queen maupun Keenan mereka sama – sama tidak ada di tempat setelah acara tukar cincin dilaksanakan. Hanya saja bedanya Queen saat ini ada di rooftop untuk menenangkan diri. Sedangkan Keenan saat ini sudah berada di markas mereka bersama teman – temannya.
“Kau kabur begini, apa daddy mu tidak akan mencari mu Ken?” tanya Cedric.
“Bagi mereka yang terpenting inti acara sudah terlaksana sudah cukup.” Jawab Keenan sambil menegak anggur dari dalam gelas.
“Sungguh kasihan Kyra yang masih ada di sana seorang diri!” sahut Felix sambil membayangkan Kyra berdiri seorang diri di altar pertunangan tersebut.
“Kenapa tidak kau temani saja!” balas Keenan dengan santai. Padahal yang ia bicarakan adalah tunangannya sendiri.
“Ha ha ha ha ha ha…” Felix langsung tertawa dengan garing. Alfred hanya tersenyum menyayangkan kebodohan yang dilakukan oleh kedua teman mereka.
Sedangkan Queen setelah puas berada di rooftop, ia lantas berencana untuk pulang. Namun kali ini Queen tidak akan pulang ke kediaman Miller lagi. Karena mulai malam ini, Queen sudah menempati apartemennya.