Yang Kamu Curi Takkan Jadi Milikmu

Sebenarnya selama ini Raisa sudah berusaha menunjukkan perhatiannya, menunjukkan sikapnya yang lembut dan menunjukkan kalau dia sangat baik di depan Rayyan. Sayangnya semua itu sama sekali tidak membuat Rayyan bahkan sedikit saja melirik ke arah Raisa. Semua pandangannya hanya tertuju pada Camelia.

Hingga di acara ulang tahun Camelia yang ke 18, pesta pertunangan itu terjadi. Bahkan Rayyan menghadiahkan satu buah galeri seni yang sedang sangat terkenal saat itu pada Camelia.

Kebencian Raisa sungguh bertambah besar. Rasanya dia tidak bisa menerima semua itu. Semua sudah dia lakukan, dia menunjukkan kalau dia tak kalah cantik, tak kalah baik, dan tak kalah lembut dari Camelia. Tapi semua itu percuma.

Hingga suatu hari, ketika Raisa berdiri di balkon kamarnya. Dia melihat Rayyan datang, seperti biasanya dia ingin menyapa pria yang dia sukai itu, namun saat dia baru akan berbalik dan segera menuju ke tempat itu. Dia melihat Camelia berlari ke arah Rayyan.

Dia terlihat sangat senang pria itu datang, dan saat dia melihat Rayyan. Pria itu bahkan juga merentangkan kedua tangannya dengan senyuman yang sangat lebar melihat Camelia berlari ke arahnya.

"Sayang..."

Mata Raisa melebar, Rayyan memanggil Camelia dengan panggilan 'sayang'. Dada Raisa rasanya terbakar, sangat terbakar mendengar itu. Dan ketika dia melihat Rayyan memeluk Camelia. Bahkan mengangkat tubuh gadis itu dan mengayunkannya berputar, sambil tertawa bersama. Rasanya seluruh tubuh Raisa sekarang yang terbakar. Api kecemburuan itu membuat mata Raisa merah, tangannya terkepal sangat kuat. Sangking kuatnya sampai saat kukunya menusuk ke telapak tangan Raisa, gadis itu sama sekali tidak menyadarinya.

"Aku merindukanmu!"

Mata Raisa semakin melebar, bola matanya itu bahkan nyaris terlepas dari matanya. Dia bahkan tidak sadar, kalau sudah ada darahh mengalir di tangannya, karena tusukkan kukunya yang tajam itu ke telapak tangannya.

Rayyan mengatakan kalau pria itu sangat merindukan Camelia.

"Kalau begitu jangan pergi terlalu lama!" kata Caca yang sudah mulai mencintai Rayyan.

"Aku ingin sekali seperti itu. Makanya, cepatlah lulus, lalu ketika menikah! saat itu, aku bisa membawamu kemanapun!"

Wajah Camelia bersemu merah.

Cup

Mata Camelia melebar, pria itu mencium pipinya.

"Setelah kita menikah, aku boleh mencium bibirmu kan?"

Blush

Wajah Camelia makin bersemu merah. Karena sebenarnya Rayyan juga pria yang cukup baik. Dia benar-benar tidak ingin merugikan Camelia. Dia bahkan tidak akan mencium bibir Camelia sebelum mereka menikah. Pria yang cukup pengertian.

Sementara suasana antara kedua insan yang sedang dimabukk cinta itu terasa begitu manis. Di atasnya, di balkon kamar Raisa. Gadis itu bahkan tengah merasa sangat emosi.

Tak tahan melihat pemandangan yang membuatnya terbakar api cemburu dan kebencian pada Camelia itu. Raisa masuk ke dalam kamarnya. Dia mengunci pintu menuju balkon dan membanting semua yang ada di tas tempat tidurnya.

'Agkkhhh' pekiknya dalam hati.

Tentu saja, dia tidak bisa memekik dengan keras dengan suara yang sengaja dia keluarkan dari mulutnya. Karena selama ini memang dia sedang bersandiwara menjadi seorang gadis baik dan perhatian.

Dia tidak mungkin berteriak di kamarnya saat ini. Dan dia juga tidak mungkin membanting apapun yang akan menimbulkan suara. Dia sungguh tidak mungkin melakukan hal itu karena kalau ada yang mendengar, maka image manis dan lembut dirinya di mata semua orang, bahkan di mata para pelayan juga akan hancur. Dia sungguh tidak bisa melakukan semua itu.

Makanya dia hanya membanting bantal, selimut, dan gulingnya yang tidak mungkin menimbulkan suara. Sementara dia meluapkan emosinya dengan berteriak di dalam hatinya saja.

'Aku membencimu, Camelia! aku membencimu! kenapa kamu selalu mendapat kan apa yang aku inginkan? kenapa kamu selalu mendapatkan apa yang seharusnya jadi milikku! aku membencimu!' pekik Raisa dalam hati.

Hari demi hari, waktu demi waktu. Raisa masih menahan diri. Hingga ketika dia lulus dan menjadi seorang dokter. Keinginannya adalah bisa bekerja di salah satu rumah sakit yang berada di bawah naungan perusahaan Rayyan Danuwirya.

Dan Keanu mengabulkan itu. Mereka pun menyelenggarakan sebuah acara makan malam bersama untuk merayakan kelulusan Raisa dan diterimanya Raisa di rumah sakit milik keluarga Danuwirya.

Raisa yang memang ingin menarik perhatian Olivia, sengaja mendekati wanita yang merupakan calon ibu mertua Camelia itu.

"Bibi, terimakasih banyak. Aku bisa bekerja di rumah sakit itu, aku pasti akan menjadi dokter yang baik..."

"Jangan sungkan Raisa. Bibi melakukan semua ini, karena Camelia yang memintanya. Camelia adalah calon menantu bibi. Apapun yang dia inginkan. Pasti bibi berikan!" kata Olivia yang memang sangat menyukai Camelia.

Raisa mencoba untuk tersenyum. Padahal hatinya menjerit, dia menjerit dan kembali memaki Camelia.

Sungguh tidak tahu bersyukur, sepertinya telinganya bermasalah. Jelas kata Olivia, Camelia yang meminta pekerjaan yang paling di inginkan oleh Raisa itu pada Olivia. Kenapa bukannya berterimakasih pada Camelia. Raisa malah memaki dan marah pada Camelia di dalam hatinya.

Di tengah acara, Keanu mengajak semua orang bersulang untuk kelulusan anak angkatnya itu.

Harusnya dari sini saja Raisa sadar, meski dia anak angkat. Tapi Keanu dan Vania selalu memperlakukannya dengan baik. Bahkan seperti anak sendiri. Sayangnya Keanu dan Vania memang tidak seberuntung itu. Mereka sungguh tidak beruntung, karena sebentar lagi. Kebaikan mereka, sungguh akan dibalas dengan sangat keji oleh Raisa.

Dan di tengah acara bersulang itu, Olivia dan Farhan ayah Rayyan. Mengumumkan juga sesuatu.

"Tahun ini Raisa yang lulus dan bekerja di rumah sakit Danuwirya. Tahun depan, kebahagiaan besar juga akan kita berdua rasakan dokter Keanu. Seperti yang sudah kita sepakati. Setelah Camelia lulus, maka kedua anak kita akan segera menikah. Tahun depan, Camelia tidak akan lagi panggil aku paman. Tapi ayah, benarkan Camelia?" tanya Farhan, ayah Rayyan yang juga sangat menyukai Camelia seperti istrinya Olivia.

Wajah Camelia memerah, gadis itu bersembunyi di belakang Vania malu-malu. Membuat Rayyan semakin gemas saja pada tingkah Camelia yang seperti itu.

Sementara Raisa lagi-lagi dibuat emosi. Ini adalah malamnya, kenapa semua perhatian justru kembali beralih pada Camelia.

Tapi kemudian mata Raisa melebar.

'Tidak! mereka akan menikah? tidak! aku tidak bisa membiarkan mereka menikah! jika mereka menikah, aku tidak akan pernah bisa bersama dengan kak Rayyan. Tidak! aku harus melakukan sesuatu! kak Rayyan tidak boleh menikah dengan wanita lain. Yang bisa menikah dengan kak Rayyan hanya aku! hanya aku!' batin Raisa yang sudah kehilangan akalnya.

***

Bersambung...