NovelToon NovelToon
Dua Akad Satu Cinta

Dua Akad Satu Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Poligami / Penyesalan Suami / Konflik etika / Tamat
Popularitas:333.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Tiga Tahun berumah tangga, Amanda merasa bahwa pernikahannya benar-benar bahagia, tapi semua berubah saat ia bertemu Yuni, sahabat lamanya.

Pertemuan dengan Yuni, membawa Amanda pergi ke rumah tempat Yuni tinggal, dimana dia bisa melihat foto pernikahan Yuni yang bersama dengan pria yang Amanda panggil suami.

Ternyata Yuni sudah menikah lima tahun dengan suaminya, hancur, Amanda menyadari bahwa dia ternyata adalah madu dari sahabatnya sendiri, apakah yang akan Amanda lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sepuluh

Setelah yakin suaminya telah pergi, Amanda baru keluar dari persembunyian. Dia lalu berdiri dan berjalan mendekati Yuni. Nathan tampak sedang makan dengan lahap tampa tahu perasaan bundanya sedang sedih.

Amanda mendekati Yuni yang tampak termenung. Sahabatnya itu tampak terkejut menyadari kehadirannya.

"Manda ...." Yuni baru ingat jika dia kemarin meminta Manda datang. Namun, dia tak bisa mengenalkan suaminya.

"Maaf, aku datang terlambat."

"Tak apa, yang penting kamu datang. Mana suamimu?" tanya Yuni.

Amanda menarik napas dalam saat mendengar pertanyaan sahabatnya itu. Dia tampak salah tingkah. Tersenyum tipis.

"Maaf, suamiku tak bisa datang. Masih rapat. Tadinya aku menunggunya, itulah kenapa aku telat datang."

Yuni tersenyum kecil, menutupi getir yang masih menggantung di hatinya. “Oh, begitu. Nggak apa-apa, Manda. Aku senang kamu masih sempat datang, walau tanpa suamimu.” Suaranya terdengar lembut, nyaris tak bergetar, seolah tadi tak pernah terjadi pertengkaran kecil di depan Nathan.

Amanda duduk perlahan di kursi kosong di seberang Yuni. Tatapannya sempat menelusuri wajah sahabatnya itu, ada kelelahan di sana, tapi tersamar rapi di balik riasan tipis dan senyum yang dipaksakan.

“Wah, Nathan makin ganteng aja kamu, Mak. pintar lagi,” ucap Amanda, berusaha terdengar ceria. Sengaja mengalihkan obrolan. Ia mengusap rambut bocah itu yang tengah sibuk memainkan mobil mainan barunya.

Nathan tersenyum lebar. “Iya, Tante Manda. Ini hadiah dari Bunda,” ucap Nathan bangga.

Yuni tertawa kecil. “Anak ini kalau sudah senang, nggak bisa diam. Tadi sampai nggak sabar nunggu ayahnya datang,” ujarnya dengan nada hangat, seolah-olah momen barusan benar-benar bahagia.

Amanda ikut tersenyum, tapi hatinya justru terasa sesak. Ia tahu senyum yang Yuni tunjukan bukanlah kebahagiaan, melainkan tameng. Ia terlalu mengenal Yuni, cara Yuni berbicara terlalu hati-hati, tertawanya terlalu pelan, seperti seseorang yang sedang berusaha keras agar tak terlihat retak.

“Ayah Nathan nggak di sini?” tanya Amanda, pura-pura tak tahu. Ia ingin mendengar langsung bagaimana Yuni menjawabnya.

“Tadi datang kok, Manda. Cuma sebentar, soalnya ada urusan kerja. Tapi aku senang dia sempat datang buat Nathan.”

“Syukurlah,” balas Amanda pelan, menunduk seolah menyesap teh, padahal sedang menyembunyikan matanya yang mulai berair.

Ia tahu Yuni berbohong. Dan kebohongan itu bukan karena ingin menipu, tapi karena ingin melindungi harga diri sendiri dan mungkin juga melindungi bayangan kecil tentang keluarga yang ingin terus ia yakini masih utuh.

“Aku lihat kamu sama Nathan kompak banget. Aku jadi pengin punya anak kayak dia,” ucap Amanda, mencoba menyesuaikan nada agar tetap ringan.

Yuni menatapnya lembut. “Kamu pasti akan jadi ibu yang baik, Manda. Suamimu juga pasti senang kalau kalian punya anak. Aku doakan rumah tanggamu harmonis dan bahagia,” ucapnya tulus, meski ada sesuatu di balik kata-katanya, entah doa, atau luka.

Amanda tersenyum kaku. “Iya … semoga.”

Sesaat hening. Hanya suara Nathan yang tertawa kecil karena mainannya jatuh ke lantai. Yuni menunduk membantu memungut mobil itu, lalu menatap anaknya dengan tatapan lembut yang penuh cinta, satu-satunya cinta yang masih murni dalam hidupnya.

“Kadang aku pikir,” ucap Yuni pelan tanpa menatap Amanda, “Yang paling penting itu bukan rumah tangga itu sempurna atau nggak, tapi apakah anak kita bahagia. Selama Nathan tersenyum, aku merasa semuanya baik-baik aja.”

"Maksud kamu apa?" tanya Amanda pura-pura tak paham arah ucapan sahabatnya itu.

"Terkadang seseorang bertahan dalam rumah tangga itu hanya karena adanya buah hati."

Amanda menelan ludah. Kalimat itu menamparnya pelan karena di balik ketenangan suara Yuni, ia bisa mendengar retakan yang nyaris tak terdengar.

“Uni,” ucap Amanda lirih, tapi Yuni buru-buru menepuk tangannya.

“Sudahlah, Manda. Jangan lihat aku kayak gitu,” katanya dengan senyum yang manis namun rapuh. “Kamu harus makan, nanti keburu dingin. Hari ini kan hari spesial Nathan. Aku nggak mau ada air mata di sini.”

Amanda hanya bisa mengangguk. Ia menatap sahabatnya cukup lama, wanita yang selama ini ia pikir hidupnya bahagia, ternyata sedang berjuang mempertahankan senyum di atas reruntuhan. Dia tak tahu sedalam apa luka yang berusaha disembunyikan Yuni. Apakah semua itu karena kehadirannya atau memang rumah tangga itu telah retak dari awal.

Setelah makan-makan dan mengobrol cukup lama. Amanda akhirnya pamit. Dia lalu memberikan kado yang dibeli sebelum ke restoran ini.

"Uni, maafkan aku," ucap Manda.

"Maaf untuk apa?" tanya Yuni dengan wajah heran.

"Untuk semua kesalahan yang aku lakukan. Percayalah, jika semua tak pernah aku sengaja," jawab Amanda.

"Kamu tak ada salah. Kita aja baru ketemu. Aku juga ingin bermain ke kotamu. Ingin kenalan dengan suamimu."

Amanda tak menjawab ucapan itu. Dia hanya tersenyum getir. Dia lalu memeluk Yuni. Erat, seakan ingin memberikan kekuatan. Rasa bersalah itu semakin dia rasakan.

"Aku pamit. Aku berharap kita bertemu lagi, dan dalam kisah yang berbeda," ucap Amanda. Yuni tampak makin tak mengerti dengan ucapan sahabatnya itu.

Sebelum melangkah pergi, Amanda tak lupa memeluk Nathan. Darah daging suaminya. Dengan langkah berat, akhirnya dia meninggalkan tempat itu. Dia memutuskan besok akan kembali lagi ke kota, tapi tak tahu dengan suaminya.

**

Azka baru saja sampai di kamar hotelnya. Dia menarik napas dalam. Setiap pertemuan yang dia lakukan dengan Yuni, terasa begitu berat. Dia harus berpura-pura di depan Nathan.

Azka lalu duduk dekat balkon hotel. Tadi dia menghubungi istrinya Amanda, wanita itu mengatakan akan segera sampai.

"Apakah aku harus jujur dengan Amanda, tapi aku takut dia tak terima dan meninggalkan aku," ucap Azka.

Dia begitu mencintai istrinya itu. Tak mau berpisah dengannya. Sejak awal bertemu, dia langsung jatuh cinta.

Ketika akan menikahi Amanda, Azka sempat mengatakan keinginannya untuk berpisah dengan sang istri. Namun, semua batal. Yuni mengancamnya dengan bunuh diri. Dia lalu mengurungkan niatnya. Tapi sejak hari itu perasaannya dengan istri pertamanya itu hilang menguap entah kemana.

"Amanda, aku berharap jika suatu hari kamu mengetahui kebohonganku ini, kamu bisa mengerti dan paham. Aku mencintaimu. Menikahi Yuni hanya merupakan caraku balas budi, tapi menikahimu karena memang aku mencintaimu, bahkan sangat mencintaimu!"

1
Apriyanti
terimakasih thor 🙏
Sugiharti Rusli
memang sih si Yuni mencoba berusaha karena dia merasa mertuanya mendukung nya penuh agar bisa utuh lagi bersama Azka,,,
Sugiharti Rusli
apa mereka semua ga ada yang notice yah, apa fisik si Azka tidak berubah karena penyakitnya
Sugiharti Rusli
tentang suami kamu yang masih menyimpan rahasia, itu benar sekali Yun bahkan kalo suatu saat terbuka pasti akan menimbulkan luka mendalam bagi semua
Sugiharti Rusli
entah si Azka akan bertahan sampai berapa lama dengan penyakitnya yah,,,
Sugiharti Rusli
walo sekarang mereka sudah berpisah, sepertinya itu ga jadi masalah buat Azka buat tetap mencintai Amanda dengan caranya,,,
Sugiharti Rusli
sepertinya kamu tidak usah berharap banyak Yun, karena sampai menutup mata hati si Azka sudah terpatri buat Amanda
Sugiharti Rusli
entah kalo nanti keluarganya tahu tentang hal ini yah,,,
Sugiharti Rusli
pantas saja dia sampai terpukul seperti itu saat si Amanda pergi dulu yah, karena dia selama ini menyimpan penyakitnya
Sugiharti Rusli
lho ternyata si Azka menyimpan sesuatu yang hanya Tuhan, dirinya dan dokter yang tahu penyakitnya yah ternyata
Sugiharti Rusli
memang yah mungkin kalo posisinya dibalik, mungkin banyak yang bersikap sama seperti Yuni
Sugiharti Rusli
bahkan si Yuni marah ke si Azka hanya sekedarnya saja yah, dia ga mau mengakui kalo sang suamilah yang kecintaan sama si Amanda,,,
Sugiharti Rusli
karena sedari awal yang harus disalahkan memang kamu Manda di sini bagi Yuni
Sugiharti Rusli
apa Davino yang datang, ko dia bisa tahu keberadaan Amanda di sana
Sugiharti Rusli
kalo yang melihat dari luar seperti Yuni tadi pasti juga akan suuzhon jadinya melihat adegan tadi
Sugiharti Rusli
memang seharusnya baik Amanda maupun Azka tadi sudah jaga jarak yah, karena mereka sudah bukan suami-istri lagi
Sugiharti Rusli
sepertinya jurang kesalahpahaman yang terjadi dengan Yuni akan semakin melebar
Sugiharti Rusli
walo dia katakan di pesan akan berpamit secara benar, tapi kalo orang melihatnya kan dia tidak seperti itu,,,
Sugiharti Rusli
benarkan si Amanda membuat keputusan salah yang akan dia sesali kelak sih ini,,
Sugiharti Rusli
entah apa nanti yang akan Yuni lakukan melihat pertemuan mereka yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!