Kim Sena, gadis manis berambut pendek yang kini duduk di tahun kedua SMA, tampak seperti remaja biasa. Namun di balik senyum lembutnya, ia menyembunyikan rahasia besar — dirinya adalah seorang Hunter, pemburu makhluk halus dengan peringkat atas kelima.
Mengikuti jejak sang ibu yang legendaris dan menduduki peringkat kedua, Sena bertekad melampauinya. Ia ingin menjadi Hunter terkuat, mencapai peringkat pertama yang selama ini hanya jadi impian.
Tapi jalan menuju puncak kekuatan bukanlah perjalanan mudah. Di balik setiap langkahnya, bahaya, rintangan, dan rahasia gelap dunia bawah menantinya.
Dalam perjalanan itu, Sena bertemu seekor kucing hitam di tengah hutan. tapi siapa yang akan mengira bahwa kucing itu adalah seorang dewa rubah penjaga Gunung Halla yang terkenal
Bersama dengan kucing hitamnya, perjalanan Sena menuju takdirnya pun dimulai!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Sari W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 YERIN MERAWAT SENA
Sesampainya dirumah sena, sensen dan Yerin membagi tugas agar Sena bisa dirawat dengan cepat.
Yerin diberi tugas untuk membersihkan darah di wajah dan seluruh tubuhnya, lalu mengganti baju yang telah ternoda oleh darahnya.
Sementara itu Sensen, pergi ke hutan dan kembali membawa dedaunan alami yang tumbuh disekitar gunungnya.
Dedaunan itu bisa menyembuhkan penyakit dalam dan bisa mengembalikan energi tubuh yang hilang, maka dari itu daun tersebut sering diburu oleh para manusia untuk dijadikan obat yang sangat mujarab.
Saat Yerin ingin melepaskan pakaian Sena, ia terkejut dengan apa yang ia lihat.
"Sensen! Kemarilah! Ini gawat sekali!" Teriak Yerin dengan keras dari lantai atas.
Sensen yang sedang menumbuk obat untuk Sena diruang tengah pun, segera mendatangi Yerin yang berteriak.
"Ada apa?! Kenapa kau berteriak?!" Ucap sensen yang naik kelantai atas dan berdiri didepan pintu kamar Sena.
"Lihat lah ini! Bukankah ini terlihat gawat sekali?!"
Yerin menunjuk kedua bahu Sena yang terluka dan terlihat membiru.
Sensen lalu menyentuh luka memar itu dengan kedua tangannya.
"Tusukannya sangat dalam sekali. Sudah aku katakan untuk tidak membantu hantu itu! Jika dia tidak membantu hantu itu, dia akan cepat diobati dan tidak akan sakit seperti ini! Dia memang benar benar keras kepala!" Gumam sensen menghela nafas panjang.
"Jadi luka itu kenapa sensen?!" Tanya Yerin dengan wajah khawatir.
"Dia tertusuk sesuatu dan lukanya cukup dalam." Jawab datar sensen.
"Apa?! t,tertusuk?! Kalau begitu bagaimana ini?!" Yerin sangat terkejut dan merasa sangat bingung pada Sena.
"Bagaimana jika kita bawa dia ke rumah sakit saja! Aku rasa mereka bisa menanganinya!" Usul Yerin dengan panik.
"Tidak bisa bodoh! Jika membawanya kesana orang orang pasti curiga, mengapa anak sma sepertinya mengalami luka tusukan sedalam ini. Mereka pasti akan menyelidikinya dan masalah akan semakin panjang." sangkal sensen dengan tenang.
"Untuk sekarang ganti pakaiannya dan aku akan menyelesaikan obat yang aku buat untuknya dibawah." Sensen lalu turun dan kembali melanjutkan obatnya.
"Ba, baiklah." Yerin lalu mengganti semua pakaian Sena dengan pakaian yang baru dan bersih.
Sebenarnya kau ini kenapa?! Kenapa kau tiba tiba terluka parah sampai seperti ini? Pikir Yerin seraya mengancingkan baju Sena.
Setelah Yerin selesai membersihkan tubuh Sena, sensen pun telah selesai dengan obat yang ia buat.
Sensen membaginya menjadi dua, sebagian diseduh dan sebagian lainnya ditempelkan di tempat luka memar tersebut.
"Kau minumkan ini ke mulutnya, pastikan semuanya masuk kedalam tubuhnya." Sensen memberikan Yerin secangkir obat yang ia seduh dengan air hangat.
"Baiklah." Yerin kemudian mulai menyuapi Sena menggunakan sendok, sedikit demi sedikit obat itu masuk kedalam tubuhnya.
Sensen menempelkan sebagian obat yang telah ia buat, ke luka tusukan Sena dengan hati hati.
Kemudian sensen membalutnya dengan perban, agar obat yang menempel tak meluber kemana mana.
Yerin telah selesai menyuapi Sena dengan obat hingga cangkir itu kosong.
"Sensen, apa obat ini rasanya sangat tidak enak? Terlihat jelas diwajah Sena, bahwa rasanya sangat buruk. Setiap sendok obat yang masuk ke mulutnya, dia akan mengerenyitkan mata dan alisnya." Ucap Yerin meletakan cangkir kosong disebelahnya.
"Didunia ini memangnya dimana kita bisa menemukan obat yang enak?" Jawab sensen seraya membereskan bekas obat disamping Sena.
"Benar juga, tapi aku sekarang bisa sedikit lega karena wajahnya sudah tidak pucat lagi. Saat dipunggung sensen, wajahnya terus menerus memucat dan ia terus mengeluarkan banyak darah, aku sangat takut saat itu. Tapi sekarang dia jauh lebih baik, aku jadi agak lega sekarang." Ungkap Yerin seraya menekuk kedua lututnya disebelah tempat tidur Sena.
Sensen melirik Yerin lalu memandang ke arah lain.
"Apa kau tidak penasaran, mengapa dia bisa terluka seperti itu?" Tanya sensen yang duduk disebelah Yerin.
"Tentu saja aku sangat penasaran! Bohong jika aku mengatakan tidak" Balas Yerin yang membenarkan perkataan sensen.
"Tapi aku tidak ingin mendengarnya dari sensen, aku ingin Sena sendiri yang menceritakannya padaku. Yah, meskipun aku tau dia pasti tidak akan menceritakannya karena terlalu khawatir padaku tapi, aku akan terus menunggunya sampai dia siap dan mau menceritakan semua hal yang dia alami padaku, tanpa ada lagi perasaan khawatir atau bersalah yang dia rasakan." Balas Yerin dengan senyuman dan dagu yang ia tempelkan diatas lututnya.
"Yah, aku juga tidak berniat menceritakannya padamu." Sahut sensen dengan ketus.
"Eh?! Apa sensen kesal karena aku tindak ingin mendengarnya dari sensen~?! Hahahaah, ternyata sensen benar benar tempramental rupanya" Yerin tertawa dan menari kedua pipi gemuk sensen.
"Hentikan dasar gadis bodoh!" Ronta sensen yang menyingkirkan tangan Yerin.
"Oh iya! Apa Sena akan bangun besok?" Tanya Yerin sambil melepaskan kedua tangannya dari pipi sensen.
"Tidak tau! Sepertinya akan sedikit memakan waktu untuk tubuhnya pulih kembali." Jawab sensen seraya mengusap usap kedua pipinya yang memerah.
"Begitu ya..? Kalau begitu besok pagi saat berangkat sekolah, aku akan mampir kesini untuk membawa makanan lalu setelah sekolah selesai aku akan datang lagi untuk menjenguknya." Ucap Yerin seraya melihat jam tangan miliknya.
"Setuju! Bawalah makanan yang banyak untuk kami!" Ucap sensen dengan mata berbinar.
"Baiklah. Kalau begitu aku akan pulang sekarang ini hampir larut malam, jika tidak pulang bisa bisa aku dimarahi orangtuaku." Yerin mengemasi tasnya dan memakai syal dilehernya.
"Sebelum kau pulang kemarilah." Sensen mengajak Yerin keruang tengah
Tepat dibawah televisi terdapat sebuah laci, yang isinya penuh dengan jimat pengusir mahluk yang Sena buat selama latihannya.
"Jimat? Ini mirip dengan yang Sena berikan waktu itu." Ucap Yerin yang melihat semua jimat itu.
"Ambilah satu agar kau aman karena ini sudah sangat larut, mereka jadi lebih agresif. Dan jika kau sampai dalam bahaya, pasti anak itu akan mengomeliku habis habisan tanpa henti. Memikirkannya saja sudah membuatku kesal!" Balas sensen yang tiba tiba merasa kesal.
"Hahahahah~ baiklah, aku akan membawanya. Terimakasih, aku pulang sekarang." Pamit Yerin pada sensen
"Ya." Sahut sensen dari pintu.
Yerin pun pulang dengan membawa jimat yang telah Sena buat, sedangkan sensen ia pergi tidur disamping Sena untuk berjaga jaga jika terjadi sesuatu pada Sena.