reeva dipaksa menikahi seorang pria dewasa penerus grup naratama, kehidupan reeva berubah 180°, entah kehidupan bagaimana yang akan reeva jalani.
dukung karya saya yah 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua puluh satu
Reeva mematut bayangannya di cermin, dari pagi ia mencoba semua gaun yang ia punya, namun entah mengapa ia merasa tak menemukan yang ia inginkan, yang bisa ia pakai di pernikahan rania siang ini.
"tok..tok"
Ketukan di pintu kamarnya, membuat reeva menghentikan aktivitasnya, mulutnya berdecak kesal, namun tak urung ia tetap melangkah, sebab suara ketukan itu kembali terdengar.
Buk normah berdiri di depan pintunya dengan wajah sungkan, membawa sebuah kotak besar.
"apa tuh buk?" tanya reeva dengan kening berkerut, ia memiringkan tubuhnya memberi ruang untuk buk normah masuk.
"nggak tahu neng, tadi bapak bawa, disuruh tuan antarkan ke mari"
Reeva membuka tutup kotak besar itu, mata besarnya membola indah, mulutnya terperangah takjub, tangannya mengeluarkan sebuah gaun indah berwarna ivory, dengan bahu yang terbuka sebelah, tali yang melilit indah dibahu sebelah kiri terlihat sangat indah, aksen tali yang menjuntai di bahu sebelah kiri, gaun dengan mode asimetris dengan belahan sampai lutut, sungguh terlihat indah dan elegan, mata reeva melirik, di dalam kotak masih ada sebuah kotak kecil yang tidak reeva perhatikan tadi, hati-hati reeva meletakkan gaun indah dari designer terkenal indonesia itu, ke atas tempat tidurnya, reeva mengambil kotak kecil itu dan membukanya hati-hati. Mata reeva membelalak takjub, seperangkat perhiasan minimalis, namun terbuat dari berlian, lengkap dari kalung, anting, gelang dan cincin. Terdengar decakan kekaguman dari buk normah yang ternyata masih ada di dalam kamar reeva.
"mari saya bantu neng" buk normah menawarkan bantuan dan reeva mengangguk setuju.
Reeva mematut bayangannya di cermin, bajunya yang slim, terlihat begitu pas di pinggangnya yang ramping, kulit bahu reeva yang putih mulus, terekspos indah dengan garis bahunya yang cantik, gaun itu seakan-akan memang dibuat untuk dirinya, reeva terlihat sangat cantik, dan buk normah tak henti-hentinya memuji istri majikannya itu yang tersipu malu, riasan yang reeva sapukan ke wajahnya, membuat wajah reeva terlihat cantik luar biasa, belum lagi perhiasan yang melekat di tubuh mungilnya, membuatnya terlihat mahal dan tidak berlebihan,
"neng reeva cantik banget, luar biasa, sumpah neng, ibu aja jatuh cinta melihat kecantikan neng reeva" puji buk normah tak henti, reeva hanya tersenyum malu, pipinya yang merona menambah kecantikannya,
"ayo neng, kita turun, tuan birru sudah menunggu di bawah"
"iyakah buk?" tanya reeva membelalakkan matanya, tak percaya.
"astaga, mudah-mudahan dia nggak marah dan nggak bosan menungguku" ucap reeva risau,menyorongkan kakinya ke sepatu heels tinggi 7 cm yang buk normah sodorkan ke kakinya.
"sempurna.." puji bu normah lagi seraya memamerkan kedua ibu jarinya.
"terima kasih buk normah" ujar reeva tulus dengan senyum sumringahnya.
Reeva melangkah anggun dengan hati-hati, ia mengangkat gaunnya sedikit, agar tidak terpijak, sebelah tangannya membawa tas tangan bertaburan permata swarovski, reeva menuruni undakan demi undakan tangga, detak sepatunya terdengar nyaring, birru yang berada di ruang keluarga menunggu reeva, menoleh ke arah suara sepatu yang berdetak nyaring di lantai.
Mata elangnya yang berwarna abu-abu itu menatap reeva takjub, mulutnya terperangah tak percaya, reeva terlihat sangat..sangat cantik. Birru menelan salivanya yang mendadak tercekat di tenggorokan. Matanya itu masih mengamati reeva, hingga gadis itu berdiri di hadapannya. Wajah reeva bersemu merah, senyumnya terlihat malu-malu.
"jelek yah?" tanyanya setengah berbisik, mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah langit yang masih terpukau.
Birru berdehem, memecah keheningan kegugupan dan keterpanaannya
"nggak kok, cantik banget malah" suara birru terdengar sedikit parau, birru sedang sibuk menenangkan jantungnya yang mendadak berdegub lebih kencang, birru berpura-pura sibuk merapikan pakaiannya yang memang sudah rapi.
Pria itu memakai jas berwarna beige, namun tampilannya tidak terlalu terlihat resmi, di dalam jasnya birru memakai kemeja dengan warna serupa dengan gaun reeva, jasnya tidak di kancing sempurna, celana panjang yang birru kenakan juga berwarna beige, membuat pria itu terlihat maskulin namun tampan maksimal, rambut birru yang disisir rapi kebelakang, membuat potongan rambut undercutnya terlihat sangat sempurna. bola mata birru yang abu-abu dengan rahang tegas dan hidung yang tinggi, reeva akui suaminya memang sangat tampan.
"kita berangkat sekarang?" tanya birru memecah keheningan, reeva mengangguk mantap, dengan santai ia menyahut
"let's gooo..."
Birru tersenyum, tampilan istrinya saat ini, sebenarnya sangat, sangat tidak cocok dengan kepribadian absurdnya.
Suasana di halaman rumah orangtua reeva terlihat mulai ramai pengunjung, tenda berwarna ungu dari vendor penyedia WO, mendominasi suasana pesta rania, reeva tahu warna itu adalah warna favorit rania. Reeva turun dari mobil hati-hati, dengan dituntun birru turun dari mobil , penampilan birru dan reeva menyita perhatian tamu yang mulai ramai hadir.
Pak danu tergopoh-gopoh menyambut, dengan wajah sumringahnya, kepalanya mengangguk hormat ke arah birru yang mengaitkan tangan reeva ke lengannya.
"saya pikir, tuan birru nggak bisa hadir!, dan mana reeva?" mata tua itu mencari sosok putrinya yang berdiri di samping birru, pak danu tidak mengenali reeva sama sekali, reeva mengerjabkan matanya tak percaya, ia tak menduga sama sekali, ayahnya sampai tak mengenalinya lagi.
"ayah!.."panggil reeva sedikit keras, bunyi musik dari sound system itu sangat memekakkan telinga.
"ini reeva.." reeva melangkah, mendekati ayahnya dan meraih tangan tua itu, mencium takzim punggung tangannya.
"reeva.." ucap pak danu tak percaya, matanya mengamati reeva penuh selidik, mulutnya terperangah tak percaya, wanita sangat cantik yang di gandeng birru tadi adalah putri bungsunya. Tadi ia sempat berpikiran buruk kepada menantunya itu, yang datang kepesta keluarganya membawa wanita lain.
"reeva..." pak danu memeluk hangat putrinya,
"kamu cantik sekali nak"
Reeva hanya tersenyum dalam pelukan ayahnya,
"mana ibu?, nia dan mas arka sudah akad?"
"sudah.." sahut ayahnya pendek, mata tuanya terlihat berkaca-kaca, ada sorot bangga dan kagum di mata itu.
"siapa mas?" wanita paruh baya yang memakai kebaya berwarna sage, terlihat sangat anggun berjalan ke arah mereka.
"reeva dek..." sahut pak danu bangga, bu nila yang melangkah anggun terlihat memicingkan matanya, ada keterkejutan di wajah cantik ibunya reeva itu.
"ibu..." reeva menyambar tangan ibunya, mencium hormat punggung tangan bu nila, wanita paruh baya, yang masih terlihat cantik itu tersenyum anggun, memeluk putrinya hangat.
"kamu cantik ree.."
Ucapan singkat ibunya membuat hati reeva membuncah indah, sebuah kalimat langka yang tidak pernah reeva dapatkan dulu, sebuah kalimat validasi yang sangat ia butuhkan, kalimat yang membuatnya minder dan insecure luar biasa karena tak pernah mendapatkannya.
"masuk ree, birru, kita ke dalam rumah saja, kalau kalian duduk di luar, nanti tamu-tamu nggak sempat makan, cuman ngelihatin kalian aja" bisik bu nila mengajak reeva dan birru masuk, tangannya menghela tangan putrinya yang menurut. pandangan birru mengitari sekitarnya, dan memang benar, semua mata tertuju ke arah mereka dan tidak sedikit yang mulai berbisik-bisik.
"ayo masuk tuan birru.." birru tersentak, melihat ke arah ayah mertuanya yang mempersilahkannya untuk masuk ke rumah,
"jangan panggil tuan, pak danu, andakan ayah mertua saya" sahut birru lembut, namun tak urung ia tetap melangkah mengikuti arahan ayah mertuanya itu. Pak danu yang terkejut mendengar ucapan birru terlihat tersenyum senang.
"reeva mau ketemu nia buk" pinta reeva begitu mereka duduk tenang di sofa ruang keluarga mereka,
"ayoo..." ajak bu nila menarik tangan putri bungsunya, mengajak ke kamar rania dan reeva dulu.
"birru, kamu tunggu di sini saja dengan ayah yah" perintah bu nila walau lembut namun terdengar sangat tegas penuh penekanan, birru hanya mengangguk dan duduk tenang di sofa, di temani pak danu yang terlihat canggung.
"uang memang bisa merubah segalanya yah" ujar bu nila lirih, lebih seperti berbisik ke dirinya sendiri. Reeva menoleh, keningnya berkerut,
"ibu ngomong sesuatu?"
Kepala bu nila menggeleng pelan, namun senyumnya terlihat indah,
"kamu beruntung ree, kamu semakin cantik, dan baik-baiklah pada suamimu, birru"
"pasti bu..." sahut reeva singkat, langkahnya berhenti di depan pintu kamar, tangannya membuka pintu dengan hati-hati.
Di dalam kamar, terlihat rania sedang berhias dengan bantuan MUA yang juga meriasnya dulu,
"nia..." panggil reeva antusias, rania menoleh matanya terlihat mengamati reeva dengan tatapan heran dan penuh selidik. Tiba-tiba wajahnya berubah cerah.
"reee...." teriaknya riang, "kemari...!"panggilnya melambaikan tangannya, rania memakai baju adat minang, adat keluarga mas arka, sunting yang berada di kepalanya pasti berat, sehingga gadis itu hanya melambaikan tangannya memanggil adiknya untuk mendekatinya.
"ihhhhh, kamu cantik banget ree, luar biasa. Kamu kek artis deh ree, ya ampun, kamu cantik banget"puji rania tak henti menatap kagum adiknya yang memeluknya dari belakang.
"aku kangen.." bisik reeva, menatap pantulan mereka di cermin, reeva tak mau sombong, ternyata di samping rania, ia tak kalah cantik. Lebih cantik malah..!
Senyum reeva mengembang indah, menatap pantulannya di cermin.
'ree...kamu cantik' batinnya dalam hati, dengan bangga.
Bersambung...