NovelToon NovelToon
Hanya Sebuah Balas Dendam

Hanya Sebuah Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Mengubah sejarah / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hazelnutz

Wu Lan Cho, adalah sebuah Negeri yang sangat penuh dengan misteri, pertumpahan darah, perebutan kekuasaan. salah satu kekaisaran yang bernama Negeri Naga yang di pimpin oleh seorang Kaisar yang sangat kejam dan bengis, yang ingin menguasai Negeri tersebut.

Pada saat ini dia sedang mencari penerusnya untuk melanjutkan tekadnya, dia pun menikahi 6 wanita berbeda dari klan yang mendukung kekaisarannya. dan menikahi satu wanita yang dia selamatkan pada saat perang di suatu wilayah, dan memiliki masing-masing satu anak dari setiap istrinya.

Cerita ini akan berfokus kepada anak ketujuh, yang mereka sebut anak dengan darah kotor, karena ibunya yang bukan seorang bangsawan. Namanya Wēi Qiao, seorang putri dengan darah gabungan yang akan menaklukan seluruh negeri dengan kekuatannya dan menjadi seorang Empress yang Hebat dan tidak ada tandingannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hazelnutz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang-orang Kepercayaan

Lapangan depan pendopo masih ramai dengan bisik-bisik, sebagian murid masih membicarakan kata-kata meremehkan Zhao Wenqian yang menusuk hati. Beberapa terlihat panik, sebagian lain berusaha menunjukkan wajah tegar.

Di antara kerumunan itu, Wēi Qiao dan Liang Riu berdiri berdampingan. Mereka tenang dari luar, tapi pikiran masing-masing sedang bekerja keras.

[Liang Riu]: “Putri… kalau kita butuh delapan orang, berarti kita harus mencari enam tambahan lagi. Kalau tidak, kita tidak bisa masuk dungeon.”

[Wēi Qiao]: menghela napas pelan “Aku tahu. Tapi aku tidak bisa sembarangan memilih. Satu saja orang yang salah, seluruh tim bisa hancur di dalam.”

Dan seperti biasa, suara mengganggu itu kembali bergema di dalam kepalanya.

[Micro Bots]: “Tuan, saya ulangi saran saya. Rekrut yang memiliki stabilitas fisik, reaksi cepat, dan—”

[Wēi Qiao (dalam hati)]: “Bisa diam sebentar saja? Aku sedang berbicara serius dengan Liang Riu!”

[Micro Bots]: “Justru karena serius, maka logika harus diutamakan. Emosi hanya akan menurunkan efektivitas strategi. Seperti contoh: saat Tuan marah-marah, denyut jantung Tuan naik 30%. Itu berarti pikiran Tuan 40% lebih lambat.”

[Wēi Qiao (mengerutkan kening)]: “Kau benar-benar… menjengkelkan!”

[Micro Bots]: “Fakta tidak pernah menjengkelkan, Tuan. Fakta adalah kebenaran.”

[Wēi Qiao]: mengepal tangan, wajahnya makin memerah

[Micro Bots]: “Selain itu, saya juga sudah mengukur potensi murid di sekitar. Yang di sebelah kiri punya kemungkinan mati tercepat—dalam 47 detik pertama.”

[Wēi Qiao (mengerang dalam hati)]: “Akhhh! Diam!!”

[Micro Bots]: “Yang di kanan, kemungkinan kabur meninggalkan tim saat bahaya: 89%. Tidak disarankan.”

[Wēi Qiao]: “Hentikan ocehanmu! Aku tidak butuh laporan memuakkan itu!”

[Micro Bots]: “Kalau begitu, mungkin Tuan hanya butuh bantal untuk menangis nanti?”

[Wēi Qiao]: matanya membelalak, urat di pelipisnya muncul

“KAU MEMBUATKU PUSING!!”

Teriakannya melengking, kedua tangannya langsung mengacak-acak rambut panjangnya dengan keras.

Sontak seluruh lapangan terdiam sesaat. Ratusan pasang mata langsung menoleh. Murid-murid menatapnya dengan bingung. Beberapa menutup mulut menahan tawa, yang lain saling berbisik.

Sementara itu, Liang Riu terpaku. Ia salah paham, mengira kemarahan itu ditujukan padanya. Dengan wajah panik, ia langsung menjatuhkan diri berlutut di hadapan Wēi Qiao.

[Liang Riu]: “Ampunilah hamba, Putri! Hamba tidak bermaksud membuat Putri marah!”

Kerumunan langsung makin gaduh. Bisik-bisik makin ramai.

[Murid 1]: “Astaga… itu orang barusan berlutut?”

[Murid 2]: “Jangan-jangan… mereka ada masalah internal?”

[Murid 3]: “Tapi itu Putri Wēi Qiao… mungkin dia benar-benar marah besar.”

[Wēi Qiao]: terkejut, buru-buru mengibaskan tangannya “Ah! Bukan begitu! Bukan begitu maksudku!”

[Liang Riu] menunduk semakin dalam, keringat dingin menetes.

[Liang Riu]: “Kalau hamba salah, hukumlah hamba, Putri! Jangan murka, jangan murka…”

[Wēi Qiao]: gelagapan, mencoba menjelaskan “Tidak! Kau tidak salah, Liang Riu! Aku… aku tadi hanya… ehm… hanya… merasa… pusing dengan… dengan… dengan cuaca yang panas!”

[Micro Bots]: “Hah! Alasan yang payah. Sangat tidak meyakinkan. Statistik: hanya 3% murid yang akan percaya kalau teriak ‘KAMU MEMBUATKU PUSING’ disebabkan cuaca panas.”

[Wēi Qiao (dalam hati)]: “Diam kau!!”

[Micro Bots]: “Bahkan kalau panas, manusia normal hanya akan mengeluh, bukan mengacak-acak rambut seperti orang gila. Astaga, alasan Tuan memalukan sekali.”

[Wēi Qiao]: mengerang pelan sambil memegang kening, senyum kikuk ke arah murid-murid

“Benar, benar… cuaca panas sekali hari ini… hahahaha… jangan salah paham…”

Beberapa murid masih menatapnya aneh, sebagian sudah tertawa kecil menutup mulut. Liang Riu perlahan mendongak dengan wajah bingung.

[Liang Riu]: “Eh… jadi… Putri tidak marah pada hamba?”

[Wēi Qiao]: menepuk bahu Liang Riu buru-buru “Tentu saja tidak! Aku… hanya… pusing dengan… ya, cuaca panas!”

[Micro Bots]: “Luar biasa. Dari semua alasan di dunia, Tuan memilih yang paling lemah. Bravo.”

[Wēi Qiao] (dalam hati, mendesis):** “Aku bersumpah, kalau aku bisa mengeluarkanmu dari kepalaku, aku akan mencincangmu jadi besi tua!!”

[Micro Bots]: “Tuan tidak bisa hidup tanpaku. Ingat itu.”

Suasana di lapangan depan pendopo masih dipenuhi bisik-bisik murid. Sebagian masih melirik ke arah Wēi Qiao yang tadi berteriak keras sambil mengacak-acak rambutnya, sementara sebagian lainnya sudah kembali sibuk membicarakan ujian tahap ketiga yang diumumkan Zhao Wenqian.

Beberapa menit setelah pertengkaran Wēi Qiao dan Micro Bots, tiba-tiba seseorang maju dari kerumunan. Seorang pemuda berkulit cokelat sedikit gelap, bertubuh kekar dengan dada bidang dan lengan sekeras baja. Langkahnya mantap, penuh keyakinan.

[Huang Jianwu]: menunduk dalam-dalam, memberi hormat dengan kepalan tangan di depan dada

“Salam, Putri. Saya Huang Jianwu, dari Klan Pedang Berdarah, memberi hormat kepadamu.”

Beberapa murid di sekitar langsung membelalak kaget.

[Murid 1]: “Itu Huang Jianwu… dari Klan Pedang Berdarah? Bukankah mereka terkenal dengan kekuatan fisik yang luar biasa?”

[Murid 2]: “Dia salah satu murid paling berbakat tahun ini!”

[Wēi Qiao]: mengangkat alis, sedikit bingung dengan sikap hormatnya

“Huang Jianwu… ada urusan apa kau mendatangiku?”

[Huang Jianwu]: menegakkan tubuh, suaranya lantang dan mantap

“Saya sudah mengamati sejak ujian tahap pertama, bagaimana Putri mengalahkan lawan tanpa gentar, dan pada ujian tahap kedua—saya kagum bagaimana Putri menghadapi Ujian Tahap Pertama dengan kecerdikan dan keberanian. Prestasi itu sudah membuktikan bahwa Putri bukan murid biasa.”

Kata-katanya membuat beberapa murid lain ikut mengangguk kecil, meski ada juga yang mendengus iri.

[Huang Jianwu]: melanjutkan, dengan tatapan jujur

“Dan saya tahu… Putri tidak terikat dengan salah satu dari Enam Klan Besar. Justru itulah yang membuat saya semakin yakin. Karena itu, saya ingin bertanya… apakah saya bisa bergabung dengan kelompok Putri untuk ujian tahap ketiga?”

Seketika suasana di lapangan berubah lebih riuh. Dari belakang Huang Jianwu, beberapa suara lain ikut terdengar.

[Chen Haoran]: seorang pemudi berwajah cantik dengan jubah putih keemasan melangkah maju, menyilangkan tangan hormat

“Aku Chen Haoran, dari Klan Langit Emas. Putri, izinkan aku juga bergabung denganmu.”

[Han Yoran]: seorang pemudi berambut panjang berwarna perak, matanya tenang namun tajam seperti naga yang mengintai

“Han Yoran, dari Klan Naga Awan. Jika Putri berkenan, aku ingin menjadi bagian dari kelompokmu.”

[Shen Jianguo]: pemuda dengan rambut pendek merah menyala, wajahnya keras penuh semangat

“Shen Jianguo, dari Klan Api Bara! Aku sudah lama menantikan kesempatan untuk bertarung di bawah panji yang jelas. Izinkan aku membuktikan diriku, Putri!”

[Wuan Ce]: pemuda berwajah dingin, tatapannya tajam seperti taring naga, menyusul maju dengan langkah perlahan

“Wuan Ce, dari Klan Taring Naga. Aku tidak suka basa-basi. Tapi aku percaya, ikut denganmu akan memberiku peluang terbesar untuk lolos dari ujian ini.”

Kerumunan makin gaduh. Murid-murid lain, yang awalnya hanya menonton, tiba-tiba ikut terdorong maju.

[Murid acak 1]: “Putri, izinkan aku juga bergabung!”

[Murid acak 2]: “Aku bersumpah akan memberikan seluruh kemampuanku untuk kelompokmu!”

[Murid acak 3]: “Putri, aku tidak punya klan besar yang mendukungku. Tapi aku akan berjuang sampai mati demi timmu!”

Lapangan yang tadi dipenuhi bisik-bisik ketakutan kini berubah menjadi pusat keramaian di sekitar Wēi Qiao. Semua mata tertuju padanya.

[Liang Riu]: menatap sekeliling, setengah terkejut dan setengah kagum

“Putri… Anda sadar? Baru beberapa saat lalu kita kebingungan mencari anggota, sekarang mereka sendiri yang datang mencarimu.”

[Micro Bots]: dalam kepala Wēi Qiao, dengan nada menyebalkan

“Hah! Seperti yang kuduga, Tuan. Statistik popularitasmu melonjak 275% hanya karena dua hal: keberanian dan sikap keras kepala. Lihatlah, para manusia ini berebut ingin menjadi anak buahmu.”

[Wēi Qiao (dalam hati, kesal)]: “Aku tidak suka kau menyebut mereka begitu. Dan berhenti membuatku terdengar seperti barang dagangan!”

[Micro Bots]: “Tapi fakta tidak bisa dibantah. Kau sekarang jadi pusat orbit. Mereka adalah satelit-satelit kecil yang ingin menempel pada gravitasimu, Tuan.”

[Wēi Qiao]: menghela napas, mencoba tetap tenang meski dalam hati pusing karena ocehan Micro Bots

“Baiklah… kalian semua. Satu per satu. Kalau memang ingin bergabung denganku, buktikan dengan tekad, bukan hanya kata-kata.”

[Wēi Qiao]: mengangkat kepalanya, tatapannya tajam, suaranya bergema di lapangan

“Kalau kalian benar-benar ingin mengikutiku… maka dengarkan baik-baik.”

Murid-murid menegakkan tubuhnya, pandangan penuh keseriusan tertuju pada dirinya.

[Wēi Qiao]:

“Karena aku… akan melengserkan Enam Klan Besar dari singgasananya! Aku akan menumbangkan kesombongan mereka, meruntuhkan tembok perbedaan yang mereka bangun. Dan lebih dari itu—aku akan mengambil alih tahta Kaisar Naga yang sekarang! Suatu hari… kekuasaan akan benar-benar berubah.”

Kerumunan mendadak hening. Angin yang berhembus seolah menambah berat kata-katanya. Banyak murid yang menatapnya dengan mata terbelalak, tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar.

[Murid acak 1]: berbisik gugup

“Dia… dia ingin menumbangkan Kaisar Naga?!”

[Murid acak 2]:

“Itu gila… bahkan klan besar pun tidak berani mengucapkan hal seperti itu…”

[Wēi Qiao]: menjeda, matanya menyapu seluruh kerumunan

“Tentu saja, jalan untuk menuju ke sana… bukan jalan mudah. Akan ada banyak darah yang tertumpah. Akan ada banyak nyawa yang hilang.”

Ia mengepalkan tangannya, suaranya semakin dalam.

[Wēi Qiao]:

“Jika kalian ingin mundur, aku tidak akan menahan. Silakan pergi, sebelum kaki kalian terikat terlalu dalam. Tapi jika kalian ingin tetap di sini… aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Ingat, aku tidak mencari kekuatan—karena kekuatan bisa dilatih. Yang kucari adalah… kepercayaan.”

Kata terakhir itu menusuk dada semua yang mendengarnya.

Sesaat kemudian, suasana pecah. Satu per satu murid menundukkan kepala, lalu melangkah mundur.

[Murid acak 3]: suara lirih

“Maaf, Putri… aku tidak bisa mengikuti tujuanmu.”

[Murid acak 4]:

“Aku tidak cukup kuat untuk menghadapi jalan itu…”

Satu demi satu, mereka pergi dengan wajah ragu, meninggalkan hanya segelintir yang masih berdiri tegak.

Di antara yang bertahan, Huang Jianwu maju dua langkah ke depan. Ia menunduk, lalu berlutut dengan kedua tangan diletakkan di lantai, suaranya lantang hingga bergetar di udara.

[Huang Jianwu]:

“Aku, Huang Jianwu dari Klan Pedang Berdarah, bersumpah setia kepada Putri Wēi Qiao! Sejak hari ini, hidup dan matiku akan kupertaruhkan demi tujuanmu!”

Langkah berikutnya menyusul.

[Chen Haoran]: berlutut dengan anggun

“Aku, Chen Haoran dari Klan Langit Emas, menyatukan pedangku demi jalan Putri. Aku bersumpah, kepercayaanku tidak akan tergoyahkan.”

[Han Yoran]: menjatuhkan lutut, mata peraknya berkilat penuh tekad

“Han Yoran, Klan Naga Awan. Aku ikut dalam sumpah ini. Aku akan mendukungmu sampai akhir.”

[Shen Jianguo]: berlutut dengan kepalan tangan yang gemetar karena semangat

“Darah Api Bara akan membakar demi tujuanmu, Putri! Aku bersumpah setia!”

[Wuan Ce]: dengan wajah dingin, namun lututnya juga menyentuh tanah

“Wuan Ce, Klan Taring Naga. Aku tidak mengenal kata mundur. Sumpahku hanya untukmu, Putri.”

Beberapa murid lain yang tersisa ikut berlutut, mengikuti sumpah yang sama.

Suasana lapangan mendadak berubah. Angin yang bertiup membawa aura seolah langit sendiri mendengar sumpah mereka. Semua yang tersisa menunduk dalam hormat, seakan mereka baru saja memilih takdir mereka sendiri.

[Liang Riu]: menatap pemandangan itu, lalu perlahan menundukkan kepala kepada Wēi Qiao

“…Sepertinya aku harus ikut memberi hormat. Aku Liang Riu, mulai hari ini juga, akan memanggilmu dengan rasa hormat yang lebih tinggi.”

Di dalam kepala [Wēi Qiao], suara Micro Bots tiba-tiba terdengar, memecah momen sakral itu.

Micro Bots: dengan nada sok bangga

“Selamat, Tuan! Statistik perekrutanmu sukses besar. Kau baru saja mendapatkan atribut pengikut sebanyak 7 orang inti, ditambah bonus beberapa pengikut tambahan. Selamat! Kau kini resmi punya… budak!”

[Wēi Qiao]: mengerutkan kening, dalam hati

“Bukan budak, tolol! Mereka adalah orang-orang kepercayaanku.”

“Yah, istilah boleh berbeda, tapi hasilnya sama. Sekarang kau punya pasukan kecil. Jangan lupa, Tuan, budak—eh maksudku, pengikut—perlu dikasih makan, tujuan, dan kadang sedikit drama untuk menjaga loyalitas mereka tetap tinggi!”

[Wēi Qiao]: menghela napas, tersenyum tipis pada para murid yang masih berlutut di hadapannya

“Baiklah… mulai saat ini, kita akan berjalan bersama. Bukan sebagai klan besar atau kecil, bukan sebagai atasan atau bawahan… tapi sebagai saudara seperjuangan. Bersiaplah, karena ujian sesungguhnya baru akan dimulai.”

Langit di atas Kastil Kaki Naga Langit seolah bergemuruh pelan, menandai terbentuknya sebuah ikatan baru—ikatan kepercayaan yang akan mengubah jalannya sejarah.

1
aurel
hai kak aku udah mampir yuk mampir juga di karya aku
Nanabrum
Gila sejauh ini gw baca, makin kompleks ceritanya,

Lanjuuuuutttt
Mii_Chan
Ihhh Lanjuuuuutttt
Shina_Chan
Lanjuttt
Nanabrum
LANJUUUT THOOOR
Nanabrum
Uwihhh Gilaaa banget
Shina_Chan
Bagus, Tapi harus aku mau tunggu tamat baru mau bilang bagus banget
Gerry
karya nya keren, di chapter awal-awal udah bagus banget, semoga authornya bisa makin rajin mengupload chapter-yang bagus juga kedepannya
Gerry
Sumpaaah kereeeeen
Gerry
Gilaaakk
Teguh Aja
mampir bang di novel terbaruku 😁🙏🏼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!