NovelToon NovelToon
Kepincut Ustadz Muda: Drama & Chill

Kepincut Ustadz Muda: Drama & Chill

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Enemy to Lovers
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayusekarrahayu

Maya, anak sulung yang doyan dugem, nongkrong, dan bikin drama, nggak pernah nyangka hidupnya bakal “dipaksa” masuk dunia yang lebih tertib—katanya sih biar lebih bermanfaat.

Di tengah semua aturan baru dan rutinitas yang bikin pusing, Maya ketemu Azzam. Kalem, dan selalu bikin Maya kesal… tapi entah kenapa juga bikin penasaran.

Satu anak pembangkang, satu calon ustadz muda. Awalnya kayak clash TikTok hits vs playlist tilawah, tapi justru momen receh dan salah paham kocak bikin hari-hari Maya nggak pernah boring.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayusekarrahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 Dewi Mars turun ke Dapur

Maya berdiri setengah kursi, dengan wajah penuh harapan. “Jadi kapan, Ustadz? Hari ini? Besok? Saya bisa siap-siap sekarang, nggak usah sarapan juga nggak apa-apa. Tiket travel nanti saya yang beli sendiri deh, biar nggak nyusahin pesantren.”

"Duduk!” suara Azzam naik.

Maya terlonjak, lalu duduk lagi dengan senyum lebar. “Hehe, maaf Ustadz. Saya terlalu bahagia.”

Azzam menghela napas panjang, memijat pelipis. “Bukan dipulangkan beneran. Maksud saya, kamu akan dapat hukuman supaya jera. Biar kamu ngerti konsekuensinya.”

Maya langsung cemberut, wajahnya berubah secepat lampu kedip. “Ih, saya kira beneran. Ustadz PHP banget, tau nggak? Baru juga saya bersemangat hidup lagi.”

“Mulai besok, kamu bantu di dapur. Cuci piring dan bersih-bersih seminggu penuh.”

Maya terlonjak kaget. “Whattt?! Cuci piring?! Ustadz, tangan halus saya ini diciptakan untuk menulis karya besar, bukan pegang spons busa! Kalau kuku saya rusak, siapa yang mau jadi saksi bisu keindahan dunia ini coba?!”, Maya terlihat meratapi kuku-kuku indahnya.

Azzam menatapnya tanpa ekspresi. “Maya.”

Maya langsung duduk kembali, bibirnya maju satu senti. Diam-diam mencebik kesal, lalu menghela napas panjang.

“Yaudah deh… seminggu cuci piring. Tapi catat, kalau nanti piring-piring itu kinclong kayak kaca, itu bukan karena sabunnya. Itu karena hati saya yang tulus, meski penuh luka batin,” Ucapnya dramatis.

Azzam memejamkan mata sejenak, lalu membuka kembali dengan tatapan lelah. “Kalau ngomong nggak usah berlebihan begitu, Maya. Ini dapur, bukan panggung drama.”

Maya mendesah panjang, lalu menatap Azzam penuh protes. “Tapi Ustadz, apa Ustadz nggak kasihan sama saya? saya ini bunga asrama loh, harusnya disiram kasih sayang, bukan disiram air cucian piring.”

Azzam mengangkat alis. “Bunga? Kayaknya lebih cocok kaktus. Keras kepala, banyak durinya.”

Maya ternganga. “Hah?! Kaktus? Ustadz tega banget. Harusnya saya itu mawar merah yang merekah indah—”

“—dan berduri,” potong Azzam cepat, kali ini dengan nada setengah menahan tawa.

Maya langsung cemberut, tangannya terlipat di dada. “Ih, Ustadz jahat. Kalau saya mogok gimana? Kalau saya kabur ke luar pesantren terus jadi penyanyi dangdut keliling, Ustadz nggak akan nyesel?”

Azzam menatapnya lama. “Kalau kamu berusaha kabur lagi, saya sendiri yang akan antar ke panggungnya. Biar saya yang jadi MC pembukanya.”

Maya terdiam, tidak menyangka balasan setajam itu. Lalu dia mendengus, pura-pura kesal. “Yasudah! Liat aja nanti, seminggu ini dapur bakalan menjadi saksi bisu penderitaan seorang gadis penuh cita-cita yang harus mengorbankan tangannya yang mulia demi busa sabun murahan.”

Azzam berdiri, menatap Maya singkat. “Bagus. Semoga seminggu ini cukup untuk membuat kamu sadar. Sekarang sana, sarapan dulu sebelum hukuman dimulai.”

Maya langsung berdiri dengan gaya berlebihan, bak aktris sinetron terkenal. “oke, Tuan Pengadil Kehidupan. Saya terima hukuman ini… tapi jangan salahkan kalau piring-piring itu nanti jatuh cinta sama saya.”

Azzam hanya bisa menghela napas, menahan senyum yang hampir saja lolos dari bibirnya. Tak menunggu lama ia mulai mengajak Maya untuk menjalani hukuman nya.

Azzam berjalan di depan, Maya mengikuti dengan langkah malas sambil menyeret sandal. Sesampainya di dapur, suara berisik panci dan piring terdengar riuh. Bau bawang goreng bercampur sabun cuci piring menyeruak.

Di sudut ruangan, ada Putri dan Rita, dua kakak kelas yang memang sejak awal tidak menyukai Maya. Begitu melihat Azzam datang bersama Maya, mereka saling lempar senyum penuh arti.

“Assalamualaikum,” Azzam menyapa singkat.

“Waalaikumussalam, Ustadz,” jawab Putri dan Rita hampir bersamaan, lalu melirik ke arah Maya dengan tatapan puas.

Mereka memperhatikan Maya dengan teliti dari ujung rambut hingga ujung kaki nya. Membuat Maya merasa risih seketika.

Azzam menoleh ke arah Maya. “Mulai hari ini, Maya akan bantu di dapur seminggu penuh. Jadi setiap sebelum kelas dimulai pastikan dia menjalankan kewajiban nya, saya minta kalian berdua bimbing dia".

Putri pura-pura sopan. “Siap, Ustadz. Dengan senang hati.”

Rita ikut mengangguk, senyumnya licik.

“Bagus. Maya, kerjakan baik-baik. Jangan membuat masalah lagi.” Azzam menatap tajam, lalu berbalik meninggalkan dapur.

Begitu pintu menutup, Putri langsung bersedekap. “Wah, wah…lihat siapa yang datang disini? Nona besar kita jadi buruh cuci piring.”

Rita terkekeh. “Cocok banget, biar tahu rasa. Anak kota manja kayak dia emang pantes dihukum", matanya mendelik tak suka.

Maya mendengus, meletakkan tangannya di pinggang. “Heh, denger ya… gue itu masuk dapur bukan karena gagal jadi orang besar, tapi karena kehebatan gue nggak bisa ditampung di kelas biasa. Jadi dapur ini terhormat sekali karena kedatangan seorang dewi Mars kayak gue.”

Putri mendengus sinis. “Halah, dasar banyak gaya. Udah, ambil tuh spons. Semua piring kotor itu tugas lo.”

Rita menambahkan, “Cepet! Jangan kebanyakan ngomong, kerjaan numpuk tuh.”

Maya melirik tumpukan piring yang menggunung, lalu menatap mereka sambil menepuk dada. “Gue tuh emang pahlawan, tapi pahlawan juga butuh tenaga. Jadi… sebelum jadi Cinderella versi dapur, gue harus isi perut dulu.”

Tanpa ragu, Maya langsung menarik kursi, duduk, dan mengambil sepiring nasi sisa sarapan yang ada di meja. Dengan santai, ia mulai makan sambil bersenandung sumbang.

Putri langsung melotot. “Heh!, lo nggak sopan banget, ya?! Disuruh kerja malah makan.”

Rita ikut emosi. “Iya! Emang lo pikir kita ini babu lo apa?”

Maya mengangkat sendok, menunjuk mereka dengan gaya dramatis. “Tenang, wahai kakak-kakakku tercinta. Jangan emosi dulu. Ingat, orang lapar itu gampang marah. Kalau gue kerja dalam keadaan lapar, nanti piringnya malah gue lempar ke langit.”

Putri mendengus. “Dasar keras kepala.”

Rita menyilangkan tangan di dada, kesal setengah mati.

Maya cuek saja, terus mengunyah dengan ekspresi bahagia. “Ahh, nikmatnya… ternyata hukuman ini nggak seburuk yang gue bayangin. Setidaknya gue dapat makan siang gratis sebelum kelas. Ya walaupun cuma sama tempe keasinan ini.Hidup memang penuh kejutan.”

Putri dan Rita saling pandang, wajah keduanya merah padam. Tapi mau marah besar pun percuma—Maya jelas tipe orang yang susah diatur dan tidak mudah dibully.

“Udah makan? Cepet beresin! Nanti keburu masuk kelas,” bentak Putri akhirnya.

Maya berdiri, menepuk-nepuk perutnya. “Oke, siap. Tapi catet ya… kalau piring-piring ini nanti kinclong, jangan salahin kalau kalian bisa ngaca di situ dan jadi sadar betapa jahatnya kalian ke gue.”

Rita memukul meja dengan kesal. “heh drama banget ya lo!, bikin darah tinggi aja!”

Maya terkekeh sambil menyingsingkan lengan bajunya. “Tenang deh, gue janji, seminggu ini kalian nggak akan bosen… soalnya gue akan akan bikin dapur jadi tempat hiburan." Ia kemudian melangkah ke arah piring-piring kotor dengan malas.

.

.

✨️ Bersambung ✨️

1
Ayusekarrahayu
Ayooo bacaa di jaminnn seruuu
Rian Ardiansyah
di tunggu kelanjutannya nyaa kak
Tachibana Daisuke
Bikin syantik baca terus, ga sabar nunggu update selanjutnya!
Ayusekarrahayu: sudah up ya kak
total 1 replies
Rian Ardiansyah
ihh keren bngtttt,di tungguu kelanjutan nyaaaa kak😍
Ayusekarrahayu: makasiii😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!