NovelToon NovelToon
Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?

Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Perjalanan ke Hutan Perbatasan dan Pertemuan Tak Terduga

Setelah bersiap-siap, Zhong Li, Xue Wei, Wu Chen, dan Xiao Yu meninggalkan Kota Bintang, memulai perjalanan mereka ke arah timur menuju Pelabuhan Angin. Saat mereka mendaki gunung, Xiao Yu menunjuk ke arah belakang dengan mata berbinar. "Tuan, lihat!"

Di kejauhan, terlihat bangunan megah dengan menara-menara tinggi yang menembus langit, diselimuti aura mistis bintang. Itu adalah Sekte Bintang Langit, sekte yang penuh dengan kekuatan dan keajaiban. Xiao Yu tampak terpukau oleh keindahan sekte itu.

Setelah dua hari perjalanan, mereka tiba di Hutan Perbatasan. Hari sudah mulai petang, dan Xue Wei menyarankan untuk beristirahat. Zhong Li setuju, dan Xue Wei segera menyiapkan tempat untuk memasak, menyalakan api unggun dari kayu bakar. Zhong Li duduk di atas sebuah batu besar, dengan tenang mengamati sekelilingnya.

Xiao Yu, yang melihat keagungan Zhong Li di bawah cahaya api unggun, berjalan mendekat. "Tuan, apakah Anda seorang Dewa?" tanyanya dengan polos.

Zhong Li meliriknya, lalu tersenyum tipis. Wu Chen, yang melihat itu, segera menarik Xiao Yu. "Maafkan kelancangan cucu saya, Tuan," katanya. "Dia bertanya hal yang bodoh."

Zhong Li menjawab, "Tidak apa-apa," lalu mereka mulai makan malam bersama.

Saat mereka makan, dari kejauhan terdengar suara gemuruh dan derap roda kereta. Sebuah rombongan mendekat. Sepuluh pengawal dengan satu komandan berdiri tegap, sementara seorang wanita elegan berada di dalam kereta kuda.

Komandan pengawal itu, yang bernama Lei Chen, menghampiri mereka. "Saya melihat cahaya api unggun dari kejauhan," katanya. "Bolehkah kami bergabung dengan kalian? Kami bersedia membayar berapapun harganya."

Xue Wei menoleh ke arah Zhong Li, yang hanya diam dan melanjutkan makannya. Dengan inisiatif sendiri, Xue Wei menjawab, "Boleh, asalkan kalian tidak mengganggu kenyamanan Tuan Zhong Li."

Lei Chen membungkuk hormat, lalu memperkenalkan dirinya. Xue Wei memperkenalkan dirinya, serta Wu Chen dan Xiao Yu. Zhong Li hanya diam.

Kemudian, seorang gadis cantik keluar dari kereta. Ia mengenakan gaun putih-merah yang elegan, rambut hitam panjangnya diikat rapi. Ia memperkenalkan dirinya sebagai Yun Fei. Ia adalah anak ketiga dari Keluarga Yun, salah satu dari lima keluarga kuno di Alam Atas.

Yun Fei melihat Zhong Li yang duduk dengan anggun di bawah cahaya api unggun, tidak peduli dengan kehadiran mereka. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan pria itu. Saat ia melihat Xue Wei dengan sopan menyuguhkan air untuk Zhong Li, ia merasa semakin penasaran.

Xiao Yu berbisik kepada Lei Chen, "Sepertinya pemuda itu bukan orang biasa, paman. Pemandunya saja begitu sopan kepadanya."

Lei Chen mengangguk. "Benar, Nona. Pemandu itu terlihat memiliki kemampuan yang cukup, tetapi ia memperlakukan tuannya dengan sangat sopan."

Xiao Yu kembali berbisik, "Aku tidak merasakan kekuatan apa pun dari Tuan Zhong Li, tetapi ia begitu mempesona dan agung."

Di sisi lain, Yun Fei menoleh ke arah Xiao Yu, mengamati gadis kecil itu dengan ekspresi datar.

Tidak lama setelah makan, Zhong Li bangkit dari duduknya. Tanpa berkata apa-apa, ia berjalan ke arah sebuah danau kecil yang terletak tidak jauh dari tempat perkemahan mereka. Di tengah danau, sebuah batu besar menonjol. Zhong Li melompat ke atasnya, duduk bersila, dan mulai bersemedi.

Di bawah rembulan yang terang, danau itu tampak mempesona. Tanaman-tanaman bercahaya di sekelilingnya memancarkan cahaya lembut, menerangi permukaan air. Serangga-serangga bercahaya beterbangan, menambah keindahan suasana malam yang sunyi.

Di tempat perkemahan, Yun Fei menghampiri Xue Wei yang sedang makan, diikuti oleh Lei Chen, kepala pengawalnya.

"Aku bisa merasakan ranahmu," kata Yun Fei dengan nada percaya diri. "Kau sudah hampir menembus ranah Transformasi. Aku sedang mencari kultivator kuat untuk bergabung. Jika kau bersedia, aku akan membayar harga yang pantas."

Xue Wei menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tertarik."

Yun Fei tidak menyerah. "Aku berjanji akan memberikanmu pengawal untuk melindungi tuanmu," katanya, menunjuk ke arah Zhong Li di danau. "Meskipun kekuatannya tidak setinggi milikmu, aku akan memberikan setidaknya lima pengawal untuk membawanya pulang dengan selamat."

Mendengar itu, Xue Wei tertawa kecil. "Dengar, gadis kecil," katanya dengan nada dingin. "Tuanku bukanlah seseorang yang bisa kau perlakukan seperti itu. Lain kali, jangan lancang."

Wajah Yun Fei memerah karena marah. "Kau berani menceramahiku?!" serunya. Lei Chen bersiap menarik pedangnya, tetapi Yun Fei menahan amarahnya. "Aku akan memberimu waktu sampai kita tiba di Pelabuhan Angin. Aku akan tetap bersamamu sampai sana." Ia kemudian kembali ke tempat duduknya.

°°°

Beberapa saat berlalu, dan semua orang sudah tertidur lelap. Hanya Xue Wei dan Lei Chen yang masih berjaga. Tiba-tiba, dari kejauhan, terdengar suara raungan binatang buas dan aura kuat yang mendekat. Mereka bergegas ke arah suara itu.

Mereka berhadapan dengan seekor macan hitam buas, dengan taring yang panjang dan tajam. Xue Wei dan Lei Chen segera menyerang, melancarkan jurus andalan mereka. Pertarungan sengit terjadi. Macan hitam itu mengaum, memancarkan aura hitam yang kuat, dan meledakkan energi.

Xue Wei dan Lei Chen mengeluarkan semua kekuatan mereka. Xue Wei melancarkan "Jurus Kilat Pedang", dan Lei Chen melancarkan "Jurus Sembilan Pedang Pengawal". Jurus mereka beradu dengan kekuatan macan hitam. Ledakan terjadi, dan mereka semua terpental. Macan hitam itu, yang terluka parah, melarikan diri.

Xue Wei dan Lei Chen yang terluka kembali ke perkemahan. Yun Fei, Wu Chen, dan Xiao Yu sudah terbangun. Yun Fei bertanya apa yang terjadi, dan Lei Chen menjelaskan bahwa ada hewan buas yang menyerang.

Xue Wei kembali ke tempat duduknya dan mengobati lukanya sendiri. Setelah selesai, ia mengingat Zhong Li yang masih berada di danau. Khawatir, ia segera berlari ke danau.

Ia melihat Zhong Li duduk dengan tenang, mata terpejam, bermeditasi di bawah sinar rembulan. Aura ketenangan Zhong Li begitu kuat, seolah tidak ada hal buruk yang terjadi. Xue Wei kembali ke tempat perkemahan, beristirahat, dan menyadari bahwa ia tidak perlu khawatir akan Zhong Li.

°°°

Fajar menyingsing di Hutan Perbatasan, mengakhiri malam yang penuh ketegangan. Segera setelah matahari terbit, semua orang bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Zhong Li berjalan kembali dari danau, tampak santai dan tenang. Tanpa menunggu, ia langsung berjalan di depan, diikuti oleh Xue Wei, Yun Fei dan rombongannya, serta Wu Chen dan Xiao Yu.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Zhong Li, melirik ke arah Xue Wei yang berjalan di sisinya.

Xue Wei, yang masih memiliki beberapa luka dari pertarungan tadi malam, tersenyum dan menjawab, "Saya baik-baik saja, Tuan. Hanya luka ringan."

Zhong Li tidak banyak bertanya lagi dan terus berjalan. Melihat ketidakpedulian Zhong Li terhadap luka-luka pemandunya, Yun Fei mengerutkan kening. Ia merasa Zhong Li terlalu angkuh, seolah-olah ia tidak peduli sama sekali dengan orang-orang di sekitarnya.

1
Yusi Yustiani
Kalo bisa langsung update 20 Thor 😆
Yusi Yustiani
Next Thor 👌
Nafa Nafila
Bagus kan penulisan sama pembawaan Alam Atasnya kebawa👏🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!