Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21.
Ibu kepala pelayan itu terus menarik tangan Chynthia dan mulai melangkah menaiki anak tangga. Chynthia yang kesulitan melangkah akan melepas dulu mukenanya, dilarang oleh Ibu kepala pelayan.
“Ayo cepat!” Teriak ibu kepala pelayan sambil terus menggelandang tubuh Chynthia yang tersandung sandung anak tangga.
Bu Supri sambil terus terisak isak menangis mengikuti langkah kaki mereka. Sedang para pelayan menatap mereka dengan ekspresi wajah yang bermacam macam. Ada yang senang karena tidak suka dengan kedatangan Bu Supri dan Chynthia. Namun ada yang tampak kaget tidak menyangka Chynthia mau mencuri.
“Nona itu sangat baik, aku tidak mengira dia mau mengambil arloji Tuan Ernestan. Dia tadi kerja di teras samping sebelum pergi dengan Nyonya Muda.”
Sementara itu di dalam kamar Ernestan yang mendengar suara teriakan Ibu kepala pelayan. Cepat cepat melangkah menuju ke pintu..
“Sayang itu pencurinya sudah ditangkap! Aku akan usir dia malam ini juga!” ucap Ernestan dengan sangat serius dan terus melangkah menuju ke pintu.
Di dalam hati Ernestan tertawa bahagia, karena rencananya berjalan sangat mulus.
Arumi yang belum tahu jika arloji Ernestan berada di kamar Bu Supri dan Chynthia, masih duduk di kursi rias.
“Kenapa juga ketemu arloji itu, pasti setelah mendapatkan arloji itu, dia akan mengajak aku pergi.” Gumam Arumi yang malas malas merias wajahnya demi kemauan Ernestan.
“Mana arloji! Dan kalian maling maling, pergi dari rumahku, malam ini juga!” suara Ernestan dengan lantang terdengar di telinga Arumi.
Dan betapa kagetnya Arumi saat telinga nya mendengar suara Chynthia dan Bu Supri dari arah pintu kamarnya.
“Tuan, demi Allah bukan saya yang mengambil arloji Tuan. Tolong Tuan lihat dulu CCTV nya, saya tadi tidak naik ke lantai dua.” Suara Chynthia penuh permohonan dan ketakutan.
“Mbak Arumi tolong kami!” suara Bu Supri agak keras.
Arumi pun cepat cepat bangkit berdiri, dan melangkah dengan segera menuju ke pintu kamarnya.
Saat sudah sampai di dekat pintu tampak Ernestan berdiri dengan angkuhnya sambil berkacak pinggang. Chynthia dan Bu Supri duduk bersimpuh di lantai, wajah mereka berdua basah oleh air mata. Sedangkan Ibu kepala pelayan terlihat tersenyum sinis memandang Bu Supri dan Chynthia.
“Tidak mungkin Bu Supri dan Chynthia yang mengambil arloji itu. Sekarang juga lihat CCTV nya!” ucap Arumi dengan sangat serius dan kesal pada Ernestan dan Ibu kepala pelayan.
“Kenapa harus melihat CCTV, kalau sudah jelas jelas terbukti arloji ku ada di kamar mereka!” ucap Ernestan tidak mau gagal rencananya.
“Harus itu, untuk memastikan siapa yang mengambil arloji kamu itu. Bu Supri dan Chynthia sudah lama bekerja di rumah Eyang. Bu Supri membersihkan semua kamar, Chynthia sejak SMP sudah membantu Bu Supri. Semua barang barang kami aman tidak ada yang hilang. Perhiasan mahal sering tergeletak di meja juga aman. Ayah juga punya arloji mahal seperti punya kamu itu.” Ucap Arumi memberi pembelaan pada orang orang yang dia bawa.
“Aku tidak mungkin membawa mereka ke sini kalau mereka tidak bisa dipercaya. Aku yang jadi jaminannya! Pasti ada orang lain yang melakukan itu!” ucap Arumi lagi sambil melirik pada ibu kepala pelayan yang kini menundukkan kepalanya.
Tiba-tiba Arumi teringat tadi pagi dan siang beberapa kali melihat ibu kepala pelayan berada di sekitar kamar Bu Supri dan Chynthia.
“Benar Tuan, sehabis sarapan saya bekerja di kamar. Tetapi saya disuruh keluar karena kamar akan disemprot disinfektan..” ucap Chynthia sambil mendongak menatap Ernestan.
“Saya sehabis sarapan ke dapur Mas, disuruh ibu kepala pelayan membuat menu menu Indonesia katanya Mas Ernestan kangen masakan Indonesia. Tapi maaf rawon nya yang gagal...” Ucap Bu Supri
“Kalian berdua punya akses masuk ke kamarku karena Arumi, sudah pasti kalian yang mengambil arloji ku.” ucap Ernestan yang masih tidak mau kalah.
“Sekarang cepat lihat CCTV nya, aku penasaran siapa orang yang mengambil arloji kamu itu! Aku tadi masuk ke kamar Bu Supri dan Chynthia. Kalau hanya aku yang terlihat di CCTV itu, tidak usah kamu usir, aku akan pergi dari sini!” ucap Arumi sambil membalikkan tubuhnya.
Tangan Arumi pun menarik dengan keras lengan Ernestan yang masih berdiri berkacak pinggang.
“Tapi sayang...” ucap Ernestan tampak enggan masuk ke dalam kamarnya. Dia kelupaan tidak menyuruh karyawan untuk merekayasa atau merusak CCTV.
“Tidak usah pakai tapi tapi. Kalau kamu menuduh mereka berdua dengan tanpa bukti yang kuat, aku laporkan balik kamu!” ucap Arumi sambil terus menarik lengan suaminya masuk ke dalam kamar.
“Ayo semua masuk kita buktikan siapa yang sudah mengambil arloji itu. Dan harus pergi dari rumah ini malam ini juga!” ucap Arumi sambil menoleh ke arah belakang.
Bu Supri dan Chynthia pun terlihat bangkit dari duduk bersimpuh nya di lantai. Hatinya agak lega karena Arumi menolong mereka berdua.
“Ayo!” ucap Arumi lagi agak meninggi suaranya karena Ibu kepala pelayan masih berdiri mematung.
“Tuan, Nyonya saya masih ada pekerjaan di bawah..” ucap Ibu kepala pelayan tampak takut takut.
“Iya..” saut Ernestan dengan keras sambil melangkah masuk ke dalam kamar untuk mengambil lap top nya. Karena lengannya terus ditarik oleh Arumi
“Semua harus ikut masuk dan melihatnya. Kalau perlu panggil semua pelayan!” teriak Arumi tidak kalah lantang dari Ernestan.
Bu Supri dan Chynthia melangkah dengan mantap masuk ke dalam kamar Ernestan dan Arumi. Mereka berdua menuju ke sofa yang ada di dalam kamar itu. Kedua nya duduk di atas karpet karena takut kena marah Ernestan jika duduk di sofa.
Sedangkan Ibu kepala pelayan melangkah pelan pelan sambil menundukkan kepalanya..
“Mampus aku, kalau aku mengatakan aku disuruh Tuan Ernestan pasti Tuan Ernestan tidak mau mengakuinya dan akan marah besar ke aku.” Gumam Ibu kepala pelayan di dalam hati.
Kini Ernestan sudah membuka lap top yang dia taruh meja. Arumi duduk di samping Ernestan dengan tidak sabar melihat rekaman CCTV tadi pagi..
Bu Supri dan Chynthia pun dengan serius menatap layar monitor lap top..
Arumi yang sudah tidak sabar karena begitu penasaran langsung menekan file rekaman CCTV yang ada di kamar nya..
1 2 3..
Di layar menampilkan aktivitas Arumi dan Ernestan pagi hari yang biasa biasa saja.. dari bangun tidur hingga mereka berdua keluar untuk sarapan pagi.
Dan selanjutnya kamar terlihat sepi tidak ada satu orang pun ada di dalam kamar itu. Akan tetapi beberapa menit kemudian terlihat sosok ibu kepala pelayan masuk ke dalam kamar itu. Dia terus melangkah dengan cepat menuju ke meja nakas. Mengambil sesuatu dan memasukkan sesuatu itu ke dalam saku bajunya..
Arumi, Bu Supri dan Chynthia tampak kaget lalu menoleh ke arah Ibu kepala pelayan yang berdiri gemetaran sambil menundukkan kepalanya.
Sedangkan Ernestan tampak mengusap wajahnya dengan kasar.
“Sudah jelas arloji kamu dia yang ambil. Sekarang kita lihat rekaman CCTV kamar Bu Supri dan Chynthia.” Ucap Arumi cepat cepat menutup video rekaman CCTV di kamarnya. Arumi cepat cepat mengklik rekaman CCTV di kamar Bu Supri dan Chynthia.
123..
Layar monitor menampilkan kegiatan Bu Supri dan Chynthia di pagi hari, sampai mereka berdua keluar kamar untuk sarapan.
Setelah beberapa waktu tampak Chynthia masuk ke dalam kamar langsung menuju ke meja untuk bekerja. Tidak lama kemudian Chynthia bangkit berdiri dan melangkah menuju ke pintu. Ada seorang pelayan datang dengan membawa alat semprot. Chynthia pun keluar dengan membawa hand phone dan lap top nya..
Dan akhirnya layar menampilkan adegan Ibu kepala pelayan yang masuk ke dalam kamar dan menaruh arloji di bawah bantal.
“Sudah jelas siapa pelakunya kan? Usir sekarang juga!” ucap Arumi dengan tegas sambil menatap Ernestan dan Ibu kepala pelayan yang berdiri gemetaran air mata sudah meleleh di pipinya..
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian