NovelToon NovelToon
Still Love You

Still Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Anak Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ayinos SIANIPAR

Kalian pernah nggak sih suka sama sahabat kalian? Yah kali ini aku sadar kalau aku suka sama sahabat dari kecil ku. Dari umur 3 tahun hingga sekarang aku umur 23 tahun baru sadar kalau aku suka bahkan cinta sama dia. Namun bagaimana mungkin aku menyatakan perasaan ini? Kami itu sahabatan. Bagaimana aku menaruh hati dengannya/ bahkan dia juga sudah punya pacar. Pacar yang selalu dia bangga-banggakan. Aku bingung bagaimana harus mengungkapkannya!
Hai namaku Dion! Umur ku saat ini 23 tahun, aku baru saja lulus kuliah. Aku suka banget dengan kedisiplinan namun aku mendapatkan sahabat yang selalu lalai terhadap waktu dan bahkan tugasnya. Bagaimana cerita kami? Lest go

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 21

Setelah mengantar Reta untuk sesi radiasi eksternal di rumah sakit, Dion segera melesat pulang. Jalanan malam yang lengang memberi ruang bagi pikirannya untuk berkelana. Dalam benaknya, hanya ada satu nama: Voni. Rasa bersalah menghimpitnya. Ia belum meminta izin pada Voni tentang keberangkatannya ke gereja bersama Reta, dan lebih parahnya, ia membiarkan gadis itu pergi beribadah sendirian hari ini. Sejak usia tiga tahun, Dion dan Voni tak pernah absen pergi ke gereja bersama. Hubungan mereka begitu erat, seolah takdir telah mengikat keduanya dalam ikatan persahabatan yang kuat. Jika Dion tak pergi, Voni pun enggan melangkah. Demikian pula sebaliknya. Mereka tak pernah sekalipun melewatkan ibadah hari Minggu. Kebiasaan itu adalah pilar yang menopang kebersamaan mereka.

Beberapa saat kemudian, mobil Dion akhirnya tiba di halaman rumah. Ia memarkirkan kendaraannya dengan cepat, lalu bergegas menuju rumah Voni yang hanya berjarak beberapa langkah dari kediamannya. Namun, suara Mama Dion menghentikan langkahnya.

"Dion, kamu mau ke mana, Nak?" seru ibunya, suaranya sedikit meninggi karena jarak yang memisahkan mereka.

Dion menghentikan langkahnya, menoleh ke arah sang ibu. "Mau ke rumah Voni, Ma," jawabnya.

"Voni ada di rumah, lagi makan," sahut Mama Dion. Mendengar itu, Dion segera mengurungkan niatnya. Ia berbalik, melangkah cepat menuju rumahnya sendiri, berharap bisa segera bertemu dengan Voni. Namun, pemandangan yang menyambutnya justru membuat hatinya terenyuh. Voni terlelap di atas sofa ruang keluarga, terbalut selimut tebal, seolah kelelahan setelah menunggunya.

Dion menatap gadis itu lekat-lekat. Ada rasa bersalah yang menggerogoti hatinya. Perlahan, ia mengulurkan tangan, membelai lembut puncak kepala Voni. Bibir pria itu melengkung sempurna ke atas, sebuah senyum tipis terukir indah, menatap wajah Voni yang terlihat begitu menggemaskan dalam tidurnya.

"Kamu kenapa tidak bilang dulu ke Voni kalau kamu hari ini tidak gereja bareng dia? Dia dari tadi menunggumu, bahkan dia tidak mau masuk kamar. Katanya mau langsung bertemu denganmu, tapi dia malah ketiduran," omel Mama Dion, suaranya terdengar lembut namun penuh teguran. Dion hanya bisa menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal, sembari menampilkan cengiran andalannya. Sebuah respons klasik yang selalu ia berikan saat tertangkap basah.

"Kamu kok gereja bareng sama pacar kamu sampai larut malam begini?" tanya Mama Dion, nada suaranya terdengar heran. Seperti biasa, Dion tidak pernah bisa berbohong kepada Mamanya. Ia pun menceritakan semuanya, dari awal ia berpacaran dengan Reta hingga alasan mengapa ia pulang selarut ini. Mama Dion mendengarkan dengan saksama, sesekali menghela napas.

"Ya sudah kalau begitu, kamu masak kwetiau kesukaan Voni saja, terus kamu bangunkan dia setelah masak. Dia belum makan dari tadi," saran Mama Dion. Perintah itu bak titah bagi Dion. Tanpa ragu, ia segera beranjak ke dapur, menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kwetiau kesukaan Voni. Ia ingat betul bagaimana cara Voni menyukainya, dengan bumbu yang pas dan porsi yang sedikit lebih banyak. Setelah masakannya rampung, aroma harum kwetiau pun memenuhi dapur. Dion segera bergegas membangunkan Voni.

"Ion, kok kamu ninggalin aku sih?" igau Voni, suaranya samar-samar keluar dari bibirnya yang sedikit mengerucut.

Mendengar igauan itu, hati Dion mencelos. Rasa bersalahnya semakin menggunung. Ia pun membangunkan Voni dengan lembut, mengajak gadis itu untuk makan. Voni, dengan mata yang masih sedikit mengantuk, membuka matanya perlahan. Aroma kwetiau yang menggoda langsung menyambut indra penciumannya. Voni pun dengan senang hati menyantap makanan kesukaannya, melahapnya dengan rakus, seolah tidak peduli dengan siapa ia sedang makan.

"Aku makan ini bukan berarti aku memaafkanmu, ya," ujar Voni kesal, nadanya masih terdengar cemberut meski mulutnya sibuk mengunyah kwetiau. Dion hanya tersenyum, lalu ikut menyantap hidangan yang ia masak itu.

Beberapa kali Dion menatap Voni yang sedari tadi makan dengan rambut terurai, terlihat sangat merepotkannya. Tanpa banyak bicara, Dion langsung mengulurkan tangan, mengikat rambut gadis itu menjadi cepol sederhana. Voni menatap Dion, merasa tersipu malu. Padahal, ini bukan kali pertama Dion melakukan hal itu. Sudah tak terhitung berapa kali Dion mengikat rambutnya, bahkan saat mereka masih kecil. Namun, entah mengapa, kali ini Voni merasa salting. Jantungnya berdebar lebih cepat, pipinya sedikit merona.

"Sudah berapa kali sih aku bilang kalau makan, minimal rambutnya dijedai," ujar Dion, mengingatkan.

"Ya, maaf, soalnya sudah kebelet makan, hehehe. Terima kasih, ya," ujar Voni canggung. Ia berusaha menyembunyikan rona di pipinya. Dion melihat telinga gadis itu yang tampak sedikit merah.

"Oh, anting-antingnya sudah diubah ke semula?" gumam Dion dalam hati, sembari tersenyum. Entah mengapa, Dion sangat senang melihat Voni menggunakan barang-barang yang ia belikan. Ada rasa bangga dan kebahagiaan tersendiri yang menyelimuti hatinya.

"Oh iya, Ion, besok kan ada pesta ulang tahun Aulia. Ikut, yuk," ujar Voni, mengajak Dion. Aulia adalah teman sekelas mereka. Dion sedikit termenung. Belakangan ini, ia memang sedang benar-benar menghemat uangnya. Ia berusaha menabung untuk ulang tahunnya sendiri dan ulang tahun Voni. Ditambah lagi, usaha orang tuanya sedang mengalami masa sulit akibat penipuan, sehingga rasanya untuk ikut acara-acara seperti itu, Dion harus menguranginya. Namun, jika ia menolak, Voni akan pergi dengan siapa? Bagaimana jika ia diganggu Varo lagi? Pikirannya berkecamuk.

Voni melihat Dion yang sedang berpikir keras, seolah-olah Dion ingin menolak ajakannya namun merasa segan. "Ohh, kamu sama Reta, ya?" ujar Voni, menarik kesimpulan sendiri. Nada suaranya sedikit berubah, terselip nada kecewa yang tak bisa ia sembunyikan.

"Bukan karena itu juga sih, Von, tapi..."

"Sudah, aman saja kok," potong Voni, suaranya terdengar datar. Voni merasa sedikit cemburu dengan Reta. Hatinya memanas, sebuah rasa sesak tiba-tiba menyergap. Ia segera mencuci piringnya, lalu pamitan pulang.

"Ya sudah, Ion, aku balik dulu ya," ujar Voni, dan bergegas pergi. Dion menatap punggung Voni yang menjauh. Ia merasakan ada hal yang berbeda dari Voni malam ini, sebuah perubahan sikap yang tak biasa. Namun, pria itu menepis pikiran itu, membiarkan Voni pulang. Ia tidak menyadari bahwa di balik sikap Voni yang tiba-tiba dingin, ada hati yang terluka dan cemburu.

HOLLA GUYS JANGAN LUPA UNTUK LIKE DAN KOMENNYA YAH

#akumaudibintangi#

1
Na Gi Rah
Terkadang dibuatkan gila dan bodoh kalau sudah menyukai seseorang tuuh
SONIYA SIANIPAR: hahaas bener banget
total 1 replies
Na Gi Rah
Iya aku pernah sih suka sama temen sendiri, tp terkadang pemikiran dia agak berbeda dengan pemikiran kita.
SONIYA SIANIPAR
luar biasa
SONIYA SIANIPAR
keren
Blue Angel
hadiiir
SONIYA SIANIPAR: wahh makasii kaka, semoga menikmati
total 1 replies
Osmond Silalahi
aq titip jejak disini ya
Osmond Silalahi
berarti emang dambaan para penggemar
Osmond Silalahi
lah aq suka makan cokelat. jd gimana?
Osmond Silalahi: iya sih
SONIYA SIANIPAR: selagi tidak berlebihan tidak masalah
total 2 replies
Osmond Silalahi
ky ini, ky nya bs dibagi 2 paragraf
Osmond Silalahi
ceritanya bagus. boleh ga kasih saran supaya dikasih paragraf. jd tambah cantik karyanya
Osmond Silalahi: sama2
SONIYA SIANIPAR: wahhh, okee-okee makasii sarannya
total 2 replies
Heldawati Sianipar
suka
Heldawati Sianipar
sukaa sama ceritanya
iqbal nasution
oke
roarrr
wow😯😯😯
roar
wow
SONIYA SIANIPAR
keren
SONIYA SIANIPAR
hahaha
Black Jack
Ngagetin!
SONIYA SIANIPAR: hahahaha makasih btw dah mau baca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!