Clara Amanda anak satu satunya dari seorang tuan tanah di pinggiran desa yang jauh dari hiruk pikuk kota.
ayahnya bernama Arman Satya dan ibunya Tari Askara, mereka keluarga yang hangat dan baik pada siapa saja.
tapi semua berubah ketika tanah yang makmur itu mulai tersentuh oleh tangan tangan kotor dari kota.
membawa sejumlah uang untuk menghambakan para penduduk dan mulai menjual tanah mereka.
tentu saja Arman yang merupakan tuan tanah di sana menolak keras dan bahkan dengan berani mengusir orang orang itu.
pada akhirnya keluarga arman di bantai dan di habisi dengan sangat kejam dan brutal, arman yang merupakan jebolan petarung sempat melawan tapi akhirnya tumbang juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqbal Pertha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
vior berubah
vior kini berdiri dengan gemetar bertumpu pada wastafel wajahnya kian memucat bayangan sosok Clara membunuh, dan mayat mayat yang mati dengan cara mengenaskan muncul dengan jelas di kepalanya.
bahkan kini isi perutnya yang rasanya di aduk kini sudah di tumpahkan semuanya dia sudah tidak tau apa lagi yang harus dikeluarkannya lagi perutnya sudah nyeri.
Tapi bayangan jelas itu terus berseliweran dalam pikirannya. Vior dengan keras berusaha mengalihkannya tapi sungguh dia begitu frustasi.
pengalaman pertamanya itu sungguh memeras mentalnya, bahkan setelah tiga hari Vior tidak ada tanda tanda akan keluar dari kamarnya.
Kepindahan Clara di tunda, dan Clara sama sekali tidak datang atau bahkan mendekati kamar Vior dia acuh saja. Clara masih tau jika Vior masih tidak dalam bahaya. hanya saja Clara tidak mengkonfirmasi apa yang vior lakukan di dalam kamarnya selama tiga hari.
" hehehe...... " suara tawa rendah di kamar gelap Vior, kini sosoknya seperti iblis, kamarnya yang indah dan rapi dulunya sudah tidak lagi sama.
bekas telapak tangan berdarah di tembok cukup banyak boneka boneka di kamar itu juga sudah tidak berbentuk, bantal dan gulingnya juga sama bahkan tempat tidurnya itu juga hancur bekas bekas tusukan dan goresan di sana sini sangat menonjol.
sepertinya Vior ini sudah sepenuhnya terdistorsi oleh pengalaman pertamanya, bayangan hitam sosok Clara itu membuatnya menjadi iblis yang di bungkus kecantikan.
bahkan beberapa kali Vior melukai dirinya sendiri ingin tau rasa sakit yang di derita oleh orang orang yang mati di tangan Clara itu.
sakit memang di rasakan tapi dia tidak meringis malah tertawa seperti menikmati rasa sakitnya.
luka sayat dan tusukan di beberapa tubuhnya itu tanda dari perbuatannya, yang terselamatkan dari semua tindakannya hanya wajah cantiknya itu.
di matanya dia selalu melihat Clara yang memberikan tatapan dingin penuh kekejaman, dia sudah menjadi cermin Clara di hadapannya itu. semua cara yang clara lakikan dalam membunuh pada malam itu juga di praktikkan oleh vior.
Vior keluar akhinya dari dalam kamarnya menghampiri Clara yang asik menonton tv. penampilannya sudah tidak mencerminkan Vior yang dulu. kini dia terlihat seperti perempuan mengenaskan yang sangat memprihatinkan, tapi yang sangat jelas adalah matanya, di matanya tidak ada emosi, tidak ada yang akan misa menerawang mata Vior.
pakaiannnya juga masih sama sejak terakhir kali, hanya saja di sana sini sudah robek dan juga ada luka menganga dan darah yang baru dan mengering.
Vior sudah seperti tahanan yang baru saja selesai keluar dari introgasi keras, walau tubuhnya lemah tapi matanya yang dalam itu seperti monster yang sangat lapar.
" apa kau sudah selesai... " ucap Clara sama sekali tidak terganggu.
" ya nona..... " jawab vior.
" lalu sekarang kau hanya kan berdiri di situ untuk mati atau kau memasak untuk ku. " ucap Clara.
" aku akan memasak untuk mu nona. " ucap Vior yang seperti sudah mati rasa dengan tubuhnya atau otaknya yang sudah rusak.
" tidak kukira boneka ku sudah siap tanpa aku melakukan apapun. jika begitu aku perlu untuk mengasahnya agar tajam.... " ucap Clara tersenyum.
keluarga itu hanya simbol bukan ikatan bagi Clara, keluarga baginya adalah dia sendiri bukan orang lain, Vior dia keluarga tapi Clara menjadikannya keluarga hanya untuk menjadi mainan bidak caturnya.
Kejam....
di Dunia yang kacau mana ada kata kejam, jika kekuatan bicara orang lemah diam, jika orang kuat berjalan, orang lemah jadi titian, jika orang kuat meminta, orang lemah memberi itu hukum mutlak jangan di ubah.
jika tidak mau seperti itu jangan jadi lemah, jika memang lemah maka terima saja, jangan mengoceh keadilan dan kemanusiaan.
10 menit kemudian Clara sudah menyantap makanannya begitu juga Vior dengan keadaan yang sama, tapi yang beda vior seperti tidak terlalu mengurusi tentang makan atau tidak.
dalam pikiran Vior, makanan itu hanya memberi energi tubuh, tidak membuat mati, juga tidak membuat hidup, yang benar adalah kuat memberi hidup lemah meberi mati.
" besok kita akan pindah. " ucap Clara.
" baik.... " jawab Vior.
" vior apa kau takut padaku. " tanya Clara.
" ya tentu...., tapi sungguh aku ingin merasakan sakit yang kau berikan padaku nona. " ucap vior terlihat tenang tapi hatinya bergetar takut.
" hehehe.... aku takut kau mati sebelum merasakannya. " ucap Clara dengan aura membunuh.
" aku tidak takut mati.... " jawab vior mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Clara.
jeder........
tanpa peringatan sebuah tendangan terukur mengirim Vior beserta kursinya itu kedinding. vior sendiri sudah meringkuk di lantai mulutnya memuntahkan darah. rasa sakit nya mejalar keseluruh tubuhnya. ingin tertawa tapi terkunci akan rasa sakit ingin menangis tapi tertahan melihat siluet bayangan Clara yang menatapnya dingin. ingin mengerang kesakitan tapi juga tidak bisa tubuhnya terlalu senang menerima sakit itu.
" kuharap kau tidak mati sampai besok.... " ucap clara meninggalkan Vior begitu saja.
satu jam berlalu Vior kemudian mulai merangkak menyeret tubuhnya sendiri ke kamarnya, tendangan Clara sungguh menyiksanya, dia sekarat benar benar sekarat.
perlahan lahan vior tiba di kamarnya, kemudian dia merasa puas dan mulai menunjukan senyum miring dan dinginnya. semakin sakit semakin besar semangat nya, dan perasaannya terhadap Clara semakin mendalam, bukan permusuhan.
di tempat clara berada dia seperti sangat bahagia.
" tidak kusangka sangka vior sudah menjadi boneka tidak takut mati untukku, hanya melihatku membunuh sikologis nya langsung terguncang dan menjadikannya sosok yang lain. apa nama penyakit ini. " ucap Clara
" ah dan berapa banyak seharusnya aku memiliki yang seperti Vior, 10, 50, 100, atau sebanyak banyaknya. tidak tidak jumlah bukanlah patokan, semu tergantung kekuatan dan kemampuan. " ucap Clara.
" 10..... ya 10 kurasa sudah cukup jika mereka ada di bawah pembelajaran ku. mereka sudah akan meratakan satu negara dalam semalam. " lajut pemikiran Clara
" musuh sudah cukup kuat dengan pasukannya yang memiliki daya tahan tubuh. mereka juga memiliki sistem imun yang tinggi karena bisa dengan cepat menyembuhkan luka. " ujar clara.
" tapi itu tidak cukup melawan orang ku nantinya yang bahkan tidak ada satu senjata yang bisa memberikan efek, di bandingkan penyembuhan bukankah lebih baik tidak terluka. " pikir clara melanjutkan.
" baik lah.... 10 orang.
dengan sembilan sebagai penyerang utama dan satu sebagai aku dalam versi lemah, ( Vior) . "
Vior kini di buat menderita di dalam bak mandinya yang airnya sudah berwarna keruh wajahnya kian memucat karena air untuk vior berendam, dengan sengaja vior campurkan garam, perasaan jutaan semut mulai mengerubungi tubuhnya. ribuan jarum mulai menusuk nusuknya.
mulailah Vior tertawa seperti orang gila menikmati rasa sakitnya itu, perasaan seperti ini seperti sudah menjadi damba vior.
nb. otak vior sepertinya sudah geser, jadi buat kalian jangan demo author, sungguh itu diluar nalar author.