Lanjutan Novel Liontin dan Devia Pura-Pura Amnesia
Mustika Naga Biru, slah satu pusaka keramat. Keberadaan Mustika Naga ternyata berdampak yang sangat luar biasa bagi yang memilikinya. Pemilik saat ini adalah keluarga besar Anderson yang di sebut Liontin.
Andara Putri Dharma , seorang gadis yang mempunyai keturunan dari Naga. Naga berwujud manusia bernama Mpu Bathara Naga atau Ki Bledek. Dara mempunyai misi untuk menumpas musuh bebuyutannya dahulu kala, bernama Azael atau Raja Ibliss saat ini.
Keturunan Naga yang lahir di hari dan weton yang sama, yang bisa mengendalikan Pedang Naga Langit setelah bersatu dengan Mustika Naga.
Davin, salah satu keluarga Anderson tertarik dengan Dara. Apalagi ia menyimpan Mustika Naga itu.
Dalam penyatuan itu ternyata memakan korban, yang tak lain adalah Raden Mas Satria Hadiningrat. Satria selama ini dilindungi Mustika Naga atau Liontin yang disimpan keluarga Anderson.
Dara dan Davin harus menyempurnakan Pedang Naga Langit. Dan ternyata....!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Andrian Sadar
"Sekarang kok banyak ya, korban-korban berjatuhan. Yang dibunuh lah, di tenggelamkan lah. Atau hilang kemana lagi."
Davin yang sedang membaca berita online malam ini merasa miris. Apalagi kebanyak korban kejahatan adalah perempuan rata-rata.
"Korban apaan?" Tanya Ella bundanya.
Mereka sedang berkumpul di ruang makan dalam sesi acara makan malam keluarga.
"Ini ada mayat menambang di danau di jakarta selatan." Sahut Davin kemudian memberikan ponselnya kepada bundanya.
"Kemarin orang hilang, cewek juga. Belum ketemu. Terus yang beberapa minggu lalu juga ada pembunuhan!" Lanjut Davin.
"Ga tahu jaman sekarang mah, jamannya sudah jaman edan!" Sahut Engkong Rojali yang turut serta makan malam di tempat Daniella.
Adik Davin kini sudah berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Sehingga tidak berada di sini.
Sementara Raden Mas Satria hidup di apartemen milik Devan. Karena merasa tidak enak hati.
Raden mas Satria Hadiningrat amnesia dan tidak ingat apapun tentang masa lalunya. Kini ia di temani Andre, asisten sekaligus orang kepercayaan dari Devan dan Davin.
"Iya kong, tapi ini kejadian berturut-turut lho.!" Sahut Davin. "Kayak pembunuhan berantai.
"Ya kalau pembunuhan berantai, pasti ada petunjuk. Itu kan berbeda-beda kematiannya!" Sahut Gerak yang ikut menimpali perkataan putranya.
Mereka pun bercengkerama setelah makan malam. Dan kini mereka duduk di ruang tengah yang biasa untuk berkumpul dengan keluarga besarnya.
"Simbok betah kan disini?" Tanya Gerald kepada Mbok Welas, ibu dari mbak Watik.
"Ya betah ga betah, sekarang kan mbok sudah tua nak Gerald. Disini juga karena amanah dari kanjeng Gusti Ayu. Apalagi Den Satria kondisinya seperti itu." Sahut Mbok Welas yang sudah rela dan ikhlas menemani Satria. Meski kini Satria tidak ingat apapun tentang dirinya, dan tinggal di tempat ini.
Satria bekerja di perusahaan milik Devia yang di tinggalkan keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.
"Vin..Vin..Vin...!"
Devan tiba-tiba berteriak memanggil Davin.
"Pintu kaca ada yang buka!" Ucapnya kemudian berdiri. Begitu juga yang lain.
"Kok bisa?, itu sandinya yang tahu hanya kita. Dan tidak bisa di bobol dengan mudah!" Ucap Davin sambil melangkah menuju ruang bawah tanah.
Semua terkejut dan penasaran, karena ada yang bisa membobol keamanan Ruang Kendali Perusahaan miliknya. Mereka bergegas menuju ruang bawah tanah.
Sesampainya di pintu ruangan yang berkaca tebal di bawah tanah, mereka lebih terkejut, karena orang yang selama ini dalam keadaan koma sudah ada di dalam ruangan itu.
"Mustika Naga milik Eyang Buyut!" Ucap lelaki yang telah dirawatnya selama ini.
Apalagi anak itu bisa masuk ke ruangan dengan sistem keamanan yang sangat ketat. Baik dari sand dan kerumitannya belum bisa membobol sama sekali.
Lebih terkejutnya lagi, lelaki kecil itu dalam keadaan sehat seperti sehabis bangun tidur. padahal ia tak sadarkan diri selama berbulan bulan, bahkan 3 tahun Samapi hari ini.
"Nak...!" Panggil Daniella kepada anak laki-laki didepannya.
Anak itu menatap sesuatu yang ada di tiang penyangga. Lebih tepatnya dua tiang penyangga.
Lelaki itu menoleh ke arah Daniella. Kemudian menatap orang-orang yang ada di ruangan itu.
"Mustika milik Eyang buyut!" Ucapnya kembali. Membuat semua orang bingung dengan perkataannya.
"Mustika apa nak?" tanya Daniella kembali.
"Itu..!" Tunjuk lelaki itu ke arah tiang penyangga di dua tempat.
Di tiang itu terdapat seperti pelita dan berbentuk seperti trapesium. Dan didalamnya sebuah batu yang di milik Daniella, Liontin.
"Maksudmu apa nak?" Tanya Daniella memastikan.
"Batu biru itu milik Eyang buyut. Mustika Naga!"
Semua yang mendengar perkataan lelaki muda itupun dibuat bingung, sebab batu Liontin itu sudah sejak lama berada di sana. Bahkan semenjak Davin dan Devan belum lahir.
"Van, coba kamu alihkan energi ke energi cadangan. Agar Liontin itu bisa di ambil. Siapa tahu liontin itu yang di maksud anak ini." Ucap Daniella kepada putranya, Devan.
"Tapi Bun..?" Devan agak ragu. "Baiklah!" ucapnya.
Devan pun mengalihkan semua energi yang tadinya terpancar dari liontin itu ke energi cadangan yang di miliknya. Sehingga liontin itu bisa di ambil. Agar anak laki-laki ini bisa melihatnya dengan jelas.
Daniella pun mengambil, setelah di berikan kode oleh Devan.
"Maksudmu ini?" Tanya Daniella sambil memberikan liontin itu kepada anak tersebut.
"Iya..!, ini yang di cari kakak. Aku tidak mau memegangnya, karena takut!" ucapnya kemudian berbalik menghindari liontin itu.
"Bunda, hiks hiks hiks...!" Ucapnya sambil menangis. Kemudian ia melangkah keluar menuju ruang perawatan kembali.
Semua mengikuti pemuda itu menuju ruang tempat wanita paruh baya di rawat.
Daniella setia berada disampingnya, dan tangannya masih memegang liontin yang tadi di tunjuk oleh anak laki-laki itu.
Sesaat semuanya tertegun melihat anak laki-laki itu tegar berada di samping ibunya.
"Bunda..!" Panggil anak laki-laki itu terhadap perempuan yang terbaring di depannya.
Dia mengusap kepala ibundanya, meski masih sambil menangis.
"Nama kamu siapa Nak?" tanya Daniella kepada anak laki-laki yang dulu di tolongnya.
"Andrian!" Sahutnya sambil sesenggukan. "Kakakku mana?" Lanjut Andrian menanyakan kepada Daniella tentang keberadaan kakaknya.
Daniella menggelengkan kepala karena tidak tahu tentang keluarga Andrian. "Saya hanya menemukan kalian, tidak dengan yang lainnya." Sahut Daniella.
Andrian diam sejenak, kemudian keluar dari ruangan itu menuju ruang kaca kembali. Semua pun mengikutinya. Hingga sampailah di pintu besi ruangan kaca.
Semuanya melihat bagaimana cara anak itu membuka pintu dengan sangat mudah. padahal Gerald, suami Daniella yang genius serta Devan dan Davin pun tidak mampu membukanya. Namun Andrian tanpa bertanya dan hanya sekali sentuh, pintu langsung terbuka. Kemudian melangkah ke dalam lagi.
Lampu yang sejatinya mati tiba tiba hidup, menerangi lorong itu.
Andrian belok kanan ke arah dinding. Kemudian menyentuhnya.
Sebuah pintu rahasia terbuka. Membuat semua orang terkejut, bahkan Daniella sendiri yang merancang itupun sangat terkejut.
"Bagaimana bisa dia dengan mudah membukanya!" Batin Daniella yang langsung di tatap Andrian.
Davin dan Devan lebih terkejut ketika melihat isi di dalamnya. Harta Karun tersimpan rapi disana. Dan Andrian pun masuk ke dalam.
Daniella mengikutinya dari belakang. Lampu tiba-tiba menyala. Tampaklah harta Karun yang begitu banyak. Berkarung-karung dan berpeti-peti.
Semuanya terkejut melihat itu. Bahkan Engkong Rojali yang selama ini bersama Daniella, baru kali ini melihatnya.
"Milik Eyang buyut..!" Ucap Andrian, kemudian menatap sekelilingnya.
"Ada yang hilang satu kantong kecil..!" Ucap Andrian.
Daniella terkejut, karena Andrian bisa tahu semuanya.
"Dibawa orang dan di lempar di tengah laut.." lanjut Andrian menatap Daniella.
"Ituu...?"
Daniella menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Saudara ayahmu..." Sahut Andrian, membuat semuanya ternganga tak percaya. Andrian bisa tahu semuanya.
"Tak apa, nanti biar di ambil bang Davin." Ucapnya enteng. Bahkan Andrian belum di kasih tahu siapa saja yang ada di sini. Tapi dia tahu nama nama orang yang ada di sini. "Dibantu bang Devan." Lanjutnya. Kemudian keluar dari ruangan rahasia itu.
Daniella tidak marah, melihat Andrian masuk ruangan pribadinya yang sangat rahasia ini. Lalu ia menunjukkan serta memberikan liontin yang di pegangan tangannya kepada Andrian.
Andrian menolaknya, kemudian menutup kembali ruangan itu menuju ruangan kaca.
Andrian duduk di depan monitor, tangannya ditaruh di bangku kiri dan kanan. Kemudian dia menunduk, kepalanya goyang naik turun. Seakan sedang merenungi semua yang sudah terjadi.
.
.
.
BERSAMBUNG
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kenapa jadi cinta romantis🤣🤣🤣
dirubah oeeee
sama Noveltoon
Horor, horor tahuu🤣🤣🤣