NovelToon NovelToon
When The Webtoon Comes Alive

When The Webtoon Comes Alive

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Fantasi Wanita / Transmigrasi / Cewek Gendut
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Evelyn, penulis webtoon yang tertutup dan kesepian, tiba-tiba terjebak dalam dunia ciptaannya sendiri yang berjudul Kesatria Cinta. Tapi alih-alih menjadi tokoh utama yang memesona, ia justru bangun sebagai Olivia, karakter pendukung yang dilupakan: gadis gemuk berbobot 90kg, berkacamata bulat, dan wajah penuh bintik.

Saat membuka mata, Olivia berdiri di atas atap sekolah dengan wajah berantakan, baju basah oleh susu, dan tatapan penuh ejekan dari siswa di bawah. Evelyn kini harus bertahan dalam naskahnya sendiri, menghindari tragedi yang ia tulis, dan mungkin… menemukan cinta yang bahkan tak pernah ia harapkan.

Apakah ia bisa mengubah akhir cerita sebagai Olivia? Atau justru terjebak dalam kisah yang ia ciptakan sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 16.Kehidupan terbuang.

Setelah kepindahan mendadaknya, Oliv kini bersekolah di kelas biasa di sekolah umum. Tidak ada lagi Luna, tidak ada geng populer 3T yang dulu selalu membuat keributan di sekelilingnya. Ia hanyalah siswi biasa di tengah hiruk pikuk kelas yang sederhana, tanpa sorotan dan drama. Tapi Oliv tidak menyesal justru ia merasa lebih damai.

Sepulang sekolah, Oliv bekerja paruh waktu di sebuah rumah makan kecil milik tetangganya. Ia mencuci piring, membantu menyajikan makanan, bahkan sesekali menjaga kasir. Meski lelah, ia melakukannya dengan tekun. Bekerja membantu keluarga membuatnya merasa berguna.

Kakaknya, Erik, kini bekerja sebagai kurir ekspedisi. Setiap hari ia mengantarkan paket ke berbagai sudut kota dengan motor tuanya. Meski penghasilannya tidak seberapa, Erik selalu pulang dengan senyum dan cerita dari perjalanan hari itu.

Sementara itu, Mark yang dulu dikenal sebagai si playboy,kini ia berubah total. Sejak keluarga mereka jatuh miskin, Mark menjadi lebih pendiam. Ia menarik diri dari pergaulan yang tidak perlu, memilih fokus pada pendidikan. Di sela waktu, ia juga membantu mama mereka berdagang ikan di pasar. Setiap pagi buta, Mark sudah bangun, membantu mengangkut barang dagangan dan menjaga lapak bersama sang ibu.

Meski hidup mereka sekarang jauh dari kemewahan, tapi keluarga kecil itu tetap bersatu. Mereka bekerja keras, saling menopang, dan belajar menerima kenyataan dengan tabah. Dan bagi Oliv, meski dunia lamanya telah hilang, ia yakin masa depannya baru saja dimulai.

Sambil melihat kearah langit terang sepulang sekolah, Oliv berpikir.

Mungkin ini yang harus aku terima, setelah mempercepat cerita dari Luna. Nasib pemeran pendukung yang terbuang setelah menyelesaikan tugasnya, tapi aku belum menikmati kehidupan sebagai orang kaya!.

Oliv yang masih berdiri sendiri di depan gerbang sekolah barunya. Seragamnya tidak lagi sekelas dengan yang dulu ia kenakan di Red High. Ia memeluk tasnya erat, menatap langit biru yang kosong dan seolah mencari jawaban atau mungkin harapan baru di balik awan yang bergerak lambat.

Angin menerpa pelan, mengibaskan poni Oliv. Hatinya masih diselimuti sunyi. Sekolah ini tak mengenalnya, dan ia pun tak punya siapa-siapa di sini.

Namun tiba-tiba—

"TIINNN!!"

Suara klakson mobil membuyarkan lamunannya. Sebuah mobil hitam mewah berhenti tepat di hadapannya. Kacanya perlahan terbuka… dan suara yang sangat ia kenal menggema dari dalam.

“Hei, Bakpao!”

Jantung Oliv seakan berhenti berdetak sesaat.

Ia menoleh cepat dan benar saja.

Dari balik kemudi muncul wajah yang dulu tak pernah absen dalam hari-harinya yaitu Owen. Dengan senyum khasnya yang menyebalkan, yang dulu selalu ia maki tapi diam-diam ia rindukan.

Di kursi belakang tampak Leo dan Damian, tertawa sambil melambai ke arahnya, seolah tak ada yang berubah.

Oliv terpaku.

Untuk apa mereka disini?,ini bukan tempat mereka?, pikir Evelyn.

"Sedang apa kalian disini? "

"Owen merindukanmu Liv" Jawab Damian sambil tersenyum.

"Ka..ta siapa aku merindukan nya? " Ucap gugup Owen.

"Kalian mau bicara seperti ini terus dan tidak menyuruh Oliv masuk kedalam" Ucap Leo yang ramah.

Oliv pun menjadi bingung seharusnya, mereka tidak berada di dunia buangan ini.

Namun kenyataan ada di depan matanya, nyata dan hidup. Seketika itu juga, semua emosi yang ia kubur kerinduan, kebingungan, rasa sakit, dan secercah harapan bercampur menjadi satu dalam dada.

“Masuk, Bakpao. Masa kamu mau pura-pura nggak kenal kami?”Ujar Owen, sambil menyikut kaca mobil lebih turun, senyumnya tak pernah berubah nakal tapi hangat.

Oliv menggigit bibir bawahnya, matanya sedikit bergetar. Dunia yang ia tinggalkan ternyata belum sepenuhnya melepaskannya.

Dengan ragu-ragu, tapi juga dorongan kuat dari perasaannya sendiri, Oliv akhirnya melangkah masuk ke dalam mobil mewah itu. Aroma khas mobil mahal, hembusan AC dingin, dan tawa-tawa kecil dari tiga pria yang dulu menghiasi hari-harinya, kembali menyambutnya. Rasanya seperti deja vu,tapi juga seperti mimpi.

Begitu pintu mobil tertutup dan mereka bersiap pergi, pandangan seluruh siswa di depan gerbang sekolah langsung tertuju ke arah mereka.

Mata-mata penasaran mengikuti gerakan mobil itu, terutama menatap tiga pria di dalamnya yaitu Owen, Leo, dan Damian,yang tampil mencolok dengan gaya khas mereka seperti Owen dengan rambut acak yang seperti tak pernah peduli, Damian dengan jas longgar stylish ala idol Korea, dan Leo yang cool dalam balutan hoodie gelap dan headphone di lehernya.

“Siapa mereka?” bisik beberapa siswi sambil menahan napas.

“Gila... yang duduk di depan itu cakep banget.”

“Eh, itu Oliv, kan? Kok dia kenal mereka?”

Teman sekelas Oliv yang sebelumnya tak pernah memperhatikannya, kini menatap dengan pandangan campur aduk: kaget, iri, penasaran.

Sementara itu di dalam mobil, Owen melirik Oliv yang duduk kaku di jok belakang.

“Jadi... kamu masih suka langit, Bakpao?” katanya, menyeringai kecil.

Oliv menahan senyum.

“Dan kamu... masih menyebalkan seperti biasa.”

"Dasar bakpao, pergi gak pamitan. Langsung pergi begitu saja! "

"Kenapa kamu rindu dengan Oliv yang imut ini! " Ucap Oliv sambil bertingkah imut.

Semua orang dibuat tersenyum melihat Oliv seperti itu, Damian lalu menjawab candaan Oliv.

"Yang paling merindukanmu itu Omeletmu itu!, setiap hari selalu menyuruh kita untuk mencari keberadaan mu. Untung saja paman ku seorang polisi, dalam sehari akhirnya kami bisa menemukan mu. Kalau tidak Owen akan bawel buat kepala kami sakit! "

"Kau mau aku hajar Damian!, jangan bicara omong kosong seperti itu. Nanti bakpao besar kepala dan menyangka kalau aku suka dengan nya" Jawab Owen gugup.

"Kamu tenang saja Omelet, sedikitpun ucapan Damian tidak aku anggap serius" Ucap tegas Oliv.

"Baguslah" Dengan senyum palsu Owen.

"Leo, bagaimana dengan Luna?, dia pasti marah padaku. "

"Tentu saja, Luna sangat marah dengan mu. "

"Lalu, apa disekolah dia nyaman tidak ada yang berani mengganggunya?. "

"Tenang saja Oliv, ada kami!. "

Perasaan tenang Oliv mendengar kabar Luna, ia bisa tawa kecil memenuhi dalam mobil, dan sesaat Oliv merasa... ia kembali ke rumah.

Tapi ia juga tahu bahwa dunia ini tak akan sama seperti dulu.

Pertemuan mereka pasti bukan kebetulan. Ada sesuatu yang dibawa oleh kehadiran 3T. Dan Oliv bisa merasakannya,sesuatu akan berubah lagi dalam hidupnya.

Di dalam mobil yang melaju pelan di bawah langit sore, suasana terasa hening. Hanya suara samar pendingin udara dan deru mesin yang terdengar. Oliv duduk di kursi penumpang, menatap kosong ke luar jendela, pikirannya masih berkecamuk.

Tiba-tiba, Owen yang duduk didepan kemudi, melempar sebuah map cokelat ke arah pangkuan Oliv.

"Pegang itu," ucapnya tanpa menoleh.

"Apa ini?. "

"Buka saja!. "

Oliv mengernyit, menunduk dan membuka map itu perlahan. Matanya membulat saat membaca halaman pertama. “Ini…”

“Beasiswa penuh Red High,” sahut Owen sebelum Oliv sempat bertanya. “Mulai besok, kamu kembali ke sekolah itu.”

Oliv menoleh padanya, tercengang. “Tapi, Owen… aku nggak bisa. Biayanya—”

“Udah gue urus semuanya,” potong Owen cepat, nada suaranya tegas. “Kamu cuma perlu datang dan duduk di bangku kelas, seperti dulu.”

Oliv terdiam. Ia menatap dokumen di tangannya, kemudian menatap Owen dengan tatapan heran. Mobil tetap melaju, tapi waktu seolah berhenti bagi Oliv saat ia menyadari… seseorang masih percaya padanya, bahkan saat ia sendiri mulai kehilangan harapan.

"Kenapa kamu ngelakuin ini?" tanyanya pelan.

Owen menghela napas, lalu akhirnya menoleh sebentar. "Karena Luna pasti kesepian tanpa mu."

Oliv pun hanya terdiam, jika kembali kesana maka kehidupan sekolah nya tak akan mudah. Tapi ia terus disekolah barunya, Oliv akan menjalani hidup yang membosankan.

"Berikan aku waktu untuk memikirkan nya" Jawab Oliv tegas.

Mobil pun terus melaju, dan didalam mobil Oliv berbincang dengan 3T dengan akrab. Karakter yang di buat Evelyn, seakan nyata ia mulai nyaman berada di antara mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!