NovelToon NovelToon
A Modern Soul In A Young Widow'S Body

A Modern Soul In A Young Widow'S Body

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Janda / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Seorang wanita modern, cerdas dan mandiri, mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang wanita dari masa lalu,seorang janda muda di Tiongkok kuno. Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, ia harus menjalani kehidupan baru di dunia yang asing dan penuh aturan kejam, di mana seorang janda tak hanya kehilangan suami, tapi juga martabat, kebebasan, bahkan hak untuk bermimpi.
Di tengah kesendirian dan perlakuan kejam dari keluarga mendiang suami, ia tak tinggal diam. Dengan akal modern dan keberanian yang tak lazim di zaman itu, ia perlahan menentang tradisi yang mengekangnya. Tapi semakin ia menggali masa lalu wanita yang kini ia hidupi, semakin banyak rahasia gelap dan intrik yang terungkap,termasuk kebenaran tentang kematian suaminya, yang ternyata tidak sesederhana yang semua orang katakan.
Apakah ia bisa mengubah takdir yang telah digariskan untuk tubuh ini? Ataukah sejarah akan terulang kembali dengan cara yang jauh lebih berbahaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9.Menjalankan rencana.

Tuan muda ketiga itu terdiam membeku, tangan kirinya masih menggenggam erat puas yang tinta hitamnya perlahan menetes, menodai sudut lembaran salinan di hadapannya.

Namun ia tak lagi peduli. Kata-kata Zi ning yang lembut namun menusuk perasaan nya telah menembus lapisan sikap dinginnya selama ini. Sesuatu di dalam dirinya terasa terguncang, menggugah rasa bersalah yang sudah lama ia kubur.

Rasa bersalah telah menipu wanita yang didepan nya karena sikap keluarganya, yang sudah menipunya selama ini.

Denting halus tinta yang jatuh ke atas kertas menjadi satu-satunya suara di ruangan sunyi itu, sebelum akhirnya ia meletakkan puasnya dengan pelan, nyaris ragu.

Ia menutup salinan dokumen di hadapannya, gerakannya lambat, seolah ingin memberi dirinya waktu untuk menenangkan gejolak di dalam dadanya.

Kemudian, perlahan, untuk pertama kalinya sejak kehadiran Zi ning di rumah keluarga Wu, tuan muda ketiga itu mengangkat wajahnya. Tatapannya bertemu dengan milik Zi ning.

Pandangan mereka bertaut. Di mata tuan muda ketiga, bukan hanya ada keterkejutan, tapi juga rasa bersalah yang samar, tertahan oleh gengsi dan kebiasaan hidup dalam dinding kehormatan keluarga.

"Seakan kakak ipar menyalahkan aku, karena kematian kakakku"

"Yang aku katakan adalah kebenaran, jadi jika kamu punya hati maka izinkan aku ikut dengan mu kalau tidak aku bisa gila terkurung dalam paviliun yang sunyi itu. Aku mohon saudaraku! " Ucapan akhir Zi ning mengatakan sambil memasang wajah melasnya.

Tuan muda ketiga terdiam sambil memandang kearah Zi ning dalam-dalam.

"Baiklah, tapi jangan sampai ketahuan oleh keluarga yang lain jika aku membawa kakak ipar pergi. Kita akan pergi bersama, ketika semua orang sibuk dengan urusannya"

"Setuju, tenang saja kapanpun kamu siap mengajakku. Aku akan menyiapkan penyamaran untuk ku"

"Kakak ipar tidak takut dengan hukuman ibu? "

"Menerima hukuman urusan belakang, yang terpenting aku ingin hatiku merasa puas! " Jawabnya dengan senyum.

Dalam diam, tuan muda ketiga sadar bahwa perempuan yang selama ini ia pandang sebelah mata ternyata ia wanita yang ceria yang tertutup oleh warna kelabu.

___

Di tempat lain, di tengah dentuman pelan roda kereta istana yang menyusuri jalanan berbatu, Kaisar Xiao duduk dalam diam. Di hadapannya, tirai kereta terbuka sedikit, memperlihatkan langit Qing Shi yang mulai meredup diselimuti awan senja.

Perjalanan panjang dari perbatasan telah menguras tenaga, namun bukan itu yang membuat pikirannya terus bekerja melainkan ia teringat dengan permintaan putra jenderal Liu.

Permintaan putra Jenderal Liu, Lei Heng, untuk membawa pulang saudarinya ke keluarga mereka bukan hal sepele. Terlebih lagi, perempuan itu sudah bagian dari keluarga Wu,keluarga bangsawan terpandang di Qing Shi, namun dikenal penuh intrik dan haus kekuasaan.

Kasim setia Gao yang melihat tuannya melihat kearah kota Qing shi, dengan tatapan penuh makna.

"Yang mulia, apa yang membuat anda terlihat gelisah? "

"Sepertinya kita harus singgah dulu sebentar ke kota Qing shi, lalu kita lanjutkan perjalanan kita ke istana"

"Pasti yang mulia memikirkan tentang permintaan putra-putra jenderal Liu? "

"Kau benar kasim Gao, suruh beberapa orang ikut dengan ku masuk kedalam kota untuk menyamar dan sebagian kembali ke istana"

"Baik kaisar! "

Setelah mengucapkan perintah itu, kasim Gao langsung memerintahkan pengawal istana yang memiliki kemampuan bela diri tinggi untuk ikut dengan Kaisar masuk kedalam kota Qing shi dengan menyamar bersama Kaisar.

Maka sore itu, Kaisar Xiao menanggalkan jubah kebesarannya. Ia mengenakan pakaian sederhana berwarna biru keabu-abuan, kain biasa tanpa bordir naga, wajahnya dibalut kerudung topi lebar khas penduduk kota.

Di belakangnya, tiga pengawal setia yang menyamar sebagai pedagang keliling dan pembantu pelindung yang mengikutinya dengan langkah tenang.

Begitu memasuki kota Qing Shi, Kaisar Xiao menoleh ke sekeliling. Bangunan-bangunan batu tinggi, jalan-jalan kecil yang padat dengan pedagang, dan aroma pasar yang bercampur bau dupa dari kuil tua di kejauhan... semuanya tampak tenang di permukaan, namun Kaisar Xiao, dengan mata tajamnya, menangkap aura yang berbeda di sudut-sudut tertentu.

"Apakah rumah keluarga Wu jauh dari sini? "

"Iya, yang mulia. Sebaiknya kita menginap di salah satu penginapan dekat sini. Besok saja kita lanjutkan kembali ke rumah keluarga Wu" Saran kasim Gao.

"Baiklah"

Setelah memasuki kota para pengawal di belakangnya mengangguk. Salah satu dari mereka segera berbaur dengan kerumunan, mengumpulkan informasi dengan cermat.

Akhirnya Kaisar menginap di salah satu penginapan dekat gerbang kota Qing shi bersama dengan pengikutnya.

Pagi hari itu, halaman utama kediaman keluarga Wu dipenuhi oleh aroma dupa dan suara kesiapan pelayan-pelayan yang sibuk menyiapkan keberangkatan.

Keluarga Wu, bersama anak kedua mereka, tengah bersiap untuk pergi ke kuil di pinggiran kota,sebuah kunjungan rutin yang bertujuan memperkuat keberuntungan dan hubungan mereka dengan para tetua spiritual.

"Pastikan persembahan bunga teratai segar sudah dibawa," ujar nyonya Wu dengan suara tinggi, sembari menaiki kereta kayu yang sudah ditunggu oleh para pelayan.

Sementara itu, di sisi lain rumah, seorang perempuan muncul dari balik koridor panjang dengan langkah ringan.

Ia adalah Yue, pelayan Zi ning yang disuruh untuk melihat apakah nyonya Wu dan keluarga yang lain sudah berangkat.

Sementara ia sedang bersiap-siap untuk pergi keluar untuk pertama kalinya, ia juga menyuruh Yue agar tuan muda ketiga bersiap-siap untuk pergi bersama dengan nya.

Yue langsung berlari setelah melihat kereta keluarga Wu pergi dari pintu gerbang keluarga Wu, ia langsung melaporkan kepada nyonya nya setelah itu kepada tuan ketiga.

Di dalam kamar, Zi ning meminjam pakaian Yue.Ia mengenakan pakaian sederhana namun ceria kain biru laut berpadu dengan selendang merah muda lembut yang mengalun saat ia berjalan.

Wajahnya berseri, senyum mengembang dengan alami, menyingkap sisi lain dari dirinya yang selama ini tersembunyi di balik kesedihan dan sikap tenang. Tak banyak yang mengenal sisi itu, yang diperlukan oleh Zi ning adalah mengenal dunia yang ia tinggali ini.

Zi ning hari itu akhirnya bisa menjalankan rencananya untuk pergi ke pasar kota. Bukan sendiri, tapi ditemani seseorang yang tak pernah ia sangka akan setuju menemaninya yaitu tuan muda ketiga, saudara iparnya yang dikenal dingin dan menjaga jarak. Namun pagi ini, pria itu telah bersiap lebih awal, berdiri di sudut pekarangan mengenakan pakaian seperti biasa tidak mencolok tapi berwibawa.

Zi ning yang merubah penampilannya, membuat tuan muda ketiga yang seperti pertapa tanpa ia sadari ia mulai mengagumi saudara iparnya yang terlihat cantik tanpa pakaian kelabu.

"Adik ipar, ayo kita berangkat! "

"Iya.. " Ucapnya yang gugup. "Tapi satu lagi, jangan jauh-jauh dari ku. Aku tidak mau membuang waktu untuk mencari mu jika tersesat"

"Baik.., dasar cerewet! " Gerutunya dengan pelan.

"Apa yang kamu bilang? "

"Maksudku,baik adik iparku yang baik"ucapannya penuh penekanan emosi.

Asalkan aku bisa pergi, menahan emosi dari si batu itu sudah cukup, pikir Li hua.

Namun perempuan itu hanya tersenyum kecil, menunduk sedikit, lalu berkata ringan, “Baik, tuan muda. Tapi... jangan salahkan aku jika aku terlalu bersemangat melihat warna-warni di pasar.”

Tatapan pria itu sedikit melembut, meski hanya sepersekian detik. Ia tak menjawab, hanya melangkah lebih dulu ke luar gerbang rumah.

Mereka pun berjalan menyusuri jalanan kecil menuju pusat kota. Zi ning, dengan wajah berseri dan mata berbinar, tampak seperti bunga yang mekar di musim semi.

Tak ada yang mengira bahwa wanita ini dulunya adalah janda putra pertama keluarga Wu yang telah tiada. Hari ini, ia adalah wanita muda yang untuk pertama kalinya... merasa bebas.

1
Alan Banghadi
Rasain kamu tuan muda hu bahkan itu belum cukup dengan matinya li mei
Alan Banghadi
Zi Ning yg sabar ya karena Li mei sudah mati😭😭😭
Alan Banghadi
Kasihan li mei malah mati bahkan di perkosa dan di bunuh😭😭😭.
tunggu saja kamu tuan muda hu akan ada yg akan membalasnya Zi Ning😡😡😡
Alan Banghadi
Jangan2 li mei mati di bunuh sama tuan muda keluarga hu aduh jangan sampe
Alan Banghadi
Ternyata yg membunuh pelayan tua itu Tian mudah Hu sendiri astaga 🤦🏻
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning dan Yue akan berjuang dari nol
Alan Banghadi
Akhirnya li hua yg Berti dak
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning akan berkumpul lagi dengan keluarganya
Alan Banghadi
Bagus semoga ketahuan perlakuan Keluarga terhadap Zi ning
Chen Nadari
ambil thor.ksh dia dimensi /Casual/
Chen Nadari
semoga buruan keluar dr keluarga laknat
Chen Nadari
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!