Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 27 Alan
Dari kejauhan Alan menatap Aira yang berpamitan dengan Yusuf. hatinya terasa perih saat melihat kebersamaan Aira dan Yusuf. meski Aline bercerita jika pernikahan Aira tidak seperti sewajarnya pernikahan tapi Alan merasa ada peluang diantara Yusuf dan Aira untuk saling suka.
Kebiasaan tinggal satu atap, terbiasa melihat, terbiasa berbicara, makan berdua pasti lama-lama akan timbul benih cinta entah dari Aira duluan atau dari Yusuf lebih dulu.
Apa aku punya kesempatan untuk mendekati Aira dan menyatakan cinta? apa pantas jika aku menyatakan cintaku pada wanita yang masih berstatus istri orang lain?
Alan hampir melangkah pergi tapi ia menghentikan langkahnya dan memutuskan untuk menemui Aira.
Alan berjalan mendekati meja kerja Aira, terlihat Aira juga terkejut memandang ke arahnya. refleks Aira berdiri dari duduknya.
"Pak Alan" sapa Aira, seperti biasa dengan suara lembut yang di sukai Alan.
"Hai Aira, selamat pagi"
Aira tersenyum membalas sapaan Alan.
"Apa hari ini ada meeting?" tanya Aira.
"Tidak, tapi aku kemari karena ingin bertemu dengan mu. apa kau keberatan jika aku ingin bicara dengan mu?"
Aira tahu pasti Alan akan bertanya panjang lebar soal rumah tangganya atau statusnya sebagai istri Yusuf.
"Maaf mas...maksud saya pak Alan saya tidak bisa sedang banyak kerjaan" kilah Aira menghindari Alan.
Alan tersenyum rasanya saat tadi Aira memanggilnya dengan sebutan mas terdengar menyenangkan di telinga Alan.
"Oh ya, tapi aku ingin sekali bicara dengan mu Aira berdua saja. kau jangan cemas kita akan pergi ke tempat umum jadi tidak akan timbul fitnah" kata Alan.
siapa yang menjamin pergi ke tempat umum dengan pria lain tidak akan menjadi fitnah bagi wanita yang sudah bersuami seperti Aira. tapi melihat kegigihan Alan akhirnya Aira mengiyakan ajakan Alan.
"Terimakasih Aira, aku akan kembali menjemput mu nanti saat istirahat makan siang" kata Alan yang di balas anggukan oleh Aira.
***
Di ruangan kerja Yusuf sedang ada Diandra. sebenarnya Yusuf sedang malas meladeni Diandra karena ia banyak pekerjaan. tapi Yusuf lebih malas lagi kalau harus merayu Diandra karena Diandra marah ia abaikan.
"Pagi sayang" sapa Diandra.
"Pagi"
"Kau terlambat masuk kantor? tidak biasanya" Diandra melihat jam tangannya. Yusuf adalah pria yang disiplin ia hampir tidak pernah datang terlambat ke kantor.
"Aku mengantar Aira"
Wajah Diandra terlihat tidak senang. mimik yang tadinya ceria berubah menjadi kesal dan cemberut.
"Diandra kita sudah sepakat jika aku akan mengambil hati Aira agar dia jatuh cinta padaku dan tidak terpengaruh pria lain"
"Iya tapi aku tidak senang kau berbaik hati pada istrimu"
Yusuf mengusap wajahnya, ia duduk di kursi kerjanya.
"Pagi pak, anda di tunggu bapak Ibrahim di rumah meeting" kata Tari sekretaris Yusuf.
"Apa? ada papa disini?"
Apa tadi papa melihat Diandra? kalau iya bisa gawat!
"Pergilah Diandra, ada papa disini" kata Yusuf cemas.
"Memangnya kenapa kalau ada papamu? kau bisa jelaskan pada papamu soal hubungan kita dan pernikahan mu yang tidak bahagia dengan istri mu itu"
"Diandra aku mohon pergilah! jangan macam-macam nanti rencana ku bisa gagal!"
Dengan wajah kesal Diandra pergi diam-diam dari ruang kerja Yusuf agar tidak ketahuan tuan Ibrahim.
"Tari dengan siapa papa di meeting room?" tanya Yusuf pada sekretarisnya.
"Dengan pak Rifat"
"Rifat?! sejak kapan Rifat datang?"
Yusuf tidak tahu kalau adiknya tiba dari luar negeri. posisinya bisa terancam kalau ada Rifat di PT Sinar Surya. pasti papa juga memberi Rifat jabatan penting di perusahaan.
Yusuf bergegas menuju meeting room menemui papanya dan juga adiknya.
"Hai kaka ku tercinta!" Rifat memeluk Yusuf begitu ia melihat Yusuf memasuki ruangan meeting.
"Kapan kau tiba? kenapa tidak memberi kabar?"
"Baru tadi malam, maaf aku tidak hadir di pernikahan mu"
Yusuf tidak peduli dengan ucapan Rifat. ia sedang berpikir apa tujuan Rifat kembali dari luar negeri.
"Yusuf papa memutuskan untuk meeting bertiga ayo sini duduklah"
Wajah Yusuf terlihat tidak terlalu welcome pada adiknya.
"Oh ya nanti malam kau dan Aira ke rumah ya, kita makan malam bersama sekalian biar Rifat dan Aira berkenalan. kita satu keluarga masa tidak saling mengenal?" kata papa.
"Iya pa" jawab Yusuf malas.
***
Alan dan Aira pergi ke taman menikmati makan siang sembari duduk lesehan. Aira memesan ketoprak dan es teh manis sementara Alan memesan ketoprak dan teh tawar. keduanya terdiam sesaat menikmati makanan mereka karena bingung harus memulai pembicaraan darimana. Alan tiba-tiba merasa canggung saat berhadapan dengan Aira.
"Pak Alan mau bicara apa?" tanya Aira.
Alan meletakkan sendok yang ia pegang lalu meminum teh tawar untuk menenangkan rasa gugupnya.
"Terus terang aku terkejut saat mendengar semua dari Aline tentang rumah tanggamu bersama Yusuf. sesungguhnya aku ingin bertanya padamu Aira, apa aku memiliki kesempatan untuk dekat padamu?"
Aira terkejut mendengar ucapan Alan.
"Maksud pak Alan?"
"Aku ...maksudku bisakah kita tetap berteman dekat?"
Alan tidak sanggup menyatakan cintanya pada Aira. ia takut jika Aira justru semakin menghindarinya nanti. lebih baik berteman dekat dulu saja sembari melihat situasi apakah ada peluang untuknya.
"Oh, tapi mas Yusuf melarang untuk saya berteman dengan pria lain"
"Aira kenapa Yusuf melarang mu jika hanya sekedar berteman saja? bahkan aku melihat dia memiliki kekasih lain yang dengan bangga dia bawa kesana kemari saat meeting"
deg!
Hati Aira terasa sakit mendengar ucapan Alan soal Yusuf. sebagai wanita ia malu dan merasa harga dirinya di rendahkan oleh suaminya sendiri. bahkan Alan juga tahu soal Diandra.
"Aira, ayolah jangan menyakiti dirimu sendiri. jangan terlalu lama bertahan dengan pernikahan mu jika kau memang tidak bahagia bersama Yusuf"
Aira terdiam berpikir, yang di ucapkan Alan ada benarnya tapi tidak semudah itu ia bisa pergi dan mengakhiri pernikahannya. semua tergantung Yusuf.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong