Sarah merupakan seorang gadis yang cantik, Sarah merasa kehidupannya sangatlah tidak adil, selain bibi yang sangat baik dan sangat menyayangi nya, Sarah tak memiliki siapa siapa lagi. Bahkan suami sang bibi dan keluarganya sangat membenci Sarah, dan selalu saja memperlakukan Sarah secara tidak adil. Sedari kecil dia di rawat oleh wanita yang kini menjadi bibinya, meskipun tak ada hubungan darah namun sang bibi sangat menyayangi nya. Tanpa mereka ketahui bahwa Sarah adalah anak pewaris yang telah lama di cari oleh pamannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak titipan
POV Adel
Entah apa yang membuat sikap ibu mertuaku dan juga suamiku mas Adam berubah. Kini mereka tak seperti dulu lagi. Padahal dulu mereka sangat peduli dan sayang pada kami, bahkan menganggap Sarah sebagai keluarga mereka
Namun setelah kehadiran mbak Vika dan juga anak nya membuat sikap dan perilaku suami dan mertuaku mulai berubah
* Flashback
Aku Adelia Salsabillah anak tunggal dari keluarga sederhana. Ayahku bernama beni sedangkan ibuku bernama dewi.. Sejak aku berusia tujuh tahun ayahku telah berpulang ke illahi. Kini tinggallah ibuku yang menyambung hidup kami dengan mengandalkan kemahirannya dalam memasak. Kebetulan juga ayahku meninggalkan sedikit harta yang cukup untuk kami jadikan modal usaha
Dengan modal yang tak seberapa ibuku akhirnya berdagang makanan maupun kue yang di pajang di kaca etalase di depan rumah sederhana kami. Bertambahnya usiaku aku pun memanfaatkan kesempatan itu untuk belajar memasak dan berdagang, sebab masakan dan kue buatan ibuku memang sangat enak, jadi tak heran jika dagangan ibuku selalu habis terjual
Hingga usiaku enam belas tahun ibuku pun kini menyusul ayahku, tinggallah aku sendiri hanya melalui camera handycam peninggalan ayahku tempat melepas rinduku jika teringat akan mereka. Ya memang ayahku sedari dulu sangat gemar merekam setiap kegiatan kami
Setelah aku lulus sekolah menengah atas aku pun mengikuti jejak ibuku, mencoba berjualan di depan rumah, berharap aku bisa menjalani hidupku sendiri tanpa bantuan siapa siapa
Sebenarnya di kota ini aku punya keluarga dari ayahku, namun kami tak begitu dekat sebab mereka tak pernah menganggap kami mungkin karena kami tak sekaya mereka, apalagi setelah kepergian ayahku jangan harap mereka akan peduli pada kehidupan kami
Usahaku berjalan sangat baik, begitu banyak pelanggan ku namun itu hanya sesaat sebab masalah pun menghampiri kehidupan ku yang selama ini baik baik saja
*****
" Adelia... Tante mau kamu keluar dari rumah ini " ucap Tante Ratih adik ayahku berteriak padaku
" Maksud Tante apa? Datang datang kok main ngusir aku? Ini kan rumah orang tuaku Tante" jawabku
" Enak aja kalo ngomong, ini tuh rumah mas beni kakak tante "
" Tapi itu kan ayah aku Tante "
" Tapi kan sekarang ayah kamu udah gak ada, ibu kamu juga gak ada jadi kamu gak ada hak dong atas rumah ini, lagian rumah ini kan bukan atas nama kamu juga"
" Gak bisa gitu dong Tante, rumah ini kan peninggalan orang tuaku, jadi Tante gak bisa seenaknya mengusir ku dari rumah ini " ucapku membela diri
" Jadi kamu melawan Tante? Terus Tante tanya emang kamu ada pegang sertifikat rumah ini? Gak ada kan? Karena sertifikat rumah yang kamu tempati ini ada sama Tante, lagian rumah ini kan hasil pinjaman ayah kamu pada Tante"
" Kok bisa ada sama Tante? Soal uang itu kan ayah dan ibuku udah melunasi pada Tante, jadi rumah ini tetap jadi milik aku Tante "
" Gak usah tau yang jelas Tante mau kamu keluar dari rumah ini, meskipun udah lunas tapi rumah ini gak bakalan ada kalo bukan karena uang Tante yang di pinjam ayahmu "
" Tapi aku harus tinggal dimana kalo Tante ngusir aku dari sini ?"
" Itu bukan urusan Tante, pokoknya Tante mau kamu pergi dari rumah ini secepatnya sebab akan ada orang yang akan membeli rumah ini"
" Tapi aku gak ada tempat tujuan Tante"
" Tante gak mau tau atau kamu mau Tante laporin polisi? Biar kamu tinggal di penjara sekalian? Kamu tau kan suami Tante ini seorang polisi?" Ucapnya menunjukkan paman Heru yang merupakan seorang polisi
" Apa Kamu mau paman masukkan ke dalam penjara?" Ucap paman Heru kepadaku
" Jangan Tante, jangan paman aku gak mau"
" Ya sudah kalo gitu Minggu depan Tante gak mau lihat kamu lagi di sini. Ingat itu " ucapnya menatapku dengan sinis..
" Ayo sayang kita pulang, gak tahan aku dekat orang miskin ini " sambungnya mengajak sang suami pulang
******
Seminggu pun berlalu seperti yang di minta oleh Tante Ratih, akupun segera meninggalkan rumah peninggalan kedua orangtuaku dan mencari sebuah rumah kontrakan yang mungkin bisa aku tempati sekaligus bisa aku jadikan tempat mencari nafkah
Untung saja aku menemukan sebuah rumah kontrakan yang murah, dan tak jauh dari jalan besar jadi aku bisa memulai usaha ku kembali
Singkat waktu kini usiaku menginjak dua puluh tahun, aku telah menjalani usaha dagang selama tiga tahun yang tak jauh dari kontrakan ku, dengan bermodalkan sebuah gerobak bekas yang aku beli akupun memulai usaha dengan membuka tenda di pinggir jalan yang lumayan ramai
Dengan begitu orang orang akan datang untuk makan dan syukur lah ternyata mereka menyukai masakan ku, dan selalu habis sebelum malam tiba
*******
Siang itu seperti biasanya aku pun menyiapkan jualanku dan mulai menyalakan kamera handycam peninggalan ayahku, aku ingin merekam semua kejadian atau aktifitas ku mengikuti hobi ayahku
Seperti biasa dagangan ku pun ludes namun kali ini entah kenapa tak secepat kemarin habisnya, mungkin karena tanggal tua makanya pelangganku banyak yang tak datang, jadilah aku membereskan dagangan setelah sholat Maghrib di mesjid sekitar lapak ku
Sementara aku mengemas dagangan ku, seorang wanita datang menangis ketakutan dan meminta tolong padaku untuk menyembunyikan anak perempuan kecil yang berada di dalam gendongan nya
" Mbak tolong jaga anak saya Sarah" ucap wanita itu terburu buru
Setelah memberiku anak itu dan sebuah tas dia pun pergi meninggalkan ku bersama anaknya. Aku merasa sangat bingung ketika anak itu lari bersembunyi di samping gerobakku di saat segerombolan pria dengan badan besar yang terlihat seperti bodyguard muncul dari arah munculnya wanita tadi
" Dek, tadi ada lihat wanita sama anak kecil jalan di sini gak?" Tanya salah satu pria itu padaku
" Maaf pak, saya gak lihat siapa siapa lewat sini, sedari tadi saya disini" jawabku berbohong
" Ya sudah kalo begitu, terima kasih ya" balas nya lagi
Aku sangat ketakutan dan hampir saja menangis sebab hanya ada aku dan anak kecil yang bersembunyi saat itu, tak buang waktu aku segera membereskan dagangan ku dan pulang membawa anak kecil itu, tak lupa membawa kameraku yang mungkin merekam kejadian barusan
******
" Nama kamu siapa? " tanyaku pada anak kecil yang sangat cantik itu sesampainya di kontrakanku namun anak itu tak menjawab ku, hanya memperlihatkan kalung yang dia pakai yang bertuliskan " tanjung ". Tidak mungkin anak perempuan ini bernama tanjung pikirku
Aku pun memberinya makan karena mungkin saja dia sedang kelaparan, dan syukurlah dia makan dengan sangat lahap dan begitu pintar sebab anak seusianya sudah bisa makan dengan sangat baik. Setelah menghabiskan makannya anak itupun memberiku sebuah surat yang dia keluarkan dari saku jaketnya
( Perkenalkan namaku Megan... Maaf karena aku menitipkan anakku padamu. Namanya Sarah Amelia usianya kini dua tahun. Aku mohon jangan membiarkan siapapun mengambil anakku ini kecuali adikku yang bernama Faisal. Meskipun ada yang mengaku sebagai ayahnya. Di dalam tas aku titipkan sedikit uang untuk kebutuhan kalian dan juga buku tabungan anakku, setidaknya pergunakanlah hingga adikku menjemputnya. Maaf selama ini hanya kamu yang ada di pikiranku untuk tempat menitipkan anakku, aku yakin kamu orang baik. Sekali lagi maafkan aku dan terima kasih.)
Aku membaca surat itu dan merasa bingung bagaimana mungkin orang ini bisa mempercayaiku untuk menitipkan anaknya? Padahal kenal pun tidak, Dan soal pamannya gimana caranya dia menemukan anak ini jika dia saja tak tau bahwa anak ini sedang bersamaku. Dan bagaimana jika yang datang nantinya hanya mengaku jika dia adalah pamannya?
Aku pun memeriksa tas ada sebuah buku tabungan, aku memeriksa buku tabungan anak itu, betapa terkejutnya aku melihat ada begitu banyak angka nol yang tertera di buku itu, setelah ku hitung ternyata ada sembilan angka nol. Aku begitu merasa takut menjaga anak itu sebab jika ku lihat sepertinya dia bukan orang sembarangan..
smg Shella tdk tahu
lnjt Thor semangat 💪
thor buat yg suka membully kena karmanya kasihan tuh anak yg di bully
semangat Thor 💪 lanjut
trimakasih Thor semangat up lagi 💪👍❤️🙂🙏