NovelToon NovelToon
Satu Malam Dengan Kakaknya

Satu Malam Dengan Kakaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Tukar Pasangan / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Meldy ta

Dikhianati oleh pria yang ia cintai dan sahabat yang ia percaya, Adelia kabur ke Bali membawa luka yang tak bisa disembuhkan kata-kata.

Satu malam dalam pelukan pria asing bernama Reyhan memberi ketenangan ... dan sebuah keajaiban yang tak pernah ia duga: ia mengandung anak dari pria itu.

Namun segalanya berubah ketika ia tahu Reyhan bukan sekadar lelaki asing. Ia adalah kakak kandung dari Reno, mantan kekasih yang menghancurkan hidupnya.

Saat masa lalu kembali datang bersamaan dengan janji cinta yang baru, Adelia terjebak di antara dua hati—dan satu nyawa kecil yang tumbuh dalam rahimnya.

Bisakah cinta tumbuh dari luka? Atau seharusnya ia pergi … sebelum luka lama kembali merobeknya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meldy ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memilih Yang Utama

Adelia meremas jemarinya erat-erat, tubuhnya sedikit gemetar. Tapi ia menatap lurus ke arah wanita itu dengan mata berair tapi penuh keberanian.

"Aku nggak percaya…" kata Adelia pelan. "Aku nggak percaya sedikit pun pada apa yang Anda katakan."

Ny. Jonathan menyipitkan mata, tersenyum dingin. "Kamu pikir aku akan bersusah payah membuat kebohongan seperti itu? Delia. Kalau kamu cukup pintar, kamu akan sadar betapa Reyhan sangat berharga bagi keluarga ini. Dan wanita seperti Emma jauh lebih pantas berdiri di sisinya."

"Kalau Anda benar-benar ingin membicarakan tentang pantas atau tidak, maka Reyhan sendirilah yang berhak memutuskan siapa yang pantas ada di sisinya. Dan aku nggK akan pernah pergi hanya karena Anda dan Emma menginginkannya."

Tatapan Ny. Jonathan mengeras. "Berani sekali kamu bicara seperti itu padaku."

"Karena aku istri sah Reyhan." Adelia melangkah maju, meskipun lututnya sedikit bergetar. "Dan selama aku belum dilepaskan olehnya. Aku nggak akan ke mana-mana. Meski dunia ini sekalipun menolakku."

Ny. Jonathan mendengus. "Kalau begitu … bersiaplah menanggung konsekuensinya. Emma akan tetap jadi bagian keluarga ini, dan kamu … hanya akan jadi batu sandungan. Cepat atau lambat Reyhan sendiri akan menyingkirkanmu."

Adelia tersenyum getir. Air mata sudah jatuh di pipinya, tapi ada api kecil yang mulai menyala di hatinya.

"Kalau Reyhan benar-benar ingin menyingkirkanku. Biarkan ia yang mengatakannya langsung. Bukan Anda. Aku nggak akan tunduk hanya karena ancaman ini."

"Kita lihat saja nanti. Seberapa besar mulutmu itu masih bisa sombong di hadapanku," bisik Ny. Jonathan penuh penekanan sebelum ia melangkah pergi.

Saat pintu kamar dibuka kembali, Reyhan berdiri di sana. Ia memandang Adelia dengan tatapan bertanya, melihat mata istrinya yang basah tapi masih menyala penuh keberanian.

"Del, ada apa? Mama bilang apa ke kamu?" suara Reyhan pelan tapi penuh kecemasan.

Adelia tersenyum tipis sambil menghapus air matanya. "Tanyakan saja pada Mama kamu, Rey."

"Aku yakin dia pasti ngejelekin kamu lagi. Aku harus temui Mama."

Ingin melangkah, tapi langkahnya terhenti. "Udah, Rey. Percuma saja kamu tanya. Mamamu juga tidak akan berkata jujur. Lebih baik kita pulang saja."

"Nggak bisa, Del. Aku harus tahu. Kamu tunggu bentar."

Reyhan mendekat dengan langkah besar. Matanya langsung menatap Ny. Jonathan tanpa berkedip. Aura tegang seketika memenuhi ruangan.

"Mama bilang apa ke Adelia?" tanyanya dingin, rahangnya mengeras.

Ny. Jonathan tidak langsung menjawab. Ia berdiri dengan anggun, mencoba mempertahankan wibawanya.

"Reyhan, kalau kamu cukup dewasa, kamu akan mengerti—"

"Mama bilang apa?!" bentak Reyhan tiba-tiba, suaranya menggema hingga membuat jantung semua orang yang mendengar berdebar kencang.

Emma yang berdiri di sudut ruangan tersentak, sementara Reno hanya bisa diam dengan wajah menegang.

"Reyhan!" suara Ny. Jonathan meninggi. "Aku hanya ingin menyelamatkan keluarga kita. Wanita itu—"

"Adelia istriku, Ma!" Reyhan menunjuk tepat ke arah Adelia yang berdiri terpaku.

"Dia satu-satunya wanita yang aku pilih untuk mendampingiku. Kalau Mama atau siapa pun berani menyakitinya lagi, aku sendiri yang akan memastikan kalian tidak akan pernah bisa masuk ke dalam hidup kami lagi!"

"Reyhan, dengarkan Mama dulu—"

"Tidak ada lagi yang perlu didengar!" bentak Reyhan. Ia berjalan cepat ke arah Adelia dan meraih tangan istrinya dengan lembut. Kali ini, genggamannya bukan lagi penuh amarah seperti sebelumnya, tapi erat seolah ingin melindunginya dari dunia.

"Mulai hari ini…" Reyhan memandang seluruh ruangan, suaranya bergetar tapi tegas, "kalau ada yang mencoba menjatuhkan istriku—Mama, Emma, bahkan Reno sekalipun—kalian semua akan berurusan langsung denganku!"

Ny. Jonathan terbelalak, tidak percaya putranya bisa berkata seperti itu.

"Rey!" Emma mencoba mendekat, air mata mulai membasahi wajahnya. "Kamu nggak bisa memilih dia. Bagaimana dengan aku? Bagaimana dengan perasaanmu yang masih tersimpan buatku? Bagaimana dengan bayi ini?"

Reyhan menoleh cepat ke arah Emma, sorot matanya menusuk. "Bayi? Sejak kapan kamu hamil? Saat kita di Singapura, kamu nggak bilang apapun."

"Aku nggak tahu, tiba-tiba mual. Tapi ternyata ... aku hamil. Sebelum tiba di sini, aku ke dokter kandungan. Mamamu sendiri saksinya."

"Nggak mungkin Mama berbohong, Rey."

"Kalau memang benar itu anakku. Aku akan bertanggung jawab. Tapi aku hanya milik Adelia."

Emma terisak, jatuh berlutut sambil menangis. "Kamu kejam, Rey. Aku sudah memberikan semuanya untukmu! Aku yakin kalau semua itu bohong hanya karena ada Adelia di sini."

Reyhan menggeleng sambil tersenyum tipis. "Aku akui kamu berusaha menggoda ku setiap saat, Em. Tapi setelah aku yakinkan diri, rasanya sangat sulit berjauhan dengan istriku sendiri."

"Aku tidak sepenuhnya percaya, Rey. Kamu bermuka dua karena Adelia mencintaimu."

Reyhan menatap Emma dengan dingin, lalu berbalik pada Ny. Jonathan.

"Dan Mama...," ucapnya, suaranya turun jadi sangat tajam. "Kalau Mama memang nggak bisa nerima Adelia sebagai bagian menantu, maka mulai sekarang … jangan pernah anggap aku sebagai anak Mama lagi."

"Reyhan! Jangan bicara seperti itu pada Mama!" bentak Reno yang akhirnya bersuara.

Reyhan berbalik cepat ke arah adiknya, rahangnya menegang. "Dan kau Reno. Jangan pernah berani menyentuh atau mendekati istriku lagi. Aku tidak akan segan menghancurkanmu meski kita darah yang sama!"

Suasana rumah itu berubah mencekam. Ny. Jonathan hanya bisa berdiri kaku, sedangkan Emma masih menangis dengan tubuh bergetar.

Reyhan menarik napas dalam-dalam, lalu menggenggam tangan Adelia lebih erat. "Ayo kita pulang, Del."

Adelia hanya bisa menatap wajah suaminya yang penuh luka dan kemarahan, tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda. Ia merasakan kehangatan dalam genggaman Reyhan—kehangatan yang dulu sempat hilang.

"Aku nggak akan biarkan siapa pun menyakitimu lagi," bisik Reyhan lirih saat mereka melangkah pergi meninggalkan rumah besar itu.

Di dalam mobil, suasana hening. Adelia memandang Reyhan yang masih menatap lurus ke jalanan, rahangnya masih kaku menahan amarah.

"Rey…" suara Adelia pelan, penuh kelembutan. "Kenapa kamu seberani itu tadi? Dia mamamu sendiri."

Reyhan menoleh cepat, lalu meraih tangan istrinya. "Karena aku sadar, selama ini aku terlalu sibuk membenci sampai lupa satu hal."

"Apa?" tanya Adelia lirih.

Reyhan menarik napas panjang. "Bahwa kamu satu-satunya rumahku, Del. Dan aku nggak akan biarkan siapa pun merobohkan rumahku lagi."

"Jadi mulai sekarang kamu kembali ke Reyhan yang aku kenal dulu?"

Reyhan mengangguk dengan cepat. "Tentu saja, Del. Aku nggak berubah sama sekali, meskipun ... perubahan itu sedikit kualami, namun aku sadar. Kamu istriku."

Tersenyum senang, Adelia bersandar ketika mobil berjalan. "Makasih banyak, Rey. Aku nggak takut sekarang sekalipun mamamu atau siapapun itu berusaha memisahkan kita. Asalkan kamu di sisiku."

"Aku akan lakukan itu, Del, dan maaf atas kesalahanku sebelumnya."

"Tapi itu artinya ... kamu dan Emma sudah—"

"Aku tahu maksudmu, Del. Maafkan aku. Saat itu ... kondisinya tidak stabil, dan dia menggodaku."

Adelia menarik napas. Ia sadar jika hubungan Reyhan dan Emma sudah terlanjur jauh. Namun apa daya, hatinya sekarang sudah seutuhnya untuk Reyhan.

'Maafkan aku, Del. Mungkin ... hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku,' batin Reyhan.

1
Wiwin Winarsih
pergi adel menurut gue mending hidup sendiri
Wiwin Winarsih
ikh laki laki gampangan ini jatohnya
Kis Wati
Adelia bodoh banget jadi istri udah disakiti malah balik lagi, Reyhan juga plin plan
Mursidah Rizki Amk
ceritanya bikin mumet terlalu ektrim berulang2
Cindy
lanjut
Adinda
lebih baik cerai del ,rayhan yang masih terus menyakitimu lebih baik kamu sama Vincent
Cindy
lanjut
Adinda
kamu sama vincent aja del
Adinda
lebih baik adel sama Vincent
范妮
hai
ak mampir ya ..
Ig nr.lynaaa20
hai kak yuk mampir juga di karya baru aku, balas dendam si pecundang
Adinda
lebih baik adel sama vincent daripada sama rayhan dan reno
Adinda
bodoh si adel ini lakinya selingkuh sampai menghamili wanita lain bukannya marah
Adinda
lanjut thor
Adinda
sudah del lebih baik cerai saja
NurAzizah504
seromantis ini dibilang datar?! /Sob/
NurAzizah504
mantapppp
NurAzizah504
dan kamu termasuk salah satunya
NurAzizah504
kali aja reyhan memiliki firasat kalo adel hamil
NurAzizah504
hai, Thor. aku mampir nih. jgn lupa mampir di lapakku juga, ya. 'Istri Kontrak Sang Duda Kaya'. terima kasih ^^
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!