Gigolo Tapi Perjaka

"Hush! Jangan panggil aku Arsya!" Arsya menegur Laluna yang baru saja memanggilnya dengan nama asli.

"Emangnya kenapa sih? Lagian bagusan nama Arsya," komentar Laluna.

"Pokoknya jangan panggil aku Arsya!" tegas Arsya.

"Ya udah deh." Laluna mengangguk pelan.

Tak terasa, latihan pun selesai. Namun kala itu Laluna tidak langsung pulang seperti biasa. Ia menunggu Arsya di parkir.

Setelah menunggu lama, Arsya akhirnya muncul. Dahi lelaki itu berkerut saat melihat Laluna.

"Kenapa masih di sini?" tukas Arsya.

"Aku tertarik untuk pakai jasa kamu," ungkap Laluna.

"Hah? Maksudnya?" Arsya menuntut penjelasan.

"Ya aku mau bayar kamu!" kata Laluna.

"Maksudnya kau mau aku tidur sama kamu?" Arsya memastikan.

Dengan percaya diri Laluna menganggukkan kepala. Ia bahkan tersenyum.

Pletak!

Bukannya memberi jawaban, Arsya malah menjitak dahi Laluna. Gadis itu sontak mengaduh kesakitan dengan wajah yang meringis.

"Aduh! Kok aku malah dijitak sih. Sakit tahu!" protes Laluna sambil memegangi jidatnya yang kini tampak memerah.

"Kaunya aja yang gila! Kau itu masih sekolah, masih bocil! Masa pengen bayar jasa gigolo. Gadis macam apa kamu!" ujar Arsya.

"Kan aku suka sama Kak Sean. Ya nggak apa-apa lah. Aku pastikan kita akan menikah." Laluna menjeda ucapannya sejenak, lalu menoleh ke kanan dan kiri. Ia kemudian berbisik, "Btw, Kak Sean masih perjaka kan?"

"Mau tahu aja kamu! Pulang sana gih!" Arsya memilih tak menjawab. Karena bekerja sebagai gigolo, dia merasa cukup aneh untuk mengakui dirinya masih perjaka. Apalagi di hadapan seorang gadis yang dia anggap sebagai bocah ingusan.

"Udah, ngaku aja kali, Kak..." Laluna mencoba membujuk.

Arsya tak peduli. Ia bergegas memasang helm dan melajukan motornya. Laluna lantas hanya bisa memandangi dari jauh sambil tertawa. Dia yakin kalau Arsya masih perjaka. Karena begitu terobsesi pada cowok itu, Laluna merasa kalau dirinya harus mendapat keperjakaan Arsya.

...***...

Arsya tiba di unit apartemennya. Bau masakan langsung menyerang indra penciumannya. Setelah mendatangi meja makan, ternyata di sana sudah tersaji hidangan untuk makan malam.

Arsya segera melirik Arin. Siapa lagi yang menyiapkan hidangan itu selain perempuan tersebut.

"Kita udah kayak suami istri aja ya," imbuh Arsya sambil duduk.

"Aku kan numpang hidup di rumahmu. Ya aku harus tahu diri lah," tanggap Arin.

Arsya hanya tersenyum. Ia mengambil lauk dan nasi untuk dimakan. Hal serupa juga dilakukan Arin.

"Sya, aku menemukan banyak sekali buku tentang hipnotis di lemari. Kau belajar hipnotis?" tanya Arin.

Arsya berhenti makan. Dia berpikir, tidak ada salahnya memberitahu Arin semuanya. Terlebih Arsya ingin terlihat baik di mata cewek itu. Mengingat Arin sudah tahu kalau dirinya bekerja sebagai gigolo.

"Iya. Aku memerlukannya saat harus melayani tante-tante yang membayarku," jelas Arsya.

"Maksudnya?" Arin penasaran.

Arsya menjelaskan bagaimana kinerjanya saat bekerja menjadi gigolo. Dimana dia menggunakan keahlian hipnotis untuk mengelabui pelanggannya.

"Wah... Kau sangat brilian. Itu ide yang sangat bagus. Tapi apakah kau tidak ketahuan? Apalagi kalau sama pelanggan tetap?" tanya Arin.

"Untuk sekarang nggak pernah ketahuan. Pokoknya jangan sampai," sahut Arsya.

Arin memegangi tangan Arsya. Dia berucap, "Ajari aku hipnotis juga! Aku juga mau sepertimu!"

"Apa?!" Arsya tercengang.

..._____...

*Halo guys, maaf baru update. Aku cuman mau kasih tahu kalau aku mau bagi-bagi hadiah lagi. Ini khusus untuk komen terbaik, yang paling banyak kasih hadiah, dan pemenang kuis terkait dengan novel. Khusus kuisnya, nanti akan ada pas novel akan tamat. Para pemenang akan diumumkan saat novel tamat ya... Jadi tunggu aja 🤗