Bukan terlahir dari keluarga miskin, tidak juga terlilit hutang atau berada dalam situasi yang terdesak. Hanya saja alasan yang masuk akal bagi Alexandra menjadi simpanan bosnya karena dia telah jatuh hati pada karisma seorang Damian.
Pertentangan selalu ada dalam pikirannya. Akan tetapi logikanya selalu kalah dengan hatinya yang membuatnya terus bertahan dalam hubungan terlarang itu. Bagaimana tidak, bosnya sudah memiliki istri dan seorang anak.
Di sisi lain ada Leo, pria baik hati yang selalu mencintainya tanpa batas.
Bisakah Alexandra bahagia? Bersama siapa dia akan hidup bahagia?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alexandra (Simpanan Bos) 21
Alexandra sudah berada di rumah sakit, kabar yang didapatnya sangat mengejutkannya. Bagaimana tidak, Leo masuk rumah sakit saat akan pulang dari tempat makan itu karena ada beberapa orang yang memukulinya hingga babak belur. Bisa dikatakan luka yang dialaminya sangat parah. Sampai sekarang pria itu masih belum sadarkan diri.
"Jadi kau yang namanya Alexandra."
"Iya, Om."
"Semalam Leo pamit, mengatakan pada Om dia akan menjemputmu."
Sandra mengangguk lirih. "Iya, aku yang memintanya menjemputku di sana."
"Tapi kenapa bukan kau yang membawanya ke rumah sakit? Ini malah warga yang menolong Leo."
"Maafkan aku, Om. Semalam aku sudah ada yang mengantar pulang. Jadi aku tidak sempat bertemu dengan Leo."
Om Anton tersenyum samar. "Kau yang memintanya ke sana tapi kau malah pergi bersama orang lain. Dia pergi karena dia sangat mencintai dirimu, tidak mempedulikan dirinya yang kurang sehat, tidak juga mendengarkan ucapan Mamanya. Itu karena kau yang sangat dicintainya."
Kepala Sandra tertunduk, dia merasa sangat bersalah kepada Leo. Semua ini terjadi karena dirinya, jadi dirinya yang harus bertanggung jawab.
Sementara itu Damian sudah mengetahui insiden pemukulan Leo. Dia juga sudah mengantongi nama-nama yang melakukan pemukulan tersebut. Papa mertuanya yang berada di balik insiden itu.
Damian sudah menghubungi Dokter yang menangani Leo, dia juga sudah menerima laporan kesehatannya. Kini dia menghubungi Pak Arya.
"Selamat siang, Pak Arya."
"Selamat siang, Damian. Ada apa? Tumben sekali menghubungiku."
"Pak Arya sudah mengetahui keadaan Leo yang sekarang sedang di rumah sakit?."
"Sudah, rencananya nanti siang aku ke sana."
"Ada hal lain yang mau aku sampaikan juga, Pak."
"Apa, Damian? Katakan saja."
"Beberapa orang karyawan Pak Arya ada yang terlibat dalam pemukulan Leo."
Pak Arya menghela napas. "Iya, aku sudah tahu."
"Aku minta proses secepatnya, Pak Arya. Karena sudah sangat membahayakan Leo."
"Iya, aku akan segera menindaklanjutinya. Apa kau tahu juga Noval ikut terlibat?."
"Iya, tapi itu biar menjadi urusanku."
"Baik, Damian."
"Terima kasih, Pak Arya."
"Sama-sama, Damian."
Di ambang pintu Juwita mendengar percakapan Damian dan Pak Arya mengenai Papanya. Dia tidak jadi masuk sebab lebih memilih menghubungi Papanya.
"Papa tidak ke kantor?."
"Tidak."
"Terus sekarang Papa di mana?."
"Papa lagi di hotel. Menenangkan pikiran."
Pak Noval menceritakan semuanya pada Juwita tanpa ada yang ditutupinya.
"Aku ke hotel sekarang, ya?."
"Tidak sekarang, Papa mau sendiri dulu."
"Baik, Papa. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku."
Kembali ke rumah sakit, Sandra masih setia berada di sisi Leo yang kini sudah sadar. Leo sangat senang karena orang yang pertama kali dilihatnya adalah Sandra.
"Kita memang bertemu, tapi di rumah sakit."
"Maaf, ini semua karena aku."
Leo tersenyum lebar. "Ini bukan salah dirimu, aku yang kurang hati-hati."
"Kau baik sekali."
"Tapi orang baik ini tidak beruntung mendapatkan dirimu."
"Aku tidak baik, tidak pantas untuk dirimu."
"Kau akan selalu baik dan pantas untukku."
*
Leo sudah berada di rumah lagi setelah satu minggu berada di rumah sakit. Menjalani pengobatan terbaik yang diberikan Pak Arya. Selama itu juga Sandra tidak jauh dari Leo. Bahkan seperti saat ini, Sandra ikut ke rumah Leo untuk pertama kalinya. Di sana, di dalam kamar Leo. Sandra dapat melihat nyata ketulusan dan kebesaran hati Leo kepadanya.
Seluruh kamar itu diisi penuh oleh gambar dirinya. Setiap harinya selalu saja ada cerita indah tentang dirinya, walau dia tahu lebih banyak luka yang diberikannya. Diam-diam Sandra menyeka sudut matanya yang basah.
"Maaf, aku sudah sering menyakitimu."
"Tidak apa-apa, aku sudah siap kecewa karena telah berani mencintaimu. Syukur-syukur aku bisa bahagia bersama dirimu."
Air mata diam-diam itu kini mengalir deras di depan Leo. Menyesali apa yang telah dilakukan terhadap pria baik itu.
"Jangan menangis, Sandra."
Kemudian Sandra duduk di sebelah Leo lalu memeluknya sangat erat. Berbicara pelan tepat di telinga Leo. "Apa kau masih membuka hatimu untukku?."
Leo mengangguk. "Sampai kapan pun."
Lantas Sandra melepaskan pelukannya, dia menatap Leo dengan sangat intens. "Beri aku kesempatan untuk membalas cintamu, bukan karena aku tidak bisa bersama Damian. Tapi karena cintamu yang sangat luar biasa besar untukku."
"Kau serius? Tidak sedang membuatku senang."
"Iya, aku serius."
Kali ini Leo yang memeluk erat Sandra, membisikkan suatu yang terlalu cepat namun diinginkan sebagian perempuan. "Aku mencintaimu, maukah kau menikah denganku?."
Di dalam pelukan itu Sandra mengangguk pelan, mengiyakan ajakan Leo yang terlalu mendadak. Tapi kali ini Sandra tidak mau mengecewakannya lagi setelah apa yang dilakukan pria itu.
Leo melepas pelukannya, menatap intens wajah Sandra. Berharap melihat kejujuran perempuan itu. "Kau yakin mau menikah denganku?."
"Iya, aku mau."
Cinta memang belum terlihat tapi Sandra jujur dengan ucapannya yang ingin menikah dengannya. Lalu keduanya saling memeluk.
Sandra pamit pulang setelah membicarakan hari bahagianya dan Leo yang akan segera di gelar. Mama Reni juga ikut terlibat dalam pembicaraan tersebut melalui sambungan telepon. Sandra menghempas tubuhnya di atas sofa setelah sampai di apartemen. Dia tahu dengan keputusannya, dia tidak boleh main-main lagi.
Dia sudah mengajukan pengunduran dirinya dan Pak Noval tidak dapat menolaknya karena kejadian pelecehan yang dilakukannyanya. Itu sungguh langkah benar yang diambil Sandra untuk terhindar dari Damian. Karena nyatanya dia dan Damian masih memiliki rasa yang sangat kuat dan tidak kalah besar.
Setelah menikah dia akan ikut bersama Leo, di mana pun Leo membawanya. Dia akan ikut dan tidak akan mengeluh. Dia sangat percaya pada cintanya Leo.
Ting Tong
Sandra bangkit dan segera membuka pintu, ternyata yang datang Pak Noval dengan wajah sombong.
"Saya tidak perlu berpura-pura menjadi orang baik karena tujuan saya hanya satu yaitu memiliki dirimu."
"Tapi saya tidak bisa menjadi milik, Pak Noval."
"Karena kau mencintai Damian?."
"Tidak lagi, saya sudah tidak mencintainya lagi."
Pak Noval tersenyum mengejek. "Kau kira saya bodoh, saya tahu kalau sudah lama menjadi simpanan Damian."
"Itu dulu, sekarang tidak lagi."
"Saya bisa memberikan apapun pada dirimu, Sandra. Menikahlah dengan saya! Kau akan bahagia! Tidak kekurangan suatu apapun!."
"Tapi maaf saya tidak tertarik."
"Sandra, jangan sombong kau!."
"Lebih baik Pak Noval segera pergi sebelum saya panggil keamanan."
Dengan terpaksa Pak Noval pergi, mengalah tapi bukan untuk kalah. Melainkan mencari cara untuk mendapatkan Sandra dengan cara lain.
Drt
Setelah kembali menutup pintu Sandra menatap ponselnya yang menyala. Ada sebuah pesan yang masuk. Sandra mendekat dan melihat nomer yang tidak disimpannya lagi tapi dia hafal betul dengan nomor itu.
Sandra membatin. "Damian."
Tapi dia tidak membuka pesannya, dia mengabaikannya sebab dia akan benar-benar melupakan Damian demi cintanya Leo.
entah kalau dia tau damian - sandra 😊🤫