NovelToon NovelToon
Beauty In The Struggle

Beauty In The Struggle

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cerai / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Avalee

Jia dan Liel tidak pernah menyangka, bahwa dimulai dari sekotak rokok, pertemuan konyol di masa SMA akan menarik mereka ke dalam kisah penuh rahasia, luka, dan perjuangan.

Kisah yang seharusnya manis, justru menemukan kenyataan pahit. Cinta mereka yang penuh rintangan, rahasia keluarga, dan tekanan dari orang berpengaruh, membuat mereka kehilangan harapan.

Mampukah Jia dan Liel bertahan pada badai yang tidak pernah mereka minta? Atau justru cinta mereka harus tumbang, sebelum sempat benar-benar tumbuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Avalee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tujuh Jam dalam Ingatan

Suara datar dan wajah tanpa ekspresinya membuka gerbang waktu, seolah-olah pikiran Jia ditarik kembali, ke tujuh jam yang lalu, di mana dia pertama kali bertemu dengan pria itu.

Eliel Bentela Lakeswara. Itulah nama yang terdengar dari mulut sahabat perempuannya yang bernama Kayana Belinda, saat memperkenalkan Liel. Pada awalnya, Jia belum ada keinginan untuk berkenalan dengan siapapun.

Namun, pada saat Sanna, temannya semasa SMP, mengajaknya ke selasar di depan kelas. Jia menyaksikan Sanna mulai berkenalan dan mengajak bicara dua sejoli tersebut, yang tengah duduk di lantai selasar. Jia takjub dengan sikapnya, yang pandai bergaul dan ramah pada semua orang.

Jia dengan kepribadian ambivert nya, yang terkadang suka bersosialisasi, berusaha untuk ramah dengan teman barunya. Meskipun disisi lain, dia juga suka menyendiri dan menjauhi keramaian.

Sanna segera menyenggol bahu dan membisikkan sesuatu ke telinga Jia dengan nada sedikit mengancam. “Ayo bicara, setidaknya basa basi, jangan hanya diam membisu.”

“Berteman akrab saja tidak, tetapi berani sekali memaksaku seperti ini,” batin Jia waktu itu.

Sanna yang segera memaksa Jia kembali untuk berkenalan, membuat Jia menjadi risih, namun untuk mempercepat keinginan Sanna, Jia terpaksa melakukannya.

“Jia Bintari Callaris. Hm, kalian berdua terlihat sangat serasi,” ucap Jia tersenyum.

Kay penasaran. “Hei, apa sekolah ini milikmu keluargamu?”

“Tidak, kebetulan saja nama tengahku sama dengan nama sekolah ini.” Bantah Jia dengan senyum seadanya.

Usai berjabat tangan dengan Kay, suasana semakin canggung. Seketika Sanna menyenggol bahunya lagi, pertanda bahwa candaan Jia sangatlah buruk. Padahal, Sanna lah yang menyuruh Jia untuk berbicara walau hanya sekedar basa-basi.

Kay dengan cepat menjelaskan bahwa dia dan pria yang disampingnya hanyalah teman. Jia tampak tidak peduli dengan penjelasannya, karena yang menjadi fokusnya saat itu adalah sikap aneh teman pria nya terhadap dirinya.

Bagaimana tidak, alih-alih memperkenalkan diri, saat itu dia hanya memberikan tatapan dingin kepada Jia, tanpa mengatakan sepatah katapun. Meski begitu, pesonanya yang unik tidak dapat dimiliki oleh lelaki manapun.

Jangan lupakan rambut hitam gelombangnya dengan “curtain haircut”, yang menambah kesan maskulin pada garis rahangnya yang tegas. Bahkan, sang pemilik mata hitam kecoklatan itu mencuri pandang untuk sekedar menatap Jia.

Hal ini tentu menjadi pusat perhatian bagi dirinya. Jia yang mulai merasakan itu, mencoba menepisnya, sebab dia tidak ingin terjebak dalam perasaan rumit seperti “jatuh cinta”.

Setelah banyaknya pria di masa lalu mencoba mendekati Jia dan berakhir gagal, hanya Liel lah pria yang dirasanya berbeda. Dia masih menatap Jia tanpa jeda, dan itu membuat Jia tidak nyaman.

“Wah, setelah 15 tahun di hidupku hanya berkutat dengan buku dan perlombaan di bidang akademik hanya pria ini yang berhasil menarik perhatianku,” ucapnya pada waktu itu.

Kemudian Jia  disadarkan kembali oleh suara pria sedingin es dari kutub utara itu, yang berani berulang kali mengatakan Jia “orang aneh” dan itu benar-benar membuat Jia kesal.

“Berhenti!! Aku bukan orang aneh!! Kamu tahu, aku hanya melakukan apa yang otakku perintahkan,” Balas Jia sembari memasukkan kembali batang rokok ke dalam kotaknya.

Alis Liel saling bertautan seraya menatap Jia dengan tajam. “Aku tidak peduli dengan orang aneh sepertimu, sekarang biarkan aku pergi.”

Jia maju beberapa langkah, menghalangi jalan Liel. “Hei, dengarkan dulu penjelasanku, ini bukan milikku!!”

Pada saat situasi kian memanas, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuju ke arah mereka.

Liel dan Jia segera menoleh di mana arah suara tersebut berasal. Ternyata, suara langkah kaki tersebut milik Pak Jarto, satpam yang sedang berpatroli keliling sekolah.

Jia panik, jantungnya nyaris keluar dari dada. Dia berbisik sambil mengigit bibir bawahnya. “Aduh, mati aku!”

Dia tidak mungkin bisa menjelaskan bahwa dirinya hanya berakting. Lagipula, siapa yang akan percaya dengan alasan seaneh itu.

Langkah Pak Jarto semakin cepat sembari menanyakan mengapa mereka belum pulang, padahal acara MOS telah usai sejak tadi.

Sebelum Jia bisa membuang atau berlari, Liel bergerak lebih cepat, mengambil kotak rokok tersebut dari tangan Jia. Tanpa kata, Liel maju selangkah ke depan dan memegangnya dengan santai, seolah itu miliknya.

“Hei, kamu anak baru rupanya! Apa itu yang ada di tanganmu?” Desak Pak Jarto dengan tatapan yang tajam.

“Maaf, Pak. Ini milik saya,” katanya tenang.

Pak Jarto mendengus. “Baru hari pertama, kamu sudah berani merokok di lingkungan sekolah ya??”

Liel tidak membantah. Dia hanya menunduk pelan, menerima omelan yang datang seperti hujan yang datang di bulan Desember.

Jia seketika membeku, matanya melebar, tidak percaya dengan tindakan seorang pria yang baru saja dikenalnya hari ini. Dia tidak menyangka karena ulah konyolnya, Liel harus menanggung beban dimarahi oleh Pak Jarto.

Jia pun menggigit bibir bawahnya, seiring dengan bertambahnya kegelisahan, yang menyeruak keluar dari dalam hati.

“Apa ada yang lebih rumit daripada ini? Aku benar-benar lelah.” tanya Jia dalam hati.

Setelah lima menit kuliah singkat yang terasa seperti lima jam, Pak Jarto akhirnya pergi sambil mengancam akan melapor ke guru BK.

Begitu langkah satpam itu menghilang, Jia langsung berbisik cepat. Jia menatap mata Liel seraya menghela nafas.

“Mengapa kamu mengakuinya? Padahal aku yang salah?”

“Karena kamu terlihat panik,” ucap Liel datar.

Jia penasaran. “Jadi kamu sengaja menyelamatkanku?”

Liel menatapnya sesaat, seolah baru menyadari apa yang baru saja dilakukannya. Dia tampak bingung, bukan kepada Jia, namun kepada dirinya sendiri.

“Entahlah … mungkin karena kamu … aneh.”

“Hei, aku bukan orang aneh!! Akan tetapi, terima kasih, kare—“

“Tidak apa, aku sudah memaklumi orang gila sepertimu, yang berani membawa rokok ke sekolah,” sela Liel kesal.

Jia merasa kesal dan berkata dengan cukup lantang. “Hei!! Rokok itu milik kakak kelas, dia menjatuhkannya ke lantai, mengapa kamu tidak percaya padaku? Apa penjelasanku tidak bisa kamu pahami dengan baik??”

Tanpa berkata apapun, Liel mengamati Jia dalam diam. Dia mengarahkan telunjuknya ke atas langit.

“Baiklah … aku percaya, kamu bukan perokok, bibirmu saja cerah seperti jingga di langit yang senja.”

Jia menatapnya dengan penuh kebingungan. Entah mengapa otaknya tidak bisa merespon dengan cepat.

Namun, keterlambatan respon dari Jia tidak berlangsung lama. Dia sadar, lalu menutup bibirnya dengan tangannya. Dia tidak percaya, pria berwajah datar ini mampu berkata seperti itu.

Kemudian mata Liel melebar, seperti menangkap maksud  Jia. “Hei … jangan berpikiran buruk!”

“Aku rasa … kata ‘orang aneh’ lebih baik daripada ‘orang mesum’ ??” Balas Jia tersenyum seraya beranjak pergi.

“B–bukankah keterlaluan menyebutku mesum??” protes Liel dengan kesal.

Tanpa menoleh kebelakang, Jia segera berlari dan masuk ke mobil jemputannya, meninggalkan Liel sendirian.

Fakta bahwa Liel memujinya, membuat Jia merasa aneh. Ada sesuatu pada pria itu. Dingin, iya, namun juga … hangat dengan cara yang tidak terlihat.

1
Miu Nih.
liel menganggapny sebagai wanita ya bukan gadis /Chuckle//Chuckle/
Avalee: Maaf, jarinya kepleset 🥲, udaa aku perbaiki yaa 😍
total 1 replies
Miu Nih.
mau
Avalee: Gassss 🤭
total 1 replies
Miu Nih.
alhamdulillaah,,
,, suka deh puny sahabat macam Nata
Avalee: Yakaaan, the best emang 😎😎
total 1 replies
Miu Nih.
hehe kezel deh,, kamu sih Jia kurang rispek
Avalee: Bikin pusing ya kaaan 😩😩😩
total 1 replies
Miu Nih.
hatiny tergerak
Avalee: Hehehehehe
total 1 replies
Miu Nih.
soalny kamu dingin liel,, ih pesona cowok dingin tuh nyess bagi pembaca,, tpi bagi pasangan dicerita selalu bikin uring2an /Silent//Silent/
Avalee: Cape aja intinya 😭🤣🤣🤣
total 1 replies
Drezzlle
aku pernah salam posisi ini Jia /Grimace/
Avalee: Alumni denial juga eaa eaa eaaaa
total 1 replies
Drezzlle
/Grin//Grin//Grin//Chuckle/ ih sok ganteng
Avalee: Wkkk pede dia tuh 🤣
total 1 replies
Drezzlle
dia tahu mungkin typo ya
Drezzlle
/Facepalm/ adek deh deg an aja
Roxanne MA
NEXT THOR NEXT!! AKU PENASARAN XIXIXI
Avalee: Udah up 24, tunggu aja, ini otewe bab 25 😍
total 1 replies
Hatus
Aduh Jia masak tidak peka sih.. Liel itu cemburu
Avalee: Marahin kak 🫵🏻
total 1 replies
Hatus
Itu cemburu namanya🤭
Hatus
Es batu mulai mencair nih!🤭
Hatus
Kayaknya ada hawa panas ini🤣
Avalee: Gerah dia keknya 🤪🤣
total 1 replies
Hatus
Modusnya Liel sampai sini🤣
Hatus
Jadi ingat dulu, pas SD juga punya markas rahasia🤣
Avalee: Jaman sekolah dulu byk markas pokoknya 🤣
total 1 replies
Miu Nih.
kan, liel tuh perhatian banget
Avalee: Liel tuh bikin dar der dor pokoknya 🤭
total 1 replies
Miu Nih.
nggak dalam bentuk hasil recicle aja tuh,, dasar den dan din dung parah... baik2 hati cuma buat minta imbalan /Smug/ ,,
Avalee: Wkkk calm down beibeeeh 🤣
total 1 replies
Drezzlle
cie, kode ada harapan
Avalee: Yaa gitu deh 😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!