Di khianati dan terbunuh oleh orang yang dia cintai, Nada hidup kembali di tubuh seorang gadis kecil yang lemah. Dia terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa?
"Kakak, tolong balaskan dendam ku." Pinta gadis kecil yang namanya hampir sama dengan Nada.
"Hah!! Gimana caranya gue balas dendam? tubuh gue aja lemah kayak gini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.21
Kara membawa laptopnya ke dalam kamar, dia tahu masih ada Alfa di rumah Kara yakin Alfa akan banyak bertanya.
Kara mengotak atik laptop yang sudah siap pakai, karena dia minta langsung di setting. Dia memasukan e-mail dan dia pun ingat passwordnya.
Dan terbuka, semua surat-surat yang masuk ke alamat emailnya dia baca satu persatu. Dia juga memeriksa laporan keuangan perusahaan yang mengalami kenaikan.
"Bagus, dasar Rowman bodoh dia gak ganti password email aku." Kekeh Kara, lalu dia mulai masuk ke data-data rahasia perusahaan yang sekarang dipimpin Rowman.
Mula-mula Kara mengganti password email miliknya, lalu dia juga mengunci dan mengganti password sistem keamanan data perusahaan semua data-data kerja sama ada dalam folder yang aman dan baru.
Kara tersenyum sinis, lalu merebahkan tubuhnya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih polos. Berbanding terbalik dengan kamar Isabel, adik tirinya.
"Firasatku mengatakan, hari ini harus ke rumah Hana." Gumam Kara, dia mulai pusing karena banyak yg harus dia kerjakan sendiri.
"Ya Tuhan pusing." Keluhnya, tapi demi keadilan dan balas dendam dia harus semangat.
Kara menyimpan laptopnya di tempat yang aman, lalu keluar dan mengunci pintu seperti biasa dia selalu membawa serta kunci tersebut.
"Hey, bocah mau kemana?" tanya Alfa, dia baru bangun dan tak mendapati siapapun di rumah. Bahkan Evelin tidak pamit padanya.
"Kepo, aku pergi dulu ya, Om. Jangan lupa bersin rumah awas kalau gak di beresin," ancam Kara, dia melenggang dengan santai tanpa menunggu jawaban Alfa.
"Sial, anak itu bener-bener ya!" Kesal Alfa, entah sudah berapa kali dia terus mengumpat dan memaki.
Kara berjalan cepat menuju rumah Hana, dia berdoa agar Lucas tak datang hari ini. Kara pun menepuk keningnya, seharusnya dia menyiapkan juga duplikat surat atas namanya.
"Astaga bagaimana ini." Gumamnya dengan kesal, jika kembali lagi akan memakan waktu. Tapi, jika terus maju ke rumah Hana maka semuanya akan sia-sia.
Kara memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya agar tenang, keputusan sudah dia ambil dia akan kerumah Hana.
Dua puluh menit kemudian, Kara sudah sampai dan bernafas dengan lega karena tidak ada tanda-tanda Lucas. Namun, dia mendengar percakapan Hendra dan Rowman.
"Bagaimana, apa ada kemajuan?" tanya Rowman.
"Belum, Tuan. Tapi bisa saya pastikan tidak ada hubungannya dengan teman Nona Hana," jawab Hendra meyakinkan.
"Ya mungkin bajunya saja yang sama, aku gak yakin temannya Hana yang menarik uang. Dari mana dia kenal dengan, Nada?" tanya Rowman, menggeleng pelan dia juga belum tahu kekacauan yang Kara buat.
Dulu saat Nada yang memimpin, belum ada ahli IT. Karena menurutnya Nada tidak terlalu penting, pikirnya Rowman bisa mengatasi apapun. Tapi sekarang, jika dia kembali. Dia akan menggunakan tim IT terbaik, untuk mengamankan data-data perusahaannya.
Lamunan Kara buyar, saat Kara mendengar bahwa Lucas sedang di luar negeri karena urusan bisnis.
"Syukurlah, masih ada waktu." Gumam kara, dia pun memilih duduk di teras pura-pura tidak mendengar.
"Daddy." Panggil Hana dengan lembut, Hana memeluk Rowman yang merentangkan tangannya.
"Dad, ayo kita jalan-jalan. Aku bosan di rumah terus," keluh Hana, dia bersandar di dada sang ayah.
Kara pun mendengar, dia lebih memilih menyandar. Tiba-tiba saja, Nada yang ada di tubuh Kara selalu berandai-andai jika dia tidak pergi. Mungkin Hana adalah anaknya dengan Rowman.
"Dih, amit-amit gue gak mau punya anak sama si Rowman. Aku maunya sama ..." Nada menghentikan ucapannya dan tersenyum malu.
"Iyaa, minggu depan kita jalan-jalan ya! Kamu mau kemana, sayang?" tanya Rowman, Kara dengan setia mendengar obrolan mereka.
"Ke pantai, aku mau ke pantai. Tapi, ajak Kara ya. Dad, kasian dia cuma tinggal sama Ibunya." Ujar Hana.
"Baiklah kalau begitu, minggu depan kita ke pantai dan ajak Kara juga Ibunya." Putus Rowman.
"Asik, terima kasih Daddy. Daddy yang terbaik," Hana mencium kedua pipi Rowman, membuat Rowman tersenyum.
"Om Hendra juga ikut," pinta Hana, dia punya misi penting.
"Siap Nona." Balasnya.
Hana pun pamit untuk main di luar, sambil menunggu Kara. Namun, sebelum keluar dia terkejut karena Kara memejamkan mata di kursi.
"Mbak, Kara kayaknya tidur deh." Bisik Hana.
"Iyaa, kasihan dia."
"Ayo Mbak, bawa Kara. Tunggu aku kasih tahu Daddy." Hana masuk kedalam dan kembali dengan cepat bersama Rowman.
"Ayo Dad, bawa Kara masuk kasihan. Tidur dikamar ku saja," ujar Hana.
"Iya sayang."
Rowman mengangkat tubuh Kara yang ringan, Kara tidak tidur dia hanya memejamkan mata. Namun, dia mendengar langkah kaki Hana dan terpaksa pura-pura tidur.
Bersambung ...
Maaf kalo ada typo, komen guyss ~~~
Sambil menunggu update kalian bisa baca, karyaku yang lain 👇
-Bukan Pengantin Pengganti
-Istri Rahasia Tuan Bara
-Twins
Dan masih banyak lainnya, makasih guys 🙏