Ella Johnson memilih menjauh dari keluarganya setelah ia menyelesaikan kuliahnya, karena trauma masa lalu yang membuat Ella menjauh dari keluarganya Erico Wijaya Seseorang yang terpesona dengan Ella pada pandangan pertama.. Merasa hampa ketika Ella memutuskan buat menjauh Dari keluarganya..
Bab 21
Meilisa langsung heboh melihat Ella.. ia langsung menghampiri Ella dan memeluknya, Ella hanya bisa tersenyum karena ia sudah hapal dengan kebiasaan Meilisa yang seperti berabad- abad tidak bertemu setiap kali mereka bertemu..
Erico yang melihat kelakuan adiknya langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum..
“Kamu itu heboh banget, kayak tidak bertemu berpuluh abad dengan Ella.. heboh banget.” Cibir Erico ke adiknya..
Mei yang masih memeluk Ella hanya memutarkan bola matanya dengan malas, ia tidak menanggapi abangnya.. Erico yang melihat tingkah adiknya itu langsung saja terdiam..
Ella yang melihat tingkah abang adik itu pun tertawa kecil sambil mengelus pundak Mei.
Pelukan Mei terinterupsi dengan kedatangan Lilis yang mengantarkan minuman untuk Ella dan Erico, ia terkejut ada penambahan anggota di ruangan Ella..
“Loh Ell, kenapa kamu tidak bilang ada tante Melani dan anak mu di sini?” Tanya Lilis sambil tersenyum tipis ke Ella
Ella, Melani mengerti siapa yang di maksud Lilis anak Ella, tapi tidak dengan Erico..
“Siapa anak Ella? Di sini cuma adik ku saja yang paling muda.. tidak ada anak kecil di sini.” Tanya Erico dengan nada bingungnya
Mereka menahan tawa mendengar pertanyaan Erico, Lilis menunjuk ke arah Mei sambil tersenyum.. Erico langsung mengingat julukan adiknya karena selalu mau ngintilin Ella..
Erico menepuk pelan jidatnya dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lebar..
Melani hanya bisa menghela napasnya melihat kelakuan anaknya.
Lilis mengkode Ella lewat tatapannya, karena ad reservasi untuk ruangan rapat kecil di Restorannya, Ella harus menngecheck ke dapur dan ke ruangannya langsung sebelum di katakan ruangannya sudah siap untuk di gunakan, dengan berat hati ia harus meninggalkan tamunya.
“Maaf ya tan, Mei dan kak Erico.. aku harus ke dapur dan ruangan yang kak Erico dulu untuk mengecheck semuanya, apa kalian mau makan siang? Aku cuma sebentar tidak lama kok.. nanti minta tolong sama kak Lilis saja ya.” Tanya Ella
Setelah Ella pamit dan bertanya mereka ingin makan siang bersama tidak, Mona masuk dan ia tidak sadar ada tamu.. dalam mode kerja Mona selalu memanggil Ella nona.
“Nona sudah saatnya mengecheck ruangan reservasi, karena mereka sudah selesai menyiapkan ruangan tinggal anda double check, ruangannya siap untuk di pakai..” ucap Mona
Ella hanya menganggukan kepalanya dan mengambil blazer yang ada di kursinya ia selalu meminta tolong Lilis untuk meletakan blazernya di kursinya, dan ia juga mengambil bukunya plus penanya..
Sebelum ia keluar ia mengenakan blazernya terlebih dahulu, lalu di saat Ella berjalan ke arah Mona sambil pamit ke mereka semua yang ada di ruangan itu baru lah Mona menyadari di ruangan Ella ada tamu..
“Eh – ternyata ada tamu.. maaf semua tidak menyadari ada kalian di sini hehehe..” ucap Mona sambil tertawa canggung
Mereka hanya tersenyum, “Tidak apa - apa kok Mon, santai saja ya.” Ucap Melani
Karena sofa Ella tidak di tengah ruangan, sofa Ella di samping kiri meja kerja Ella.. di tengah ruangan Ella tidak ada furniturnya, karena Ella tidak ingin ribet berjalan ke mejanya terhalang furnitur jadi tidak nampak jika hanya berdiri di depan pintu seperti posisi Mona sekarang.
“Aku keluar sebentar ya tan, kak.. nanti kita lanjut lagi ngobrolnya. Kamu mau ikut tidak Mei? Tanya Ella ke Meillisa
Dengan senang hati Mei langsung berdiri dan mengikuti Ella keluar ruangannya.. Melani akan menunggu Ella datang agar bisa makan siang bersama, Erico akan makan sambil rapat dengan kliennya..
“Jadi gimana bang?” Tanya Melani, Lilis juga penasaran tapi ia hanya diam menyimak.
“Apanya yang gimana, ma?” Erico bertanya balik..
“Iiihh… ini anak di tanyain malah balik nanya lagi.” Ucap Melani gemas dengan anaknya yang terkenal kulkas ini..
“Ya gimana kamu sama Ella, sudah sampai mana kamu mendekatinya?” Tanya Melani lagi
Lilis cuma bisa tersenyum melihat mama dan anak itu mengobrol bersama..
“Ya gitu ma, setidaknya aku sudah mendapatkan nomor handphonenya Ella.. Ella sendiri yang mengsavekannya di handphone Eric, ma.” Jawab Erico
Lilis langsung takjub mendengar Erico mengatakan Ella memberikan nomor ponsel miliknya ke orang lain.. karena selama ini tidak ada yang tahu nomor ponselnya, di kampus yang mengetahui hanya teman dekatnya dan satu orang yang ada di organisasinya saja.. semua akan menelepon ke nomor kantor atau Mona, untuk urusan pekerjaan..
“Wah… kalau sampai Ella yang memberikan nomor ponselnya bearti kamu itu sudah termasuk orang yang di percayaunya loh..” ucap Lilis
Mendengar ucapan Lilis membuat Melani dan Erico terkejut..
“Hah? Benar?” Tanya Erico
“Iya benar… tidak banyak yang tahu nomor ponselnya, di kampus hanya satu teman sekelasnya dan satu dari organisasinya sisanya mereka tidak tahu..” jawab Lilis
Erico sangat senang mendengarnya.. tidak lama mereka mengobrol Ella dan Mei sudah kembali..
Ella terkejut tidak ada makanan yang tersaji..
“Kenapa belum pesan, tan?” Tanya Ella..
“Mau nunggu kalian..” jawab Melani
“Baik lah.. oh iya, kak ruangannya sudah bisa di pakainya.” Ucap Ella ke Erico
“Oke mungkin kira - kira 5 menitan aku baru keluar deh. Terima kasih ya.” Ucap Erico
Ella hanya menganggukan kepalanya sambil berjalan ke mejanya meletakan bukunya dan menyampirkan blazer ke kursi kebesarannya
Terima kasih telah mampir 🙇🏻♀️