Hidup berdua bersama ibunya ,membuat dirinya tidak mengenal sosok ayahnya.Hingga ibunya mengubur rasa itu dan memilih hidup berdua tanpa ada sosok pendamping, rasa penasaran begitu besar begitu yang Agnes rasakan sampai dia memilih mencari kebenaran itu.
Tapi Takdir berkata lain setelah dia masuk dimasa lalu ibunya waktu bersekolah dan disaat kesempatan itu ada Agnes mencari jati diri sosok ayahnya yang selama ini dia cari.
" Aku tak mau tahu,aku harus menemukan ayahnya ku." batin Agnes yang begitu nekadnya mencari keberadaan ayahnya yang selama ini tak pernah mendampingi dirinya disaat masih kecil.
Dan perjalanan kali ini membuat dirinya tak akan menyerah mencari keberadaan ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolong Robi
Pak Budiman pun langsung pergi meninggalkan Agnes yang masih bertahan berdiri dari tempat itu,Agnes pun melirik kearah mereka yang terlihat seperti mengejek dirinya.
" Baiklah jika itu kemauan kalian." gumam Agnes yang langsung kembali ke tempat duduk semula.
" Ada apa pak Budiman mencari mu?" tanya Ria pada Agnes yang nampak sedikit kesal.
" Sepertinya ada seseorang yang ingin membuat masalah denganku." jawab Agnes yang mulai kesal dengan apa yang mereka lakukan.
"Siapa?"
" Mereka ada di belakangku." Mereka semua langsung melirik ke depan.
"Nia maksudmu?" Agnes pun membalas dengan anggukkan.
"Sebenarnya apa yang dia lakukan?" tanya Lilis pada Agnes.
Agnes pun menceritakan apa yang terjadi,hingga mereka sontak saja kaget.
" Tidak bisa dibiarkan,lebih baik kita hampiri saja mereka." jawab Nina yang nampak marah besar.
" Jangan melakukan sesuatu yang ujung-ujungnya kamu mendapatkan hukuman disekolah." peringatan Nita pada Nina.
" Tapi apa yang dia lakukan sudah keterlaluan." jawab Nina yang benar-benar marah dengan apa yang dilakukan mereka.
"Kalian tenang saja,aku akan melakukan seperti apa yang mereka inginkan." jawab santai Agnes yang tak masalah dengan apa yang mereka perbuat.
" Memangnya kamu bisa bela diri?" tanya Adinda pada Agnes.
" Aku bisa kok,jadi kalian tenang saja."
" Bagaimana mau tenang kalau diam-diam mereka melakukan sesuatu pada kamu." jawab Nina yang masih menahan rasa marahnya.
" Kamu tenang saja,aku bisa mengatasinya." jawab Agnes sembari menepuk pundak Nina.
Setelah selesai istirahat mereka langsung masuk kedalam kelas mereka.Hingga Beberapa teman kelas Agnes mulai bergosip dengan kabarnya Agnes akan mengikuti turnamen bela diri.
" Kamu yakin akan mengikuti turnamen itu?" tanya Ria yang masih kurang yakin.
" Kamu masih tak percaya dengan apa yang aku katakan tadi,kamu tenang saja percaya denganku.Semua akan baik-baik saja." jawab Agnes yang begitu santai.
Jam pulang sekolah
Akhirnya waktunya jam sekolah selesai beberapa dari mereka langsung membubarkan diri ,tapi tidak dengan Agnes yang mau tak mau harus berkumpul ditengah lapangan yang begitu panas.
Di lokasinya saat itu ada tiga orang yang sudah bersiap di tempat itu.
" Jadi kamu ikut juga?" tanya salah satu dari mereka.
Agnes pun membalas dengan anggukan." Perkenalkan namaku Agnes." dia mulai memperkenalkan diri dan Mereka pun sama-sama saling berkenalan.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, seorang guru pembimbing dan dimulailah latihan hari ini.
Agnes pun diberikan baju untuk latihan hari ini,setelah semua sudah siap benar saja mereka langsung diuji oleh pelatih mereka dan saatnya kini giliran Agnes yang mulai maju ke depan hingga dia berlatih dengan guru pembimbingnya.
" Bagus,saya tidak menyangka kamu begitu mahir juga bela diri." ucap guru pelatih itu yang kagum dengan keahlian yang dimiliki oleh Agnes.
" Saya juga masih belajar pa,malahan bapak yang begitu mahir saya masih harus latihan lebih keras lagi pak." jawab Agnes yang tak ingin sombong didepan orang.
" Tapi bagi bapak kamu sudah lebih baik,dan untuk kalian semua harus lebih latihan lebih keras lagi Karena acara turnamen bela diri akan diadakan beberapa Minggu lagi. Jadi bapak harap kalian lebih giat belajar lagi." pesan pelatih mereka pada anak didiknya.
" Baik pak." teriak mereka semua yang akhirnya mereka istirahat sebentar di kantin sekolah.
Agnes pun mencoba berbincang pada teman-teman barunya.
" Ini untuk kalian, buruan kalian minum mumpung masih dingin." Agnes memberikan mereka satu-persatu minuman untuk mereka
" Terimakasih ya." ucap Salah satu dari mereka yang mulai menerima dengan kehadiran Agnes diantara mereka.
Setelah selesai istirahat mereka melanjutkan latihan dan Agnes pun dengan semangat latihan.
Tak terasa sudah 2 jam mereka latihan dan saatnya mereka bersiap untuk pulang." Aku pulang dulu, kapan-kapan kita latihan lagi." pamit Agnes pada mereka yang langsung mendapatkan respon anggukkan kepala dari mereka.
Agnes pun bergegas pulang, saat hendak pulang Agnes tidak sengaja melihat seseorang yang duduk bersandar di dekat pohon dengan keadaan memar diwajahnya,spontan Agnes mendekati orang itu.
" Robi." teriak Agnes yang melihat Robi duduk dipinggir jalan.
Agnes segera lari menghampirinya." Kamu kenapa kok bisa luka memar begini?" tanya Agnes yang melihat wajah Robi lebam.
" Lebih baik kamu diam saja." ucap Robi dengan nada dingin.
"Dasar keras kepala kamu." jawab Agnes yang spontan mengambil sepeda motor milik Robi.
" Kamu mau apa, jangan sentuh!" teriak Robi yang begitu marah pada Agnes.
"Cerewet banget kamu, cepetan berdiri aku antar kamu pulang sekarang." ucap Agnes yang sudah menaiki sepeda motor milik Robi.
"Tidak perlu,aku bisa pulang sendiri." jawab Robi yang mencoba bangkit berdiri dari tempat duduknya.
" Seharusnya kamu sadar diri,lihat keadaanmu babak belur begitu apa masih kuat kamu berjalan.Sudahlah jangan banyak protes aku antar kamu pulang sekarang,cepetan ayo ." ucap Agnes yang malahan memarahi Robi, dengan terpaksa Robi mengikuti perintah wanita itu.
Perlahan Robi berjalan mendekati Agnes dengan langkah yang tertatih." Makanya jadi orang jangan sombong, lihat sendiri kan nyatanya kamu kesulitan berjalan." ucap Agnes yang sedari tadi memarahi Robi.
Robi pun menaiki sepeda motor miliknya, dengan posisi Agnes duduk didepan sedangkan Robi duduk dibelakang sembari merasakan kesakitan luka memar ditangan dan wajahnya.
Agnes pun segera menyalakan sepeda motor milik Robi." Dimana alamat rumahmu,aku antar kamu sekarang." ucap Agnes yang kebingungan mereka akan hendak akan pergi.
Akhirnya Robi memberikan arahan dimana rumahnya,hanya butuh 20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai dirumah Robi yang saat itu dijaga oleh penjaga gerbang didepan rumahnya.
" Kamu siapa?" tanya penjaga itu ,yang spontan melihat dari arah belakang ada Robi yang duduk tepat dibelakang wanita itu.
" Den Robi." ucap pria itu yang kaget melihat keadaan Robi dengan luka lebam diwajahnya.
"Cepat buka." perintah Robi pada penjaga itu, dengan cepat penjaga itu membuka pintu gerbang.
Agnes pun berhenti tepat didepan pintu utama yang kebetulan ada seorang pria yang baru saja keluar dari mobil.
Sontak saja pria yang baru keluar dari mobil itu langsung kaget melihat keadaan Robi.
" Robi." ucap pria itu yang lari menghampiri Robi.
" Kenapa kamu bisa luka lebam seperti ini?" tanya pria itu yang kaget melihat luka di wajah Robi.
" Robi jatuh kak." jawab Robi dengan nada cuek, Robi pun di tuntun pria itu berjalan kedalam rumah.
"Jangan bohong kamu, pasti kamu tawuran lagi kan" ucap pria itu yang sedikit kesal dengan Robi.
" Lebih baik kakak diam saja,tak perlu tahu urusan Robi." jawab Robi yang langsung pergi meninggalkan kakaknya.
apa gara2 ini mereka tidak bersama??
kasian agnes tidak tau siapa sebenarnya ayahnya??
apakah dengan kehadiran agnes di masa lalu akan mengubah takdir antara adinda dan nino???