NovelToon NovelToon
TERJEBAK DI DALAM PELUKAN MANIPULASI By NADA

TERJEBAK DI DALAM PELUKAN MANIPULASI By NADA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu / Kekasih misterius
Popularitas:449
Nilai: 5
Nama Author: nandra 999

Sebuah kisah tentang cinta yang berubah menjadi jeruji. Tentang perempuan yang harus memilih: tetap dalam pelukan yang menyakitkan, atau berjuang pulang ke dirinya sendiri.
Terjebak di Pelukan Manipulasi menceritakan kisah Aira, seorang perempuan yang awalnya hanya ingin bermitra bisnis dengan Gibran, pria karismatik .

Namun, di balik kata-kata manis dan janji yang terdengar sempurna, tersembunyi perangkap manipulasi halus yang perlahan menghapus jati dirinya.

Ia kehilangan kontrol, dijauhkan dari dunia luar, bahkan diputus dari akses kesehatannya sendiri.

Ini bukan kisah cinta. Ini kisah bagaimana seseorang bisa dikendalikan, dikurung secara emosional, dan dibuat merasa bersalah karena ingin bebas.

Akankah Aira menemukan kekuatannya kembali sebelum segalanya terlambat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nandra 999, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 - LUKA LAMA YANG MEMBUNGKAM

Malam itu dingin. Suasana rumah sunyi, tapi tidak deBab 7 - LUKA LAMA YANG MEMBUNGKAMngan isi kepalaku.

Aku duduk di ujung tempat tidur, tangan menggenggam lutut, bahuku naik turun menahan napas yang tak karuan. Gibran belum pulang. Tapi rasa takut itu tidak pergi meski rumah kosong. Justru di saat sepi seperti ini, suara-suara masa lalu muncul lagi—lebih keras dari teriakan siapa pun.

“Kamu memang gak bisa diharapkan, Air.”

“Cuma nyusahin. Harusnya kamu gak dilahirkan.”

Suara ibuku. Waktu aku umur sepuluh tahun. Aku baru pulang sekolah waktu itu. Ujian matematikaku gagal. Aku cuma minta dipeluk, tapi malah dimaki.

Dan sekarang, dua puluh tahun kemudian, aku tetap anak kecil yang sama. Mencari pelukan. Tapi yang kupeluk malah luka. Luka yang bisa bicara, bisa memukul, bisa membuatku lupa bahwa aku berharga.

Malam itu juga, aku pernah bertanya pada diri sendiri, kenapa aku gak kabur saja? Tapi seperti biasa, jawabanku hilang entah ke mana. Bahkan waktu pintu rumah terbuka, kakiku tetap diam. Ada magnet tak terlihat yang membuatku merasa bersalah kalau aku pergi.

Karena dia selalu membuatku percaya…

“Aku berubah karena kamu, Air. Kamu yang buat aku kayak begini.”

“Kalau kamu sabar sedikit, kita pasti bahagia.”

“Kalau kamu ninggalin aku, aku mati. Kamu mau tanggung jawab?”

Aku tertunduk. Air mata jatuh diam-diam. Di luar, hujan mulai turun. Tapi di dalam tubuhku badai sudah lama mengamuk.

Aku pernah berdoa keras-keras saat Gibran tidur. “Tuhan, tolong cabut perasaan ini dari dadaku. Aku gak tahu ini cinta, ketakutan, atau trauma.”

Tapi entah kenapa… aku tetap tinggal.

Aku tetap berharap, dia akan berubah.

Padahal aku tahu… bukan dia yang salah sepenuhnya. Aku pun punya luka. Luka yang sejak kecil tak pernah diberi kesempatan untuk sembuh. Dan kini, luka itu memilih tinggal bersama luka lainnya.

Besok pagi, seperti biasa, aku harus pura-pura senyum.

Pura-pura semuanya baik-baik saja.

Padahal yang ingin kulakukan hanya satu: menjerit.

“Apa salahku, Tuhan? Kenapa aku selalu kembali ke orang yang menyakiti?”

Pagi datang terlalu cepat. Sinar matahari menembus sela gorden, tapi tidak bisa menembus hatiku yang masih gelap.

Gibran tidur di ruang tamu semalam. Kami tidak bicara sejak pertengkaran terakhir. Tapi keheningan bukan berarti damai. Justru lebih mencekam. Diamnya adalah ancaman yang tertunda.

Aku turun ke dapur, menyiapkan sarapan seperti biasa. Telur, nasi goreng, dan segelas teh manis. Tanganku gemetar saat menuang teh ke dalam gelas. Bukan karena air panas—tapi karena aku tahu sebentar lagi, dia akan bangun.

Dan seperti biasa, kalau dia tak suka rasa makanan, maka aku akan jadi sasaran.

Aku bahkan pernah dilempar piring hanya karena lauknya asin.

Sambil menunggu nasi matang, aku menatap pantulan wajahku di cermin kecil dekat kulkas. Ada kantung mata. Bibir pucat. Bekas luka di bawah telinga belum benar-benar hilang.

"Kenapa kamu gak kabur aja, Air?" tanya diriku sendiri.

Tapi seperti biasa, hatiku diam.

Mungkin aku terlalu terbiasa jadi korban. Mungkin aku takut sendirian. Atau… mungkin aku belum berdamai dengan masa lalu.

Karena saat kecil, aku juga tidak pernah merasa aman. Jadi ketika Gibran kasar, bagian terdalam diriku berkata, “Ini normal. Kamu sudah biasa.”

Aku menghela napas.

Ini bukan tentang bertahan karena cinta. Ini tentang bertahan karena luka. Luka yang belum sempat sembuh, sudah ditindih luka lain.

Dan aku masih di sini.

(Bersambung ke Episode 8)

1
gaby
Jgn2 Gibran pasien RSJ yg melarikan diri.
gaby
Di awal bab Gibran selalu mengatakan cm Gibran yg mau menerima Aira yg rusak. Dan kata2 Aira rusak berkali2 di sebutkan di bab pertama. Maksud Rusak itu gmn y thor?? Apa Aira korban pelecehan atau korban pergaulan bebas??
gaby
Smangat thor nulisnya. Ternyata ini novel pertamamu di NT y. Tp keren loh utk ukuran pemula, ga ada typo. Dr awal bab aja dah menarik, Gibran si pria manipulatif
Robert
Suka banget sama cerita ini, thor!
nandra 999: Thks yeah 🥰
total 1 replies
Gấu bông
Terinspirasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!