NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan

Terjebak Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:113.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: Momoy Dandelion

Ralina Elizabeth duduk tertegun di atas ranjang mengenakan gaun pengantinnya. Ia masih tidak percaya statusnya kini telah menjadi istri Tristan Alfred, lelaki yang seharunya menjadi kakak iparnya.

Semua gara-gara Karina, sang kakak yang kabur di hari pernikahan. Ralina terpaksa menggantikan posisi kakaknya.

"Kenapa kamu menghindar?"

Tristan mengulaskan senyuman seringai melihat Ralina yang beringsut mundur menjauhinya. Wanita muda yang seharusnya menjadi adik iparnya itu justru membuatnya bersemangat untuk menggoda. Ia merangkak maju mendekat sementara Ralina terus berusaha mundur.

"Berhenti, Kak! Aku takut ...."

Ralina merasa terpojok. Ia memasang wajah memelas agar lelaki di hadapannya berhenti mendekat.

Senyuman Tristan tampak semakin lebar. "Takut? Kenapa Takut? Aku kan sekarang suamimu," ucapnya lembut.

Ralina menggeleng. "Kak Tristan seharusnya menjadi suami Kak Karina, bukan aku!"

"Tapi mau bagaimana ... Kamu yang sudah aku nikahi, bukan kakakmu," kilah Tristan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Ancaman

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Tristan.

Ares mengangguk. Rasanya ia sangat malu untuk tetap berdiri di sana. Kejadian itu benar-benar tidak sengaja, ada seseorang yang mendorongnya saat akan menyajikan minuman yang dibawanya.

"Terima kasih, Pak," ucapnya.

Tristan menepuk pundaknya. "Jangan diambil hati menghadapi situasi seperti ini. Tidak semua orang bisa memiliki sikap yang baik."

"Oh, iya. Kamu teman Ralina yang waktu itu, kan?"

Ares kembali mengangguk.

"Kembalilah bekerja, anggap tidak terjadi apa-apa. Aku pastikan ini tidak akan berpengaruh pada pekerjaanmu."

Ares lantas undur diri dari hadapan Tristan.

"Kamu mengenal dia?" tanya Regis.

"Ya, hanya sebatas kenal."

Lirikan mata Tristan mengikuti arah gerak Ares. Dilihatnya ada Ralina berjalan di samping pemuda itu seperti sedang menghiburnya.

"Pak, Anda diminta untuk masuk bertemu dengan Tuan dan Nyonya di dalam sekarang." Hamin yang sejak tadi ingin melapor akhirnya mendapatkan kesempatan bicara.

"Apa kamu sudah melakukan semua yang aku minta?"

Hamin mengangguk. Tampak Tristan mengulaskan senyum. "Kamu mau ikut aku, Regis?" ajaknya.

"Ah, tidak. Aku mau mencicipi makanan saja. Aku lapar."

Tristan pergi bersama Hamin untuk menemui keluarganya. Ketika melewati ruangan pengantin wanita, ia menghentikan langkah.

"Tunggu di sini sebentar!" perintahnya pada Hamin.

Tristan masuk ke dalam. Tampak Karina yang sudah selesai dirias tengah tertawa-tawa bersama teman-temannya. Kehadiran Tristan seketika membuat mereka terdiam.

"Sayang ...," Karina tersenyum lebar menyambut kehadiran calon suaminya.

"Bisa kalian pergi sebentar? Aku ingin berbicara berdua dengan Karina," pinta Tristan.

"Oh, tentu, Pak Tristan! Kami akan keluar sekarang. Berbicaralah dengan nyaman," ucap Zia sembari menarik tangan teman-temannya agar keluar dari ruangan.

Para pendamping pengantin itu terlihat antusias melihat ketampanan calon suami temannya. Mereka tentu saja merasa iri, Karina bisa mendapatkan calon suami sesempurna itu.

Karina memeluk Tristan. Rasanya ia tak sabar ingin segera keluar dan mengucapkan janji pernikahan di depan altar. Tidak disangka hari ini akhirnya ia akan menjadi Nyonya Alfred.

"Sayang, apa aku cantik?" tanyanya.

Tristan menyunggingkan senyum. "Tentu saja. Kamu sangat cantik mengenakan gaun pengantin ini. Apa kamu sudah siap menjadi istriku?"

"Tentu saja. Aku tidak sabar ingin segera keluar."

"Ah, sebentar. Aku punya sesuatu untukmu."

Tristan melepaskan pelukannya. Ia mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari saku jasnya. Ada sebuah kalung yang memancarkan kilau berlian di dalamnya. Karina sampai terkejut melihatnya.

"Ini hadiah untuk calon istriku."

Karina merasa terharu mendapatkan hadiah secantik itu. Ia menyibakkan geraian rambutnya agar memudahkan Tristan untuk memasangkan kalung itu di lehernya. Benar-benar cocok dengan gaun pengantinnya.

"Aku akan menunggumu di depan ... Calon istriku," bisik Tristan seraya mendaratkan kecupan di pipi Karina. Perbuatannya membuat wanita itu tersipu. Ia lantas meninggalkan ruangan.

Karina berjingkrak-jingkrak kegirangan setelah Tristan pergi. Meskipun terlihat dingin dan kaku, ternyata lelaki itu cukup perhatian dengannya. Tidak bisa dibayangkan nanti seperti apa ia akan dimanjakan.

Pintu ruangan tiba-tiba diketuk. Karina kira teman-temannya yang masuk, ternyata hanya seorang staf hotel yang membawa sebuah buket bunga mawar ke dalam.

Di ruangan Karina memang ada banyak kiriman bunga, kado, hingga buket uang untuk memberikan selamat atas pernikahannya.

"Nona, ada kiriman bunga."

"Dari siapa?"

"Saya tidak tahu. Tapi, orangnya juga menitipkan surat ini untuk Anda."

Staf tersebut memberikan buket dan surat tersebut kepada Karina.

"Ah, terima kasih."

"Kalau begitu, saya permisi."

Ruangan kembali sepi, hanya ada Karina di sana sendiri. Ia sangat penasaran, siapa pengirim buket bunga itu. Ia membuka amplop surat berwarna coklat yang disegel dengan lilin merah.

"Aneh sekali, jaman sekarang masih mengirim surat segala," gumamnya.

Saat mengetahui isi amplop tersebut, Karina syok. Buru-buru ia berlari ke arah pintu dan menguncinya dari dalam. Napasnya tiba-tiba memburu, jantungnya berdebar sangat cepat.

Dengan gemetaran, ia mengambil selembar foto hitam putih yang menunjukkan hasil USG kehamilan. Rasanya ia ingin mati berdiri. Itu adalah hasil pemeriksaan kandungannya satu bulan yang lalu.

Kaki Karina lemas. Ia terduduk di lantai. Kepanikan membuatnya tak bisa berpikir jernih. Apa yang membayanginya hanyalah ketakutan jika Tristan mengetahui yang sebenarnya.

"Tidak, itu tidak boleh terjadi ... Pernikahan ini harus tetap dilaksanakan ...." Ia berusaha menenangkan dirinya.

Tidak ada yang tahu tentang kehamilan itu selain dirinya. Bahkan teman-teman dan orang tuanya tidak ada yang diberi tahu. Karina kini tengah mengandung anak seseorang.

"Siapa ... Siapa yang mencoba mengancamku seperti ini?"

Karina mulai berpikir. Tidak mungkin ayah anak itu yang melakukannya. Lelaki itu pasti juga tidak tahu kalau ia sedang hamil. Ia tetap mempertahankan bayi itu dan mengakuinya sebagai anak Tristan.

Ralina bangkit dan berlari ke arah buket bunga mawar yang datang bersama surat itu. Ia mencari-cari jika ada petunjuk lain. Sayangnya, tidak ada apapun di sana selain bunga. Bahkan tangannya berdarah karena tertusuk duri mawar yang masih tersisa.

Ponselnya tiba-tiba berbunyi memberikan pemberitahuan pesan masuk. Karina segera memeriksanya. Ada pesan dari sebuah nomor asing yang mengirimkan video untuknya.

"Ah ... Enak sekali ... Lebih cepat ... Uhhh .... Enak ... Aku mau keluar ...."

Karina mematung. Ia benar-benar akan mati sekarang. Seseorang telah mengirimkan video dewasanya bersama seorang lelaki. Seluruh tubuhnya gemetaran. Karina menangis panik. Ia tahu Tristan tidak akan memaafkannya jika tahu hal ini. Semua khayalan manis menjadi istri Tristan seketika sirna.

"Sepertinya menarik jika aku putar video ini di pesta pernikahanmu. Anggap saja sebagai hadiah dariku."

Muncul pesan susulan setelah video itu dikirim.

Karina yang penasaran langsung menelepon nomor tersebut.

"Akhirnya aku bisa mendapatkan perhatianmu, Nona Karina Elizabeth Arthur yang terhormat."

Terdengar suara laki-laki dari seberang telepon. Namun, Karina tak bisa mengenali suara siapa itu.

"Siapa kamu sebenarnya? Dan apa yang kamu inginkan dariku?"

"Kamu ingin tahu? Apa aku harus memberi tahu? Hahaha ... Menyenangkan sekali menggodamu."

"Kamu mau apa? Uang? Katakan ... Berapa yang harus aku berikan? Akan aku berikan padamu secepat mungkin!" desak Karina. Nada bicaranya bergetar. Perasaannya campur aduk antara takut, marah, dan kesal.

"Uang? Kamu pikir aku butuh uang? Hahaha ... Kalau aku butuh uang, seharusnya aku langsung mengadukanmu pada Tuan Tristan Alfred yang sombong itu."

"Lalu apa yang kamu mau? Kenapa mengancamku?"

"Karena ini sangat menyenangkan, Nona Karina. Aku suka membuatmu panik dan tertekan seperti ini."

Karina menggigit bibirnya. Ia tak tahu harus melakukan apa lagi untuk menghadapi orang tak dikenal itu.

"Dengar ... Siapapun kamu, tolong ... Jangan ganggu pernikahan ini. Aku berjanji akan melakukan apapun yang kamu mau."

"Hahaha ... Sepertinya keinginan kita berbeda."

"Aku tidak ingin pernikahan kalian terjadi."

"Kalau sampai hal itu terjadi, aku pastikan video itu akan dilihat oleh semua orang."

Karina terkejut dengan permintaan lelaki itu.

"Pilihanmu hanya ada dua. Video tayang, atau pernikahan batal."

Sambungan telepon terputus. Karina sangat stres. Ia mencoba untuk menghubungi kembali nomor tersebut, namun sudah tidak aktif.

1
Kurnia Damiasih
toor kenapa ini ceritanya ngambang di sini,ngegantung gx ada sambunganya ,kok gx konsisten biki cerita apa udah end sampai di sini
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Darmawangsya Darmawangsya
tentu saja kurang sehat.krna tdk bahagia dengan pernikahannya.
Milla
Lanjut thorrr double up dong thorrr 🥰🤗
Eka Bundanedinar
g usah ngurusi mntan kamu tristanndia hanya sampah klo kamu tau dia nyiram ralin kamu psti murka
jls ralin sprti boneka katamu ug boleh banntah jd ya dia pasrah aj
Mommy'ySnowy 💕
d smping ralina blom membuka hati k tristan,tristan dsni jga blom mengungkapkn dgn jujur prasaannya pda ralin,jd smuanya brjln dgn pemikiran msing2,ralin yg blom ikhlas melepaskn ares,ares yg brfikir tristan mmprlakukan ralin dgn buruk,, yahh sblom ada slh stu yg memberikan pnjelasan akn trus brputar dsitu2 aja siihh hbungan kalian.. dsni lh konflik brmunculan,,, aq sbgai pmbac jd geram,pngen ares brnasib baik,pngen ralin sma tristan jga brbahagia dgn rumahtngganya,, heheh
Reni Anjarwani
lanjut thor
Darmawangsya Darmawangsya
kasihan .....
sabar yah ,,
Eka Bundanedinar
mau bagaimanapun kalian udah beda hanya ares tepmpat cerita ralin tp g bisa sekarang
selama tristan gbungkapin isi hatinya mka ralin akn tersiksa dan merasa tersiksa dg prnikahanya eda klo tristan ungkspin isihati klo dia mncintai rali
Ana💞
kenapa Tristan tdk menanyakan kabar istrinya?
Ana💞
sampai" demam di gempur semalaman 😍😍😁
Ana💞
namanya juga MP 😍😍😍
Ana💞
ini mah belah duren 😁😁
Ana💞
untuk apa Ralina pasang tarif?
Ana💞
kenapa kamu tdk paksa istrimu untuk pulang?
Kurnia Damiasih
lanjut toor menunggu upnya jangan lama2
Ana💞
Ralina datang karena ingin membantu ayahnya
Ana💞
Ralina dibutuhkan saat mereka terpojok
Ana💞
Tristan harus cari simpati dari Ralina 😁😁
Ana💞
Ares harus ikhlas ini demi kebaikan Ralina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!