NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

pagi itu seperti biasa aku sudah bersiap untuk ke rumah kevin, info untuk mau dititipkan ke tetangga, untuk itu ia memilih berdiam diri saja di rumah. namun, aku sudah memperingatkannya agar tak kemana-mana.

hari itu telepon bersikap lebih manis dari biasanya, ia menyambut kedatanganku dengan baik, dan memperlakukanku bak ratu di rumahnya. seharian kami saling bertukar cerita, banyakan aku yang bercerita dan dia sebagai pendengar. dan berkali-kali pula kami melakukan penyatuan. rasanya kami berdua seperti pasangan pengantin baru yang tak kenal lelah memadu kasih. namun sayangnya, hari itu Kevin minta aku pulang lebih awal, katanya ya harus ke tempat kerjaan. sehingga pertemuan kali itu hanya sampai tengah hari.

setibanya di rumah, aku dikejutkan dengan keberadaan pak RT dan bu RT, serta hijrah yang ternyata sudah kembali dari rumah sakit.

"hijrah, kamu sudah pulang nak,?"

aku berlari menghampiri hijrah kemudian memeluk anak bungsuku itu.

"Kamu ke mana aja sih Din, daripada saya ke sini udah nggak ada, saya pulang pun kamu masih nggak ada juga. mana si intan ditinggal sendirian lagi, kamu jangan dibiasan seperti itu, gimana kalau ada apa-apa sama anak kamu, harusnya kejadian yang menimpa hijrah kemarin jadi perhatian"Tutur bu RT panjang lebar. muak rasanya mendengar ceramahnya, sekarang kerja mereka mau memperhatikan keluargaku, ke mana dulu saat aku susah, bahkan mau ada di rumah atau tidak ada yang peduli.

"sudah Bu, mungkin Dina lagi ada keperluan. tapi bener kata istri saya kamu jangan keseringan ninggalin anak-anak sendirian di rumah Din. kalau mau, kamu bisa ke tetangga. bukannya kenapa-kenapa, sekarang ini banyak tindak kerjanya terjadi sama anak kecil. takut nya..."

"Husst.. sudah ya, pak RT ,bu RT, terima kasih sebelumnya atas segala perhatiannya kepada anak-anak saya. saya ibunya, saya lebih tampan yang baik dan tidak baik untuk anak-anak. kalau begitu, ini ada ongkos buat kalian karena sudah antar hijrah sampai rumah, kurang lebihnya saya mohon maaf"

"tidak usah repot-repot Din, ini sudah jadi tanggung jawab saya. sebenarnya saya ke sini bukan hanya mengantar hijrah saja. malaikat mau memberi kabar bahwa Budi langsung pergi ke tempat kerjanya. jadi nggak pulang ke sini"

"baik pak RT, terima kasih atas informasinya. kebetulan Saya punya ponsel. saya boleh minta kontaknya mas Budi?"

"ada, tapi kebetulan juga saya nggak bawa ponsel, ibu juga sama. mending nomor kamu saja ke sini kan, biar nanti saya kirim ke kontak kamu"

akhirnya aku pun memberikan nomor ponselku kepada bu RT, yang sebelumnya sudah ku tulis di atas kertas. kebetulan sebelum pulang, aku menyempatkan pergi ke sebuah konter pulsa, sekalian membeli kartu perdana supaya memudahkan kubur komunikasi dengan Kevin. iya siapa lagi kalau bukan dia.

...****************...

pagi itu aku dikerjakan dengan kedatangan Kevin ke rumah. kedatangan yang mendadak membuat aku balik karena takut dicurigai oleh Tetangga, karena saat itu Kevin datang dengan membawa mobil.

"mas kamu ngapain ke sini?"

anakku panik. sesekali aku memastikan keadaan sekeliling. emang saat ini penampilan kayak Kevin sangat sedikit berbeda. mungkin orang-orang tidak mengenalinya, selain ia warga Baru, ke pusat ini mengenakan hoodie yang menutup kepala, serta wajahnya tertutup masker.

"katanya kamu belum pernah jalan-jalan, mumpung aku lagi ada waktu,ayok!"

"iya sih, tapi kenapa nggak nunggu aku datang ke rumah aja!"

"ya udah kalau nggak mau, aku pulang!"

"tunggu mas, nggak gitu, ya udah aku ganti baju dulu"

"nanti di mobil saja aku sudah bawa pakaian buat kamu"

"serius?"

"aku tunggu di mobil 5 menit!"

saat aku ndak terbalik yang tanda hijrah mengejutkanku. mereka berdua ternyata sadar tadi berdiri di belakangku.

"telat ngapain di sini?"

"itu kan Om ganteng!"hijrah. ternyata benar Kevin yang pernah datang kemari sembari membuat makanan dan mainan tempo hari,, terbukti hijrah mengenalinya.

"hai anak-anak cantik. Om pinjam mamanya dulu ya, nanti kalau pulang Om bawain oleh-oleh!"

"Mama mau naik mobil sama Om? hijrah ikut!"

"kalau hijrah ikut kakak juga mau"

akhirnya kedua putriku merengek, ingin sekali aku mengajak mereka, seandainya saja dalam mobil itu adalah mas Budi, pas sudah pasti kami semua bisa berpergian bersama.

"3 menit lagi"seru kevin mengingatkan.

"mas anak-anak gimana?

mereka..."belum juga ucapanku selesai, kiper langsung melangkah kedua bahunya tanda mengacuhkan. ada ngilu di Hati saat melihat anak-anak merengek, namun aku pun tak mungkin mengajak mereka. Kevin sepertinya tak mungkin mau jagain anakku ikut, terlihat sekali wajah datar saat melihat anak-anakku merengek. dari situ sudah terlihat kepekaannya sejauh mana.

'Mama mau kerja dulu, ini bukan jalan-jalan'

"tadi kata Om ganteng jalan-jalan?"

"jalan-jalan maksudnya kerja,, kalian di rumah ya, nanti mama bawakan mainan baru jajanan yang banyak"

"mainan sama jajanan masih banyak. nggak apa-apa nggak dibelikan, asal kita bisa ikut mama iya kan dek?"

"iya hijrah mau!"

"bukan sekarang ya, nanti kalau mama libur kerja"

"1 menit tersisa lebih dari itu aku pulang!"

"iya, sebentar!"pekiku.

kukira Kevin bercanda, nyatanya ya sangat serius dengan ucapannya, terbukti dengan suara lapisan mobil yang sudah menyala. tak ingin tertinggal, aku pun langsung masuk ke dalam rumah dan meraih tas kecil yang berisi dompet. aku tak berganti pakaian, mengingat Kevin sudah menyiapkannya di dalam mobil.

langkahku terhenti di ambang pintu, tatkala melihat intan dan hijrah menatapku dengan tatapan yang mengiba, kedua wajahnya begitu masam. rasanya membuatku tak ingin berlama-lama menatapnya. di hati kecilku yang paling dalam, tadinya aku ingin menolak ajakan Kevin. namun kesempatan langka yang tak boleh terlewati, kapan lagi aku bisa pergi bersama Kevin.

kehidupannya sekali bukan, tak ada salahnya untuk menikmati.

"Mama pergi dulu, jangan ke mana-mana ya? intan jagain adik!"ucapku seRaya beranjak pergi.

Aroma bunga lavender mawar di indra penciuman saat memasuki mobil Kevin. gini ya sudah melepas masker serta jaketnya.

di dalam mobil ia hanya mengenakan kaos santai yang dipadankan dengan celana jeans. entah kenapa melihatnya sekarang, ketampanan Kevin bertambah berkali-kali lipat. iya nampak lebih mudah dari biasanya.

"gantilah pakaian. aku sudah menyiapkan dia paper bag"ujarnya seraya menunjuk bungkusan di jok belakang.

"sudah cari toilet umum!'

"toilet umum? untuk apa?"

"ya buat ganti pakaian lah"

"ayolah Din aku sudah menikmati setiap jengkal bagian tubuhmu. bergantilah di mobil kaca mobil ini tak tembus pandang"

"jadi aku ke belakang?"

"terserah di sini pun tak apa biar aku bisa jelas melihat!"

...****************...

rasanya seperti mimpi, Kevin mengajakku ke sebuah mall besar dari pusat kota. setibanya di sana, iya tak lepas mungkin jam tanganku. Kevin sangat paham dengan fashion, hingga tahu pakaian mana yang cocok denganku. saat ini aku mengenakan kaos yang dipadankan dengan jeans, dengan warna yang hampir sama dengan yang ia kenakan, sehingga kami berdua seperti mengenakan baju couple-an.

"apapun yang ingin kamu beli, beli saja. pakai ATM yang dulu ku berikan, limitnya masih cukup kan?"

"serius mas? aku boleh berbelanja?"

"terserah. sepuasnya, selagi limitnya masih tersedia"

"kalau habis gimana?"

"tak apa, aku sengaja memberikan untuk kamu habiskan sayang, asalkan!"

Kevin mengeringkan matanya nakal. aku pun sangat paham dengan maksudnya,"aku akan buat dengkulmu lemas, lihat saja nanti"pacarku yang membuat dia terbahak.

saran itu aku dan Kevin berkeliling, banyak barang dan baju aku beli. bahkan sebuah televisi layar datar menjadi pilihan. Kevin tak banyak merespon, dia hanya mengaku setiap kali aku meminta izin untuk membeli barang yang kau pilih.

puas berbelanja, Kevin mengajakku ke bioskop. kami berdua berjalan bergandengan layaknya pasangan muda. sungguh bahagianya hati ini, seandainya ini mimpi, lebih baik aku terjebak di dalamnya. bersama Kevin ketemukan arti sebuah kebahagiaan dunia.

setelah puas meneruskan waktu di mall, kami berdua kamu cari hotel terdekat. aku sampai melupakan segalanya jika sudah berduaan dengan kevin, tak ada kekuatiran sedikitpun dengan anak-anakku. yang ada di pikiranku saat ini hanyalah bagaimana cara memuaskan Kevin.

2 jam berlalu, setelah beberapa kali kalian melakukan sesi penyatuan, tepat jam 09.00 malam, aku minta untuk pulang. rasanya sudah terlalu larut juga, dan kelihatannya Kevin pun sudah tak berdaya.

"pulang yuk, mas. kasihan anak-anakku. takut kenapa-kenapa di rumah!"

" Ha ha ha .. kau ini aneh sekali. jam berapa sekarang? kapan naluri keyboard muncul asrama sudah tuntas?"

"nggak gitu mas!"

"iya, tanya jawab iya, aku paham dasar wanita"

Kevin pun bangkit dari ranjang, ya kembali mengenakan pakaiannya. setelah selesai, kami berjalan beriringan ke parkiran. aku sudah mengganti pakaian biasa, itupun apa saran Kevin. hingga, sebuah mobil taksi berhenti di hadapanku.

"pulanglah, aku tak bisa mengantarmu karena sudah hampir tengah malam. semua belanjaan mu, aku simpan di bagasi mobilku. besok pagi kau ambil sebelum jam 09.00 kau harus ada di rumahku"

aku mengganggu paham, pikiranku saat ini penuh dengan kecemasan akan anak-anak. apalagi jam sudah menunjukkan pertengahan malam.

setelah memasuki perkampungan, keadaan begitu sunyi dan sepi. tak ada aktivitas yang terlihat. sengaja aku berhenti agak menjauh dari rumah, takutnya salah satu tetanggaku melihatku pulang tengah malam. setelah membayar,gegas aku keluar dan berjalan menuju arah rumah.

"intan dan hijrah"diriku saat melihat kadar rumah dalam keadaan gelap gulita. aku gunakan senter ponsel untuk penerangan. aku sangat takut terjadi sesuatu kepada anak-anak apalagi saat menekan handle pintu, posisinya tak terkunci.

kulangkah kan kaki menuju saklar lampu, tiba-tiba aku terkejut mendapati mas Budi Tengah duduk di ruang tamu.

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!