Cinta Karang Samudra (Season 2)

"Abang udah. Bisa jalan? " Tanya zenny ketika sadar sang suami. Sudah bisa berjalan tadi soalnya sangat menegangkan baginya, makanya ngga sadar bahwa sang suami sudah sembuh irsyad tersenyum hangat ke zenny "udah sayang" Sahut irsyad merangkul zenny ke atas ranjang. "Alhamdulillah, kalau begitu kita bisa lari-larian lagi! " Zenny tersenyum simpul lalu merangkak naik ke atas kasur.

"Ya nanti, kamu lari abang yang kejar! " Sahut irsyad menyusul zenny yang di atas kasur. Ia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang,

"Yaudah besok aja, sekalian jogging" Usul zenny membuat irsyad mengangguk kan kepalanya "oh ya bang, aku mau beli kandang kucing ah di online shop" Zenny segera mengambil ponselnya yang ada di nakas. Langsung membuka online shop, "beli juga pasir nya.. Tempat untuk dia pup" Saran irsyad zenny mengangukkan kepalanya.

Tangan nya bergerak berselancar di dunia maya memperhatikan beberapa kandang-kandang imut nan menggemaskan khusus kucing, "Ini bagus ngga bang? " Tanya zenny memperlihatkan layar ponselnya yang. Menunjukan foto-foto kandang khusus kucing yang imut tersebut, "hmm bagus " Sahut irsyad ia mengambil alih ponsel zenny. "Terus mau beli apalagi? Biar abang Checkout " Tanya irsyad. Biarlah sang suami yang mengurus pembayarannya soalnya zenny belum terlalu fasih, berbelanja online "hmm. .. Pasir bang " Sahut zenny irsyad mengotak-ngatik ponsel zenny lalu. Gambar berubah penuh dengan gambar pasir khusus kucing,

"Ini aja sayang, pasir ramah lingkungan " Zenny mengangguk kan kepalanya. Irsyad segera memesannya lalu selesai, "dah tinggal tunggu beberapa hari nanti datang" Irsyad menyerah kan ponsel ke zenny,

"Akhirnya perlengkapan untuk, leo sama lena udah selesai di beli" Zenny berucap sembari menaruh ponselnya di nakas.

"Leo? Lena siapa sayang? " Tanya irsyad berkerut dahi "kucing aku lah.. Siapaa lagi? "Irsyad terkekeh geli mendengar nya.

" Leo lena? Emangnya jantan sama betina? "Tanya irsyad lagi. Membuat zenny menggeleng kan kepalanya " Terus? Kalau. Misalnya dua-duanya jantan? "Tanya irsyad

" Leo sama loe! " Sahut zenny asal

"Kalau betina dua-duanya? "Goda irsyad

" Lena sama Lea! " Sahut zenny yang ternyata sudah mempersiapkan nama untuk. Kucing kesayangan nya " Kamu gercep juga ya! "

"Harus! "

*.. *

Rintihan demi rintihan. Terdengar di kamar nabila ia mengerang kesakitan di perutnya kemarin sudah dibawa ke rumah sakit dokter hanya memberinya obat cacing untuk apa? Entahlah dokter juga bingung. Melihat perut nabila yang membuncit,

"Tolong--panggil kan abang irsyad " Suaranya tercekat di tenggorokan. Hanya sebuah rintihan yang tidak berfaedah terdengar, di telinga manusia normal. "Bu nabila seperti ibu, harus pelan-pelan berbicara.. Saya tidak mengerti" Ujar suster cia pelan nabila berusaha merangkai kata kata yang di mengerti banyak orang, "To--long panggil kan abang irsyad! " Gumamnya suster cia yang paham akan hal itu mengangguk kan kepalanya.

"Akhh!!. Tolong" Rintihannya. Badannya seolah di gerakkan oleh makhluk gaib, untuk bergerak ke kanan ke kiri seperti ada tarikan magnet tubuhnya terangkat ke udara lalu di jatuhkan lagi ke bawah kasur,

Bugh!

Setiap gerakkan nya, terbelenggu di tengah jalan suaranya berubah menjadi gumaman yang kehilangan makna dan arti sesungguhnya. Seperti ada ribuan jarum yang menusuk-nusuk, perutnya rasa sakit itu mencekiknya

Tidak lama. Kemudian suster cia kembali dengan zenny dan irsyad. Kedua pasangan tersebut berkerut dahi melihat nabila yang mengerang kesakitan, "suster kenapa dengan dia? " Tanya irsyad ia bergedik ngeri melihat perut buncit nabila yang. Lama kelamaan membesar "tidak tahu pak.. Sudah di kasih obat tapi kondisinya tidak pernah membaik"

"Abang, " Suara zenny memelan. Ketika melihat nabila yang benar-benar sangat hancur. Suster cia yang paham oleh tatapan irsyad pun mengerti ia segera pergi meninggalkan mereka,

"Abang--irsyad aku mau ke ibu bapak ku! " Pinta nabila suaranya tidak jelas? Irsyad duduk di pinggir kasur "bapak ibumu tidak, tahu kalau kamu bersama ku nabila! " Tegas irsyad "tolong!. Aku akan mati kalau seperti ini aku tidak mau mati! " Nabila melotot ke arah zenny menahan rasa sakit yang, kian menghantamnya menghancurkan setiap inci tubuh nya. "Bang, apa ngga lebih. Baik kita cerita ke.. Paman aziz dan bibi Riska kalau nabila bersama kita? " Saran zenny

Nabila, menatap zenny penuh kebencian. Lalu ia sengaja atau tidak sengaja tangan kanannya bergerak mencengkram perut zenny, penuh kekuatan membuat Zenny meringis kesakitan. "Lepass!! " Irsyad segera melepaskan cengkraman tersebut dari perut sang istri. Namun cengkraman itu begitu kuat, membuat zenny merintih kesakitan,

"Akhh!.. Sakit bang sakit! "

"Lepas nabila!! Lepasss! "Pinta irsyad frustasi lalu ia mendorong wanita tersebut hingga terbanting ke kasur " Dek, kamu ngga apa-apa? "Tanya irsyad kekhawatiran tergantung di wajahnya "sakit dikit" Sahut zenny

"Ingat, ya nabila aku ngga akan pernah ampuni kamu kalau sekali lagi macam-macam sama zenny! Awas kamu! " Irsyad menarik tangan zenny lalu membawanya keluar dari kamar nabila.

**

Hii.. Gimana? Suka?