Alano Leonard pria berusia 27 tahun seorang Mafia sekaligus seorang CEO menyukai seorang gadis yang membantunya ber sembunyi dari kejaran musuh nya di dalam kontrakan gadis itu.
Tatapi, karena masih trauma dengan masa lalu Alano tidak mudah percaya dengan orang baru, Dia akan mengangap jika mereka adalah musuh yang akan menusuknya dari belakang.
Begitu pun dengan seorang gadis yatim piatu bernama Kanaya yang berhasil menarik perhatian Nya, tetapi masih ada keraguan di dalam diri Alano untuk percaya jika gadis itu bukan lah musuh.
Apakah Alano akan tetap ragu pada Kanaya jika dia sudah tau latar belakang Kanaya?
Dari pada penasaran, Yuk di silahkan di baca🤹♂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vethyy Liza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Setelah kejadian mengharukan pertemuan antara Kakak dan Adik juga lamaran dadakan dari Alano kini mereka sekarang berada di manson milik Alano.
Erga yang dari tadi terlihat ingin mengutara kan sesuatu pada Alano namun Dia terlihat bingung juga enggan.
"Kamu kenapa Ga," tanya Fito yang sejak tadi memperhatikan tingkah Erga.
Erga menatap Fito dan semua sahabat nya termasuk Alano dan Kanaya yang juga menatap nya. Erga menghela nafas kasar untuk menenangkan diri sebelum mengucapkan keinginan nya.
"Alano, karena Kamu sudah resmi menjadi kekasih atau calon suami Kanaya jadi Aku harus meminta ijin pada Mu," ujar Erga.
"Minta ijin apa?" tanya Alano.
"Aku ingin Kanaya kembali ke manson milik Kami yang sudah lama di tinggal oleh nya dari kecil sebelum Dia resmi menikah dengan Mu," ujar Erga dengan tatapan penuh harap.
"Kenapa Kamu harus minta ijin pada Ku Ga, seharus nya Aku yang meminta ijin pada Mu jika Aku ingin Kanaya tinggal bersama Ku di manson ini, Jadi soal Kamu yang ingin Kanaya kembali bersama Mu di manson kalian itu adalah hak Kanaya untuk memilih, Kamu harus bicara lansung pada Nya," jelas Alano.
Erga mengalihkan tatapan nya pada Kanaya yang juga menatap nya dari tadi.
"Kamu mau kan Dek kembali ke manson milik Kita yang sudah lama Kamu tinggalkan," ujar Erga penuh harap.
"Apa Abang yakin bawa Kanaya untuk tinggal di sana?" tanya Kanaya.
"Tentu saja Abang yakin, sudah sangat lama Abang menanti saat-saat seperti ini Dek, apa Kamu tidak ingin melihat kamar Kamu saat masih kecil? semua nya masih ada Dek tidak ada yang berubah begitu pun dengan kamar papi dan mami," jawab Erga.
"Baik Bang, Aku akan kembali ke manson tapi Kita ambil barang-barang Ku dulu di kontrakan ya Bang, soalnya ada beberapa barang penting Ku di kontrakan dan motor Ku juga," ujar Kanaya.
"Tentu saja semua barang Mu akan di ambil karena itu semua hasil kerja keras Mu Dek," sahut Erga antusias.
"Mumpung hari masih siang Kita jalan sekarang ya," ajak Erga bermaksud untuk mengajak Kanaya jalan-jalan lebih dulu.
Kanaya melihat Alano untuk meminta ijin dan di balas anggukan lembut dari Alano.
"Pergi lah, Kamu bisa menghabiskan waktu bersama Abang Mu sepuas nya," ujar Alano.
"Terima kasih Al," ujar Erga.
"Ayo Bang," ajak Kanaya dengan semangat sambil berdiri dan meraih tangan Abang nya.
"Kami pamit ya semua nya," pamit Erga semangat lalu merangkul pundak Kanaya yang hanya sebatas dada nya saja lalu melangkah menuju pintu.
Alano dan yang lain melihat itu hanya tersenyum simpul ikut merasa bahagia atas kebahagiaan Erga dan Kanaya.
"Mau jalan-jalan dulu?" tanya Erga sambil menyetir mobil.
"Emang boleh?" tanya Kanaya balik.
"Tentu saja boleh, apa pun untuk Adik Abang yang cantik ini," jawab Erga.
"Oke Bang, Kita jalan-jalan dulu," sahut Kanaya semangat.
"let's go," teriak Erga dan Kanaya bersama lalu saling tatap dan tertawa.
Hahaha.
Di manson, Alano bersama Abang Dani sedang membuat racikan racun yang baru di ruangan lab rahasia di manson Alano.
Namun saat ini Dani seperti sedang memikir kan sesuatu seperti sedang gelisah karena sesuatu.
"Bang Dani kenapa?" tanya Alano saat melihat gelagat aneh Dani.
"Abang tidak tau Al, semenjak Abang pulang dari rumah sakit kemarin Abang selalu merasa gelisah, tidur pun tidak tenang," jawab Dani.
"Memangnya apa yang terjadi di rumah sakit," tanya Alano.
"Tidak terjadi apa-apa hanya saja..."
"Hanya saja apa bang?" tanya Alano.
"Kemarin saat Abang akan masuk keruangan pasien tanpa sengaja Abang menghirup sesuatu yang harum, tapi nggak tau itu apa soalnya Abang baru pertama kali merasakan harum seperti itu," jelas Bang Dani.
Alano terkekeh pelan setelah mendengar penjelasan Dani, tanpa di cari tahu lebih dulu pun Dia sudah tau harum apa yang di hirup Abang nya itu.
"Abang benar-benar tidak tau itu harum yang di hidup Abang itu apa?" tanya Alano memastikan dan hanya di balas gelengan kepala oleh Dani.
"Aku pikir Abang sudah mempelajari 100% tentang racun tapi ternyata masih ada yang kurang rupa nya," ejek Alano.
"Apa maksud Mu Al, Abang memang tidak tau harum apa yang sudah Aku hirup," Jelas Dani.
Tanpa mengatakan apa pun Alano masuk ke dalam ruangan brangkas rahasia miliknya yang hanya di sendiri bisa masuk ke sana karena menggunakan kode rahasia dan angka misterius.
Alano keluar dengan membawa sesuatu di tangan nya.
"Abang minum lah ini dulu sebelum terlambat," perintah Alano saat melihat wajah Dani yang semakin pucat.
Tanpa mengatakan apa pun Dani menelan habis cairan yang di berikan Alano.
Beberapa detik Kemudian Dani lari ke toilet dengan cepat di ikuti Alano.
Huek huek huek
Uhuk uhuk uhuk
Setelah beberapa kali memuntah kan cairan warna hijau pekat dari mulut nya, kaki Dani terasa sangat lemas seperti tidak bertulang untung saja dengan sigap Alano menangkap tubuh Abang nya yang hampir jatuh ke lantai kamar mandi lalu di baringkan di atas ranjang.
"Gimana Bang apa masih mau muntah lagi," tanya Alano.
"Tidak," jawab Dani lemah
"Sekarang Abang minum yang ini," perintah Alano.
Tampa membantah Dani menelan cairan itu. Setelah beberapa detik Dani seperti mengantuk lalu tanpa sadar Dia tertidur.
"Untung saja Aku punya penawar jika tidak entah apa yang akan terjadi," batin Alano.
Alano membiarkan Abang nya tertidur selama 3 jam, Dia melanjutkan kegiatan nya sendiri sambil memikir kan musuh yang menjebak abang Nya.
"Siapa kira-kira musuh kali ini, Aku jadi penasaran apa kah dia ahli racun atau dia mendapat kan dari orang lain? tidak bisa di biarkan, Aku harus segera menyelidiki masalah ini," batin Alano.
Di tempat lain, Kanaya dan Erga sedang berjalan keliling mall.
"Dek dari tadi Kita keliling mall tapi Kamu tidak memilih apa pun loh, apa Kamu tidak ingin belanja apa gitu?" tanya Erga.
"Aku tidak suka belanja Bang, Aku kasih tau ya Bang dari dulu Aku selalu berhayal jika Aku memiliki uang yang banyak Aku akan berjalan-jalan sepuas nya mencoba makanan di restoran mewah yang belum pernah Aku coba dan pengen tau rasa nya menginap di hotel super mewah, luas dan memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga Aku ingin liburan keluar negeri sepuas nya Bang," jelas Kanaya antusias.
Erga tidak bisa berkata-kata mendengar cerita Adik Nya, Dia sangat merasa bersalah karena tidak bisa menemukan Adiknya lebih cepat.
"Abang kok nangis, Maaf ya Bang cerita Ku membuat Abang malu," ujar Kanaya sambil menunduk karena merasa bersalah.
"Tidak Dek justru Abang yang minta maaf karena tidak bisa menemukan Mu dengan cepat, Abang janji akan mewujudkan semua keinginan Kamu bahkan lebih," ujar Erga laku memeluk Adik Nya dengan sayang.
"Ini sudah sore Kita ke kontrakan Kamu yuk biar tidak terlalu malam," ajak Erga.
"Ayuk Bang," sahut Kanaya.
Erga yang memiliki insting yang tajam seperti Alano merasakan jika mereka di ikuti.
Dia tetap berjalan dengan santai sambil merangkul pundak Adik nya.
"Bang seperti nya Kita di ikuti," ujar Kanaya.
"Kok Kamu tau?" tanya Erga.
"Tau dong karena yang mengikuti Kita orang bodoh tidak bisa bersembunyi dengan baik," sahut Kanaya santai.
"Kebetulan Abang ingin melihat kemampuan Kamu, bagai mana kalau Kita bermain dulu," ujar Erga.
"Boleh," jawab Kanaya antusias.
Erga melaju mobil Nya dengan kecepatan tinggi sehingga membuat mobil yang mengikuti Nya dari belakang jadi kelabakan.
"Waw Abang mereka sangat banyak," teriak Kanaya antusias.
"Cari jalan yang sepi Bang," perintah Kanaya sambil meraih 3 pistol milik Abang nya di kursi belakang lalu periksa apakah sudah di isi peluru.
"Oke," jawab Erga lalu membawa mobil nya dengan kecepatan lebih tinggi untuk mencari daerah sepi di ikuti 3 mobil hitam di belakang.
"Buka sunroof nya Bang," perintah Kanaya.
"Oke, hati-jati ya Dek," sahut Erga khawatir.
"Iya Bang tenang aja," jawab Kanaya lalu berdiri dan mulai menembak musuh.
Dor dor dor
Duar duar
Tidak butuh waktu lama Kanaya sudah berhasil meledak kan mobil para musuh, Erga tersenyum bangga melihat kemampuan Adik nya, Dia tidak menyangka jika Adik nya sama seperti mami Nya yang menyukai sesuatu yang menantang.
"Adik Abang hebat," puji Erga.
"Tentu saja, Abang Mafia calon suami juga ketua Mafia," jawab Kanaya sombong setelah menghabisi musuh.
"Dasar Kamu ini," sahut Erga sambil mengacak acakan rambut Adik Nya.
"Apa Kamu sangat menyukai sesuatu yang menantang?" tanya Erga.
"Iya bang, Dari dulu Aku sangat menyukai sesuatu yang menantang, Aku juga sangat suka jika melakukan latihan bela diri, tapi Aku hanya berani menunjukan kemampuan Ku saat bersama Alano dan Bang Erga saja," jawab Erga.
"Kenapa begitu?" tanya Erga.
"Aku hanya tidak ingin menyakiti orang lain Bang walau pun Aku di sakiti, makanya Aku diam saja Jika ada yang membuli Ku," jawab Kanaya.
"Sekarang Kamu bebas menunjukan Kemampuan Kamu dan tidak perlu khawatir dengan pandangan siapa pun, Kamu tidak boleh terlihat lemah Dek," ujar Erga sambil mengusap kepala Adik nya.
"Kamu sangat mirip dengan mami Dek, dulu Aku dan papi sangat pusing menghadapi tingkah mami saat hamil Kamu," cerita Erga sambil tersenyum saat mengingat mendiang mami Nya.
"Memangnya mami Kenapa?" tanya Erga.
"Saat hamil Kamu dan umur kehamilan nya memasuki bulan ke 6 mami ngidam bertarung dengan 10 anak buah papi, Kami sudah membujuk dengan segala macam cara oleh namun mami tetap pada pendirian nya hingga saat sampai tengah malam karena keinginan nya tidak terpenuhi mami kabur membawa mobil sendiri menuju markas utama," cerita Erga sambil terkekeh kecil.
"Astaga ternyata mami sangat barbar," pekik Kanaya.
"Ya dan Kamu versi sachet nya mami," sambung Erga.
"Aku anak alim loh bang," cetus Kanaya.
"Iya deh sih anak alim," sahut Erga tersenyum gemas melihat muka Adik nya.
Inilah yang Erga ingin kan dari kecil, memiliki adik dan bisa menjahilinya setiap hari dan itu akan sangat seru.
Namun harapan itu sirna saat ke dua orang tua Nya meninggal dan Adik Nya yang entah dimana.
...****************...
Author selalu telat update karena sambil kerja, tempat kerja Author yang sekarang susah banget buat curi-curi waktu pegang hp dan sering lembur juga🙏
Nanti Author akan usahain untuk sering update ya, dan Terima kasih karena sudah mampir🙏❤
5 like + /Rose/buatmu. semangat ya kak.