"Sekarang kita memang sudah menikah, tapi bukan berarti kamu berhak atas diriku! Semua ini aku lakukan atas kemauan kakek dan Putri ku. Karena bagiku kau tetaplah baby sitter putri ku! Camkan itu!" ucap Revan dingin.
Deg
Sakit itulah yang di rasakan oleh Anin, mendengar ucapan mantan majikannya barusan yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Kalau memang tidak suka dengan perjodohan ini kenapa lelaki itu harus menerimanya.
"Saya tahu tuan, saya sadar diri siapa saya." balas Anin.
Bagaimana dengan kisah mereka berdua? jangan lupa mampir ya ke novel baru Author.. hanya di Novel Toon 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
"Sayang udah selesai?" tanya Gladies ketika melihat Revan keluar dari kamarnya.
"Sudah." jawab Revan datar.
"Sayang ini air putihnya." Gladies memberikan segelas air putih pada Revan dan Revan pun mengambilnya dari tangan Gladies. Kemudian Revan duduk di sofa lalu meminum air itu.
"Gladies ada yang aku ingin tanya kan padamu." ucap Revan sembari menatap Gladies dengan serius.
"Apa yang ingin kamu tanya kan sayang?" tanya Gladies yang berpindah duduk ke samping Revan.
Revan menghela nafasnya, "siapa sapa yang tinggal di apartemen ini?!" tanya Revan.
"Siapa yang tinggal di apartemen ini?!" ucap Gladies mengulang pertanyaan dari Revan. "Maksudnya apa nih sayang, aku gak ngerti." tanya Gladies.
"Aku tanya, selain kamu siapa lagi yang tinggal di sini?!" tanya Revan.
"Gak ada sayang, kamu kan tahu kalau aku sendiri yang tinggal di apartemen ini. Itu pun hanya sesekali saja." jawab Gladies yang masih belum sadar. "Memangnya kenapa sayang, kok kamu tanya begitu?!" Revan entah mengapa tidak percaya dengan jawaban Gladies. Kalau hanya kekasihnya itu yang tinggal di Apartemen sendiri saja, kenapa bisa ada kemeja lelaki, sepatu maupun celana di dalam kamarnya. Tidak mungkin kan kekasihnya itu yang memakai. Revan masih terus menatap Gladies. "Sayang kamu kenapa? Kok bisa menanyakan hal itu?!" tanya Gladies lagi.
"Gimana aku tidak tanya seperti itu? jika aku melihat ada kemeja, sepatu dan celana lelaki ada di kamar kamu!"
Deg
Tiba-tiba jantung Gladies berdetak kencang.
"A-apa!" ucap Gladies terkejut. "Sial!" umpat Gladies dalam hati. Itu pasti pakaian Tian, lelaki yang kemarin malam habis tidur dengannya.
"Itu milik siapa Gladies?! Jangan coba-coba kamu bohongi aku!" Ucap Revan.
"Emm, itu milik sepupu aku sayang. Iya itu milik sepupu aku. Dia kemarin baru datang dari Singapura dan aku suruh aja nginep di Apartemen. Maaf ya aku lupa kasih tahu kamu kalau dia nginap disini." jawab Gladies berbohong. Jangan sampai Revan tahu apa yang sudah ia lakukan di belakang lelaki itu. Bisa habis dia.
Revan menelisik ke dalam mata Gladies, apakah ucapannya itu benar atau berbohong. Dan Revan melihat dari mata wanita itu, entahlah. Tapi dia seperti ragu dan tidak percaya dengan jawaban dari kekasihnya itu. Baiklah dia akan mencari tahu sendiri benar atau tidaknya. Tentunya tanpa sepengetahuan kekasihnya.
"Oh sepupu kamu."
"Iya sayang.. Maaf ya aku gak kasih tahu kamu sebelumnya." Revan menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah sepertinya aku tidak bisa lama-lama, soalnya aku ada janji sama Yuna sore ini ngajak dia jalan ke taman." ucap Revan.
"Apa aku boleh ikut sayang.. Agar aku bisa lebih dekat lagi dengan Yuna. Boleh ya.."
Revan menghela nafasnya. Bukannya tidak boleh hanya saja Yuna pasti akan marah padanya melihat papanya masih berhubungan dengan Gladies. Apalagi kakek, kalau sampai lelaki tua itu tahu jika dirinya masih berhubungan dengan Gladies, pasti lelaki itu akan memisahkannya dari Yuna. Dan jangan sampai itu terjadi.
"Maaf sayang, sepertinya tidak hari ini." ucap Revan yang kemudian langsung pamit tanpa memperdulikan Gladies yang cemberut karena penolakan Revan.
"Hallo Yan, tolong kamu suruh orang buat ngawasin Gladies, dan laporkan pada saya apa saja yang di lakukannya!" perintah Revan melalui panggilan telepon pada Dian. Kemudian Revan melajukan mobilnya menuju rumahnya. Apa benar yang di katakan oleh kakeknya itu, kalau Gladies bukanlah wanita yang baik untuknya. Tiba-tiba saja ia mengingat apa yang pernah di katakan oleh kakeknya. Makanya kakek Ray tidak pernah setuju hubungan nya dengan Gladies. Apa kakek Ray mengetahui tentang Gladies. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan di otaknya sampai dirinya tidak fokus dengan jalanan. Dan terjadilah kecelakaan.
Bruaakk
Begitu kuatnya suara hantaman mobil ke pohon. Membuat orang yang ada di sekitar tersebut berlarian menuju suara keras hantaman tersebut. Ya mobil Revan telah menabrak sebuah pohon besar karena tidak Fokus Revan dengan jalannya. Sebagian orang sudah membantu Revan untuk keluar dari mobilnya sebab mobil yang di kendarai berasap dan ada sedikit mengeluarkan percikan api. Buru-buru mereka menolong Revan. Sementara Revan sendiri sudah tidak sadarkan diri.
