Sekar dan Aryo menikah karena sebuah perjodohan. Akan tetapi rupanya Aryo adalah seorang duda. Sekar tentu sangat terkejut mengetahui fakta itu.
Namun, mereka memutuskan untuk menerima pernikahan mereka. Meskipun sikap dingin Aryo kadang membuat Sekar tidak habis pikir. Pada akhirnya Sekar membalas sikap dingin itu dengan sikap dingin juga. Disitu Aryo mulai kewalahan, dan berusaha meluluhkan hati Sekar.
Ketika keduanya mulai dekat, mantan istri Aryo tiba-tiba muncul. Bagaimana Sekar menghadapi sang mantan istri dari Aryo?
Apakah Aryo akan oleng dengan munculnya si mantan istri?
Saya tidak akan memaksa readers untuk suka dengan karya saya. Mau like atau tidak ya monggo. Terimakasih bagi yang membaca dan memberikan apresiasinya kepada saya. Jika memang tidak berkenan membaca, silahkan dilewati. Saya yakin dari sinopsis sudah bisa dilihat.
keberlangsungan karya ini juga ada pada readers semua. Terimakasih banyak bagi yang sudah membaca bab demi bab yang sudah author tulis 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Dingin 21
Kriiiing
telepon di ruang Aryo berbunyi. Pria itu kemudian menghentikan pekerjaannya untuk mengangkat panggilan tersebut.
" Hallo ~"
" Hallo Yo. Aryo, bisakah kita bertemu. Aku ingin mengajakmu makan siang. Waktu itu aku belum sempat berterimakasih karena kamu sudah merawat aku saat sakit. Jadi aku mau mentraktir mu makan siang."
Rima, orang yang menelpon Aryo adalah Rima, sang mantan istri. Aryo terdiam, ia sedang menimbang, apakah akan menemui Rima atau tidak.
" Yo, apakah masih ada di sana? Apakah masih mendengar ku?" panggil Rima.
" Ya, aku masih di sini. Baik, mari kita bertemu."
Aryo menutup teleponnya dan langsung pergi keluar dari ruangan miliknya. Saat di parkiran kampus, ia berpapasan dengan Ari. Kali ini Ari bertanya, tidak seperti waktu itu dimana setelahnya Aryo memberinya tahu bahwa sedang perang dingin dengan Sekar.
" Mau kemana lagi Yo, jangan berbuat masalah. Aku tidak tahu dan juga tidak ingin tahu siapa yang saat ini kamu begitu terburu-buru kamu ingin temui. Tapi, aku harap kamu lebih bisa menjaga dirimu. Apalagi hubunganmu dengan Sekar masih tidak ada perkembangan."
" Aku tahu Ri. Aku ingin melakukan ini untuk yang terakhir. Rima, aku ingin menemui Rima. Tadi dia menghubungiku, dan ini adalah waktu yang pas untuk aku berbicara kepadanya. Mengatakan bahwa kamu tidak bisa terus bertemu karena aku sudah menikah."
Awalnya Ari terkejut saat mendengar Aryo menyebut nama Rima, tapi saat pria yang berdiri di depannya itu menjelaskan maksud nya, ia dapat mengerti. Sebaiknya mang harus menjelaskan agar tidak timbul kesalahpahaman.
" Baiklah jika itu tujuanmu. Segera selesaikan. Jika kamu sudah mulai suka dengan istrimu, maka seharusnya kamu sudah mengerti harus seperti apa bertindak."
Ari menepuk pelan bahu Aryo lalu pergi dari tempat parkir. Kali ini dia akan membiarkan Aryo pergi menemui Rima tanpa mengikutinya. Sedangkan Aryo, dia langsung masuk ke mobil. Apa yang dia katakan kepada Ari bukan sekedar omong kosong belakang. Dia sungguh akan mengatakannya kepada Rima.
Di sebuah restoran, Rima terlihat begitu bahagia. Ia merasa sedikit berbangga hati saat Aryo kembali mau menemuinya. Kesimpulan sementara yang dia ambil adalah Aryo masih peduli padanya.
" Hay Yo, sebelah sini," panggil Rima saat melihat Aryo masuk ke restoran. Dengan senyum yang mengembang, Rima melambaikan tangannya.
Tapi, senyumnya pudar saat melihat ekspresi datar dan dingin dari pria yang pernah mengisi hatinya itu. Bahkan hingga detik ini, nama Aryo masih tersimpan rapi di sudut sana.
" Ma-mau pesan apa Yo?" tanya Rima sambil memberikan buku menu.
" Apa saja, terserah. Aku ikut," ujar Aryo.
Rima merasa sedikit salah tingkah. Dia sangat kikuk saat ini, tapi Rima berusaha bersikap senormal mungkin. Dia akhirnya memesan dua porsi nasi goreng dan lemon tea.m Sambil menunggu pesanan, Rima memikirkan apa yang akan ia katakan untuk memecah kesunyian dan kecanggungan saat ini.
Aryo sangat berbeda dengan yang terakhir mereka bertemu. Saat ia sakit kemarin, pria itu masih begitu lembut.
" Aku mengucapkan terimakasih atas apa yang kamu lakukan kemarin. Terimakasih sudah merawat ku Yo."
" Tidak masalah. Kita teman, aku hanya melakukan apa yang dilakukan kepada teman. Tapi sepertinya ini akan jadi saat terakhir kali kita bertemu. Aku belum mengatakan padamu ya Rim, aku sudah menikah. Aku harus menjaga hati istriku. Jadi sebaiknya kita tidak lagi bertemu begini. Untuk makan siang ini, aku sangat berterimakasih."
Rima terhenyak, dia tidak menyangka Aryo akan mengatakan hal tersebut. Ia pikir, pertemuannya dengan dengan sang mantan akan memperbaiki hubungan mereka. Namun, sepertinya tidak seperti yang ia harapkan.
Pesanan datang dan keduanya makan dalam diam. Bahkan Aryo pamit undur diri saat nasi goreng di pring masih setengah penuh. Aryo hanya memakan beberapa suap dan memilih untuk berpamitan.
Tes
Air mata Rima luruh juga membasahi pipi. Dadanya begitu sesak. Hatinya jelas sangat sakit sekarang. Aryo begitu jelas menolaknya, itu yang bisa dia tangkap dari setiap ucapan dan sikap sang mantan.
" Apa aku sungguh tidak ada lagi di dalam hatimu Yo?" ucap Rima lirih. Dia terus menyuapkan sendok di sendok nasi goreng itu ke mulutnya. Bahkan dia mengambil piring milik Aryo tadi lalu memakan nasi goreng yang tersisa di sana dengan menggunakan sendok bekas dipakai Aryo.
" Dulu kamu begitu lembut terhadapku. Meskipun semua orang mengatakan kamu adalah pria yang dingin, tapi denganku tidak. Kamu selalu bersikap hangat. Tapi sekarang, aku bisa merasakan sikap dingin mu itu. Aryo, benarkah semua rasamu telah hilang terhadapku? Apa kamu sungguh mencintai istrimu? Wanita mana yang bisa membuatmu luluh? Wanita mana yang berhasil menggeser diriku di hatimu?"
Rima tergugu, dia menelungkupkan kepalanya di atas meja. Rima bahkan tidak peduli dengan tatapan pengunjung lain dan bisik-bisik yang keluar dari mulut mereka.
Aryo yang sudah berada di jalan menghela nafasnya panjang. Dia merasakan sebuah kelegaan yang luar biasa setelah mengatakan hal tadi kepada Rima. Awalnya ia pikir akan sulit, tapi ternyata tidak.
" Apa aku sudah melupakan dia sepenuhnya. Rasanya sungguh berbeda. Waktu itu aku begitu penasaran mengapa dia meninggalkan aku, tapi kini semuanya terasa biasa saja."
Aryo bergumam pelan. Ia semakin merasa yakin bahwa nama Rima tak lagi ada di dalam hatinya. Dan, seketika pria itu tersenyum saat mengingat wajah sang istri.
" Sekar, sepertinya aku harus bertemu dengannya. Jam makan siang, apakah dia sudah makan apa belum. Waktu yang pas untuk mengunjungi sambil membawakan makan siang."
TBC
Teman-teman, mohon doanya semoga retensi kali ini bisa lolos ya 🙏
Masa direktur rumah sakit gk bisa mikir