Meluluhkan Hati Istri Dinginku
Sekar sedikit terkejut saat mendapati rumahnya yang ramai oleh beberapa orang. Sebagian jelas ia mengenalnya tapi beberapa yang lain belum pernah ia temui sama sekali.
Sekitar pukul 16.00, Sekar yang baru saja pulang dari perkumpulan karang taruna di komplek rumahnya itu langsung berhenti di depan pagar. Beberapa mobil berderet rapi dan orang-orang juga mengenakan pakaian yang rapi yang ada di sana membuatnya sangat heran.
" Ma, mama. Mbak Sekar udah pulang!" teriak seorang bocah lelaki yang mengenakan kemeja putih dipadukan celana kodok itu begitu keras, sehingga seorang wanita paruh baya keluar dari sana. Bocah berusia sekitar 5 tahun itu berlari ke depan dan menarik tangan Sekar.
" Bisma, apaan sih pakai narik-narik begini? Sakit tahu," tukas Sekar cepat sambil berusaha menepis cengkeraman erat sang adik.
Ya, Bisma Triguna Dewandaru adalah adik dari Sekar. Jarak mereka memang lumayan jauh. Tapi meskipun begitu, Sekar sangat menyayangi sang adik. Pun sebaliknya.
Saat Sekar hendak masuk lewat pintu depan oleh Ida-- ibu dari Sekar langsung dilarang. Tangan Sekar seketika ditarik untuk dibawa masuk melalui pintu samping.
" Ma, ini ada acara apa sih? Kenapa ada rame-rame begini? Memangnya siapa yang datang, kok pada rapi-rapi bener," tanya Sekar dengan ekspresi kebingungan.
" Udah, nggak usah banyak tanya. Sekarang buruan masuk kamar, dan ganti baju. Nanti ikut mama untuk menemui tamu. Udah manut yo, biar cepet," Jawab Ida cepat. Ia menuntun snag putri untuk lekas melakukan apa yang dia katakan tadi.
Sekar mengerutkan keningnya, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan rumahnya hari ini. Tapi soal apa itu dia tidak tahu. Tahu begitu, dia tidak akan pulang cepat, begitulah kira-kira yang ada di pikiran gadis tersebut.
Sekitar 15 menit Sekar selesai mandi dan berganti pakaian. Tapi saat keluar kamar, pakaiannya diprotes oleh sang mama.
" Jangan pakai celana jeans begini, tidak sopan."
Lagi, Sekar tidak mengerti dengan ucapan Ida. Ia kembali masuk, dan kali ini Ida juga mengekor. Ida lalu membuka lemari dan memilihkan baju untuk putrinya.
Sekar jelas terkejut saat sebuah dress selutut berwana coklat tua dengan bunga-bunga kecil itu diberikan kepadanya untuk dipakai. Baju feminin itu sungguh sebuah benda yang sangat Sekar hindari. Bahkan ia menaruhnya di bagian paling bawah lemarinya.
" Mama kok nemu aja sih baju ini. Mah, jangan pakai ini ya. Sekar sangat tidak percaya diri kalau pakai baju model sepeti ini," keluh Sekar.
" Pakai, kamu itu perempuan. Berbusana lah yang seperti perempuan. Jangan berbusana seperti laki-laki. Kemana-mana pakainya celana terus," tukas Da cepat.
Sekarang bibir Sekar sudah mengerucut. Dengan berat hati dan tidak ikhlas dia mengganti bajunya dengan pakaian yang dipilihkan sang mama. Bahkan Ida juga merapikan rambut Sekar serta memoles wajah putrinya.
Gadis itu sungguh pasrah. Ia membiarkan sang ibu melakukan apapun yang ingin dilakukan kepada dirinya. Meskipun hatinya merasa sangat tidak tenang saat ini, tapi dia tidak bisa berbuat apapun.
Di ruang tamu seorang pemuda tampak begitu tenang. Tidak ada rasa gugup sama sekali. Ia lebih kepada rasa pasrah dengan apa yang akan kedua orang tuanya lakukan.
" Dari pada kamu begitu terus, mending kamu segera menikah kembali. Tidak pantas bagi dirimu untuk menangisi wanita yang bahkan tidak tahu bersyukur!"
Aryo hanya terdiam di posisi duduknya. Ingatannya kembali ke beberapa hari yang lalu. Secara tiba-tiba Suseno--bapak dari Aryo ingin menjodohkan dirinya kepada putri dari temannya. Ia awalnya menolak tapi kata-kata Suseno membuat Aryo bungkam. Terlebih Asriati, sang ibu mendukung penuh keputusan suaminya.
" Gimana mas Daru, apa sekalian saja kita tetapkan tanggal pernikahan Aryo dan Sekar."
" Apa? menikah?"
Sekar terkejut mendengar ucapan seorang pria yang berusia seperti ayahnya. Tapi oleh Ida, tangan Sekar di tarik sebagai kode dia disuruh diam terlebih dulu.
" Nah ini Mas Suseno, Mbak Asriati, anak saya yang mbarep ( sulung), namanya Sekar Arum."
Dengan sangat canggung Sekar menyalami kedua orang tua yang bernama Suseno dan Asriati begitu senang. Terlebih Asriati, ia tidak henti memuji cantiknya calon menantunya.
" Walaah cantik sekali, cantik kan Yo?"
" Hmmm."
Hanya seperti itulah tanggapan Aryo. Dia sungguh enggan sebenarnya, tapi atas dasar terpaksa. Mau tidak mau dia harus mengikuti semua yang diperintahkan oleh kedua orang tuanya.
" Jadi sebaiknya kita adakan pernikahan mereka di minggu pertama awal bulan. Itu hari baik," usul Daru.
" Aah aku setuju mas. Tapi Mas Daru dan Mbak Ida sudah tahu kan status Aryo," tanya Suseno memastikan.
" Tenang saja, kami sudah tahu kok. Tidak masalah. Lagian 'itu' belum terlaksana bukan?"
Semua terkekeh mendengar selorohan Daru. Setelah pembicaraan tersebut, hal selanjutnya adalah pemasangan cincin. Sungguh Sekar ingin sekali lari, tapi tidak bisa ia lakukan. Pun dengan Aryo, rasanya ia malas sekali menatap gadis yang saat ini ada di depannya.
Beruntung bukan dia sendiri yang harus menyematkan cincin di jari Sekar. Asriati lah yang melakukan itu, jadi Aryo terbebas dari bersentuhan dengan gadis yang baru dia lihat tersebut.
Dan rupanya bukan hanya Aryo saja yang lega, Sekar pun merasakan sebuah kelegaan karena ia tidak perlu bersentuhan dengan pria yang belum pernah ia kenal sama sekali.
" Baiklah karena pernikahan kalian dilakukan minggu awal di bulan depan, jadi langsung aja pingitan dilakukan. Sekar sementara ini tidak perlu ke Rumah Sakit Mitra Harapan. Cukup di rumah saja."
Perintah Daru sangat jelas untuk sang putri. Sekar sungguh tidak bisa berkata apapun. Acara pun berlanjut dengan makan bersama semua sanak saudara yang hadir di situ.
" Sungguh sial benar nasibku ini. Baru aja pulang maen, kok tiba-tiba dilamar lalu dinikahkan. Tapi tadi Pak Suseno bilang tentang status Aryo. Memangnya apa status dari pria itu sebelumnya?" Sekar bergumam lirih dan nyaris tidak bersuara. Ia sepintas melirik pria yang akan jadi calon suaminya itu. Sekar bisa tahu bahwa pria itu pun tidak menginginkan pernikahan ini. Tapi mereka sama-sama tidak mampu untuk menolaknya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Wy Ky
k
2024-10-13
0
komalia komalia
waaah kisah anak cucu nya udah baca bunda sekar sama ayah aryo nya malah baru kebaca.
2024-09-24
0
Safa Almira
suka
2024-09-14
0