Akibat tidak mau berhubungan badan membuat Scarlet dijual oleh kekasihnya sendiri pada seorang pria pecinta kebersihan.
Pertemuan tanpa sengajanya dengan Samuel membuatnya harus terjebak dengan Samuel selama dua tahun akibat perjanjian yang tidak dia inginkan sama sekali. Samuel menginginkannya karena hanya Scarlet satu-satunya wanita yang bisa bersentuhan dengannya oleh sebab itu dia menerima tawaran dari Darien, kekasih Scarlet yang ternyata telah menipu Scarlet.
Scarlet berusaha memberontak namun gagal sampai akhirnya dia memutuskan memanfaatkan kekuasaan yang Samuel miliki untuk membalas dendam pada Darien yang telah menjualnya dan pada orang-orang yang sudah menghina dan menginjak harga dirinya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Catrine
Catrine sudah mendapatkan apa yang dia mau. Seperti yang dia duga sejak awal, Scarlet terpaksa berada di sisi Samuel. Dia tidak peduli kenapa Samuel bisa dekat dan menyentuh Scarlet apalagi dia masih beranggapan jika Scarlet menggunakan obat sehingga phobia Samuel tidak berpengaruh pada dirinya. Yang dia inginkan hanya menyingkirkan wanita itu apalagi Scarlet hanya meminta dua juta dolar saja. Itu uang yang kecil baginya, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menyingkirkan saingan. Dia pun bisa mencari tahu obat apa yang digunakan oleh Scarlet. Sambil menyelam minum air, meski air itu asin tapi demi tujuan akan dia telan air asin itu.
Sekarang dia butuh kesempatan untuk menemui Scarlet dan berbicara secara pribadi dengannya agar Samuel tidak tahu. Jangan sampai Samuel membenci dirinya karena apa yang akan dia lakukan jadi sia-sia. Selain di kantor, sepertinya dia tidak memiliki cara lain untuk bertemu dengan Scarlet. Masih pagi, dia akan pergi untuk mengintai karena dia tahu Samuel pasti belum pergi ke kantor dan memang seperti itulah yang terjadi.
Samuel masih tidur dengan Scarlet berada di dalam pelukannya. Akibat berdebat begitu lama karena Scarlet tidak mau tidur dengannya membuat mereka menghabiskan banyak waktu. Scarlet yang tetap menolak memilih tidur di sofa tapi saat tengah malam, dia sudah berpindah tanpa dia sadari.
Pelukan Samuel begitu erat, Scarlet terbangun sejenak namun dia kembali tidur karena dia merasa hangat. Scarlet berbalik dan memeluk Samuel. Dia seperti sedang bermimpi, di mana hubungannya dengan Darien masih baik-baik saja.
"Darien," Scarlet memanggil nama pria yang mengkhianatinya tanpa sadar. Bagaimanapun menyingkirkan perasaan yang sudah ada begitu lama di hati tidaklah mudah meski sudah dikecewakan dan dikhianati sedemikian rupa tapi bukan berarti dia ingin memperjuangkan perasaannya yang masih ada di hatinya.
Kedua mata Samuel terbuka ketika mendengar Scarlet menyebut nama Darien karena dia memang sudah terbangun ketika Scarlet memeluknya, Rasa tidak senang memenuhi hatinya karena Scarlet menyebut nama pria lain padahal Scarlet sedang bersama dengannya. Apa Scarlet begitu mencintai pria bernama Darien itu?
"Darien, aku akan membunuhmu!" ucap Scarlet lagi seraya mencengkeram baju Samuel dengan erat. Kini dia terlihat sedikit emosional. Dalam mimpinya pun, rasanya ingin mencekik Darien yang hilang entah ke mana.
"Dasar bodoh, pria sampah seperti itu untuk apa ditangisi!" Samuel mengangkat dagu Scarlet lalu mencium wajahnya. Meski dia membeli Scarlet dari tangan pria bernama Darien itu tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu tapi itu adalah kesempatan yang dia miliki dan tidak ada satu orang pun yang mau menyia-nyiakan kesempatan begitu juga dengan dirinya.
Mata Scarlet yang tadinya terpejam terbuka dengan perlahan akibat sentuhan bibir Samuel yang tak henti menjelajahi wajahnya. Tangan Scarlet kembali mencengkeram baju Samuel, pria itu benar-benar memanfaatkan keadaan apalagi dia sudah tidur dengannya.
"Jangan menciumku!" teriak Scarlet sambil mendorong Samuel namun Samuel justru menahan tangannya dan memeluknya erat.
"Tidak perlu melawan, kau harus membiasakan diri karena cepat atau lambat kita akan berbagi ranjang sampai dua tahun ke depan!"
"Jadi karena alasan itulah kau memindahkan aku?" tanya Scarlet sinis.
"Tidak, aku tidak suka melihatmu tidur di sana sedangkan aku di sini!"
"Ck, jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan!" Scarlet membalikkan badannya.
"Jika aku mengambil kesempatan maka aku sudah memperkosamu!" Samuel kembali memeluk Scarlet. Wanita itu benar-benar memberikan sesuatu yang tak bisa dia lakukan selama ini dan sebentar lagi dia akan seperti pria normal lainnya yang dapat merasakan hubungan badan dengan seorang wanita.
Mereka berdua diam, hanya tangan Samuel saja yang tak henti mengusap lengan Scarlet. Kedua mata Scarlet kembali terpejam, selama pria itu bersikap baik maka dia akan berusaha berdamai dengan keadaan. Semoga saja Samuel tidak bertindak kasar karena dia benci pria kasar.
"Aku mau mandi, ke mana semua barang-barangku?" tanya Scarlet yang sudah meributkan semua barang miliknya yang sudah dibuang oleh Samuel. meski Sudah diganti dengan barang yang lebih bagus dan mahal tapi dia tidak suka dengan semua barang yang diberikan oleh Samuel.
"Bukankah sudah aku katakan padamu? Semua barang-barang itu sudah aku buang!"
"Kenapa kau buang? Semua itu barang-barang milikku jadi tidak seharusnya kau membuangnya!" ucap Scarlet kesal.
"Tidak ada yang boleh menghina wanitaku mulai sekarang dan aku, tidak akan membiarkan penampilanmu dihina oleh siapa pun!"
"Seharusnya kau tidak perlu memikirkan hal itu dan tidak mempedulikannya!"
"Tentu saja aku peduli, aku tidak mau mendengar ada yang menghina dirimu apalagi hinaan itu sampai ke telingaku!"
"Jika begitu keluar, aku mau mandi!" ucap Scarlet seraya beranjak dari tempat tidur.
"Pergilah mandi, aku tidak akan mengganggu!"
"Aku tidak sudi mandi di kamar mandimu yang tembus pandang itu!" teriak Scarlet sambil menunjuk ke arah kamar mandi.
"Jadi?" Samuel sengaja karena dia memang tidak mau keluar.
"Ck, aku mandi di luar saja!" Scarlet buru-buru turun dari atas ranjang, Samuel tidak mencegah meski dia sangat menyayangkan tidak bisa melihat Scarlet mandi tapi tidak jadi soal, setelah mereka saling melihat nanti, semua akan jadi berbeda. Hal itu hanya membutuhkan waktu saja dan tidak lama lagi akan terjadi.
Scarlet mengambil baju yang dia butuhkan lalu dia keluar dari kamar itu. Penampilannya jadi sedikit berbeda. Setidaknya dia terlihat seperti wanita yang berkelas. Dengan begitu tidak akan ada yang menghina dirinya lagi namun tidak bagi Catrine yang sudah melihat.
Catrine sudah berada di kantor Samuel, dia menunggu Samuel datang bersama dengan Scarlet cukup lama. Rasanya sudah tidak tahan tapi penantiannya tidak sia-sia karena Samuel dan Scarlet akhirnya datang. Tinggal mencari kesempatan saja untuk berbicara berdua dengan Scarlet.
Catrine kembali menunggu sampai kesempatan itu datang padanya karena Scarlet keluar sebentar untuk membeli kopi tentu seijin dari Samuel. Scarlet yang berjalan menuju Cafe lagi-lagi harus dikejutkan oleh seseorang yang menariknya secara tiba-tiba. Scarlet hendak memaki tapi ketika melihat Catrine, Scarlet mengurungkan niat karena dia memang sudah menunggu wanita itu memberikan kabar baik.
"Sepertinya kau tidak terkejut?" ucap Catrine.
"Jangan basa-basi, langsung saja karena aku hanya punya waktu lima menit!"
"Baiklah. Mengenai uang yang kau inginkan, akan aku berikan!" ucap Catrine tanpa basa-basi.
"Bagus, apa kau membawa uangnya?"
"Tentu tapi kau harus melakukan perintahku setelah kau menerima uangku!" ucap Catrine.
"Katakan apa yang aku inginkan? Aku pasti akan melakukannya," ini adalah kesempatan yang tak boleh dia sia-siakan.
"Pertama, kau harus pergi dari Samuel dan jangan muncul lagi di hadapannya!"
"Itu perkara mudah!" jawab Scarlet dengan cepat.
"Satu lagi, berikan obat yang kau pakai agar kau bisa berdekatan dengan Samuel lalu pergi!"
Scarlet berpikir, obat? Jadi Catrine masih berpikir jika dia menggunakan obat?
"Bagaimana?" tanya Catrine.
"Itu juga perkara mudah, akan aku berikan obatnya padamu!" obat apa pun itu, dia akan mendapatkannya dan membohongi Catrine. Setelah uang dia dapatkan, akan langsung dia berikan pada Samuel lalu dia akan langsung pergi dan Catrine tidak akan tahu jika dia sudah menipunya. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh dia sia-siakan tapi apa dia pikir semua akan berjalan sesuai dengan rencananya? Apakah Samuel akan melepaskan satu-satunya wanita yang bisa dia sentuh begitu saja setelah mendapatkan uang sesuai dengan isi perjanjian mereka?
minta Samuel untuk membuat Dariej mnyesal krn telah menjualmu