Quinn, seorang gadis berusia 26 tahun itu memiliki kehidupan yang sempurna. Namun, siapa yang menduga, dibalik kehidupan yang sempurna Quinn sangat terkurung. Sebab sebagai putri seorang mafia membuat Quinn tidak bisa hidup dengan bebas.
Quinn memang memiliki kehidupan yang sempurna. Akan tetapi, Quinn nyatanya sangat apes pada percintaannya. Sekalipun Quinn memiliki harta melimpah dan juga paras rupawan, nyatanya tak bisa membuat Quinn menemukan cinta sejatinya.
Sampai tanpa sengaja, Quinn bertemu dengan Dimitri. Seorang laki-laki berusia 30 tahun itu terus mengganggu Quinn.
Akankah Dimitri bisa meluluhkan hati wanita tangguh dan cerdas seperti Quinn? Lantas bagaimana respon Dimitri ketika dia tahu kalau Quinn adalah putri seorang mafia yang sangat disegani pada masanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21 Malam Indah
Quinn memandang langit biru yang sedang cerah. Wanita itu rindu rumah yang selama ini ia tinggalkan. Tapi, apa yang bisa Quinn lakukan? Quinn sudah mengambil keputusan. Quinn menarik napas. Wanita itu sedang berpikir keras bagaimana ia bisa pulang ke rumahnya.
"Apalagi ada laki-laki itu. Hanya karena aku menolaknya untuk berkenalan denganku saja, dia sudah menculikku. Entah bagaimana nasibku kalau aku bersedia berkenalan dengannya. Terlebih menjalin hubungan dengannya. Bisa-bisa aku tersiksa." Quinn berbicara seorang diri di sana. Wanita itu memandang ke arah laut lepas. Merindukan keluarganya yang ada di seberang dunia.
Quinn termenung untuk waktu yang lama. Ia tidak ingin beranjak dari sana. Wanita itu juga mengenakan kerudung yang diberikan oleh Tante Su supaya tidak dikenali oleh Dimitri. Namun, perlahan Quinn melihat orang-orang ramai lagi. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang membawa anaknya.
"Hah? Apa yang terjadi? Apa ada penjahat lagi yang datang ke pulau ini? Sampai-sampai mereka semua berjalan cepat begitu," gumam Quinn.
Quinn lalu berlari. Menelusup di antara rerimbunan semak-semak untuk menyembunyikan dirinya. Bilamana musuh tak dikenali tiba-tiba datang ke pulau ini. Akan tetapi Quinn malah mendapatkan pemandangan yang cukup mengejutkan.
"Terima kasih, Tuan! Anda memang baik sekali! Saya belum pernah makan ini!" Terlihat seorang gadis kecil membawa sekotak cake mahal yang dikenali Quinn. Jelas saja itu dari kota.
Quinn tidak menyangka kalau Dimitri begitu baik pada anak-anak. Bahkan untuk sekotak cake kecil itu harganya juga mencapai 1 juta rupiah.
Akan tetapi Dimitri tidak pilih kasih terhadap anak-anak itu. Quinn seketika mematung di tempatnya. Ia tidak mempercayai dengan apa yang sudah dilihatnya itu. Bahkan selama ini Quinn saja yang sebagai seorang wanita tidak pernah sedekat itu dengan anak kecil.
Dimitri bahkan mengusap kepala anak-anak itu penuh dengan kasih sayang. Anak-anak itu sangat senang dengan perlakuan yang diberikan oleh Dimitri. Berulang kali mereka memanggil Dimitri dengan sebutan Paman baik.
Quinn tidak mengerti. Tempat ini begitu terisolasi. Bagaimana bisa Dimitri menemukan tempat ini? Apa mungkin Dimitri juga tidak sengaja menemukan pulau ini?
"Bagaimana? Apa kata dokter sudah baik luka bakar yang kau miliki?" tanya Dimitri.
"Sudah Tuan. Ini berkat kebaikan anda yang sudah membawa dokter hebat. Jadi tangan saya setidaknya sudah mulai bisa digerakkan. Padahal luka bakar di tanganku ini sudah mencapai 70%. Bagi saya ini merupakan keajaiban yang sudah anda berikan. Saya benar-benar senang karena Anda memberikan kehidupan yang baik bagi kami. Ngomong-ngomong saya punya hadiah untuk anda." Gadis kecil berusia 10 tahun itu mengambil sesuatu dari tas kecilnya. Dia memandang hadiah yang ia bawa sebelum memberikannya kepada Dimitri.
Walaupun tangan kirinya diperban, gadis kecil itu masih bisa menggunakan tangan kanannya untuk mengambil barang yang ada di dalam tasnya. Sebuah gelang yang terbuat dari kerang. Semuanya cantik.
"Kau tidak perlu memberiku hadiah. Asal kau bisa sehat seperti sedia kala aku sudah seperti mendapatkan hadiah dari Tuhan. Jadi lebih baik kau fokus pada pemulihanmu. Tapi, apakah keluarga barumu memperlakukanmu dengan baik?" Dimitri berbicara dengan nada yang ramah dan terlihat akrab.
Quinn tidak menyangka kalau Dimitri orang yang sudah menculiknya itu ternyata memiliki hati yang besar. Mereka menyebut luka bakar. Otak Quinn mulai berpikir kalau sebelumnya di tempat ini memang sering terjadi penyerangan dari orang-orang jahat.
"Hebat. Apa ini memungkinkan bahwa laki-laki itu yang sudah melindungi tempat ini?" Quinn berbicara dalam hati.
Wanita itu hanya menebak-nebak apa yang sedang terjadi. Namun pikirannya tentang laki-laki yang sudah melindungi tempat ini merupakan satu kebenaran dari sekian banyak fakta tersembunyi.
"Sebenarnya, laki-laki itu siapa? Lalu apa tujuannya menculikku kemarin? Mungkinkah hanya karena tersinggung karena aku sudah menolaknya? Tapi itu tidak mungkin kan? Rasanya terlalu kekanakan. Tapi mengapa dia melakukannya?"