Cerita tentang Lisin yang mendapatkan sistem dan harus menyelesaikan setiap tugas yang di berikan sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 13 - Membuat Dia Menjadi Kasim
Gatra yang menerima pesanan Lisin dengan cepat datang kearah Keluarga Wisesa.
"Cepat kalahkan dia... " Kepala Wisesa menyuruh bawahannya untuk menghadapi Gatra, namun tak satupun dari mereka berani melakukannya.
"Bangsat... kenapa tidak bergerak? Baiklah Jika kalian bisa melindungi ku hari ini aku akan memberimu 1 Milyar"
Mendengar angka 1 Milyar membuat beberapa dari mereka saling memandang kemudian mengangguk bersama-sama. Sial... ini 1 Milyar bro jika ku belikan es dawet dapat berapa cangkir?...memikirkan ini saja membuat mereka sangat bersemangat.
"Benar... Jika kita bersama menghadapinya tidak mungkin kalah" 1 Milyar dapat membeli keberanian namun mereka tidak menyadari jika 1 Milyar belum tentu di dapatkan dan yang pasti akan berakhir di ranjang rumah sakit.
"Aaaaaa... " Teriakan dapat di dengar Gatra sangat brutal, baik tangan atau kaki dapat di bengkokkan dangan mudah.
"Aaaaaa... Sakit kakiku... " sayangnya di dunia ini tidak ada obat penyesalan.
"Aaaaaa... Tolong jangan tanganku" jika tendangan datang Gatra akan menangkapnya kemudian mematahkan, jika tinju datang Gatra akan menangkapnya kemudian mematahkan. keberadaan Gatra seperti dewa perang di mana setiap kali bergerak orang itu akan berteriak kesakitan.
Puluhan bawahan Keluarga Wisesa berakhir dengan mengenaskan, mereka hanya dapat menyalahkan dirinya sendiri karena buta memilih sisi yang salah.
Melihat Bawahannya di hajar dengan brutal Kepala Wisesa dan putranya bergidik, dia tau jika pejuang budidaya itu kuat namun dia tidak tau jika akan sekuat ini.
"Tolong jangan mendekat... Aku akan memberimu uang... berapa yang kamu inginkan... benar bukankah kamu membutuhkan Narkoba, Aku punya banyak... aku akan memberikan semuanya kepadamu"
Kepala Wisesa sangat putus asa saat ini dia menjilat Gatra demi kehidupannya yang nyaman dia harus tetap hidup normal dia tidak ingin Lumpuh, dia kaya dia memiliki segalanya uang, wanita, villanya ada dimana-mana, jika dia mati itu akan berakhir semua, Kemudian dia melihat anaknya yang gemuk, benar ini semua salahnya, jika bukan karena anaknya selalu meminta untuk menantang keluarga irawan dia tidak akan berakhir seperti ini.
"Ini dia... dia lah dalang dari semua ini" Kepala Wisesa mendorong anaknya sendiri kearah Gatra sedang dirinya merasa tidak bersalah.
"Ayah... teganya kamu sama anakmu sendiri" Putu Wisesa menangis tersedu-sedu.
"Bangsat... jangan memanggilku ayah... jika aku tau akhir seperti ini aku akan membunuhmu saat di dalam kandung"
Kejam... demi kehidupannya sendiri yang nyaman dia rela meletakkan tanggung jawab kepada anaknya, tidak ada orang tua yang akan menyakiti anaknya jikapun ada dia bukanlah manusia melainkan iblis dengan wujud manusia.
Sebesar apapun kesalahan seorang anak sebagai orang tua harus memaafkannya, karena kesalahan seorang anak ada sebagian kesalahan orang tuanya juga.
Anak adalah hasil cermin dari orang tua jika itu menjadi baik ataupun jahat semua tanggung jawab apa pada punggung orang tua.
"Aaaaaa... sakit ayah... " Gatra menginjak bagian bawah Putu Wisesa dan mematahkan kedua kakinya, tidak hanya berakhir lumpuh dia bahkan kehilangan masa depannya dan menjadi kasim.
"Kenapa... kenapa kamu tidak berhenti" Kepala Wisesa berteriak panik, setelah itu Gatra mematahkan kedua kalinya.
Semua berakhir begitu saja... Lisin yang melihat ini pergi bersama Gatra.
"Lisin... " Nagisa yang datang secara tiba-tiba memeluk Lisin.
"Nagisa kau... Bisakah kamu melihat sekitarmu ada banyak orang aku jadi malu... " Lisin tersenyum canggung apa lagi di belakang Nagisa ada ayah dan kakeknya juga beberapa keluarga irawan, jika ini di tempat lain pasti Lisin akan menikmatinya dengan senang hati.
"Brengsek... bukankah aku istri mu... " Melepaskan pelukan Nagisa dengan marah mencubit pinggangnya.
"Aaaaa... sakit" Sebenarnya itu tidak terasa apa-apa namun Lisin berakting kesakitan.
"Tidak tahu malu... " Jika itu orang lain yang di peluk oleh keindahan Nagisa mungkin akan rela memberikan setengah dari sisa umurnya.
"Hahaha... Pahlawan datang dari mereka yang lebih muda, Tuan Lisin pantas mendapatkannya" Baik ayah dan kakeknya tersenyum dari telinga ke telinga. bagaimana mereka tidak senang memiliki calon menantu yang begitu kuat, dengan ini saja mereka tidak berani bermimpi masa depan keluarga irawan akan melambung tinggi.
"Ayah... " Nagisa tersipu malu.
"Paman panggil saja Lisin... aku tidak terbiasa di sanjung oleh yang lebih tua"
"Baik-Baik saja... "
"Paman untuk sisanya aku serahkan padamu" Lisin berkata santai sambil memandang kearah Keluarga Wisesa yang sudah berakhir.
"Hari ini keberadaan keluarga Wisesa hanya akan menjadi sejarah, semua aset Wisesa akan di ambil alih oleh keluarga irawan" Keluarga irawan sangat bersemangat bagaimana tidak apa yang di miliki keluarga Wisesa tidak lebih buruk dari keluarga irawan.
"Dan juga 50% dari semua aset keluarga irawan akan menjadi di berikan kepada Dermawan Lisin" Tidak ada dari semua keluarga irawan yang ingin membantah karena jika bukan karena Lisin masa depan keluarga irawan akan sangat suram.
"Sebenarnya aku ingin menolaknya..." Semua orang hanya bisa kagum dengan pemuda di depannya, itu adalah puluhan Triliyun dan jika itu diri mereka akankah bisa menahan godaan ini, namun perkataan Lisin berikutnya akan membuat mereka ingin membunuhnya.
"Karena menolak pemberian orang lain itu tidak baik, Bagaimanapun aku adalah orang baik jadi tidak boleh menolak pemberian orang lain" Lisin mendesah dengan berat seolah ada beban yang begitu besar di pundaknya.
Sial... Tidak tau malu... kenapa kamu tidak menerima saja dari awal... banyak orang yang mengutuk secara internal.
"Oh... bagaimana keadaanmu? " Lisin menatap Wayan yang di penuhi oleh kain perban.
"Jika bukan karena Tuan Lisin aku mungkin berakhir dengan kelumpuhan, dan Terimakasih juga Tuan Gatra karena belas kasihan mu aku tidak berakhir dengan kematian" Wayan yang sangat sombong membungkuk, jika ini sebelumnya mungkin tidak akan pernah terjadi.
"Baiklah... Lisin apakah kamu ingin menjadi dewan direksi dan memiliki pengaturan? " Ayah Nagisa bertanya.
"Tidak... tidak... aku terlalu malas... Kamu bisa membahasnya dengan sekertaris ku dan perusahaan ku hanya akan mengambil Devide untuk urusan pengembangan hanya akan mengikuti arahan sebelumnya"
Semua orang sangat bersyukur jika Lisin hanya mengambil Devide dan tidak akan campur tangan dengan arah perkembangan itu benar-benar baik.
"Baguslah jika Kamu memiliki Perusahaan jadi tentang pembagian kita akan secepat mungkin melakukannya, Oh... Ya perusahaan apa yang kamu miliki? " Menurut data penyelidikan yang ada, Pemuda ini hanyalah Karyawan dari perusahaan swasta dan baru saja mengundurkan diri, jadi mendengar jika dia memiliki perusahaan bagaimana tidak terkejut.
"Oh... itu perusahaan kecil yang baru-baru ini ku dirikan dan baru saja mengakuisisi beberapa perusahan, Namanya PT. Angkasa aku memberikan tanggung jawab penuh kepada asistenku Ningsih"
Jika sebelumnya ledakan Petasan maka sekarang ledakan Nuklir yang mana semua orang mati kata, Kau tau itu adalah PT. Angkasa panas yang baru-baru ini diperbincangkan di kalangan pebisnis, Perusahaan tersebut telah mengakuisisi beberapa perusahaan dan salah satunya adalah Raksasa Bisnis jadi mendengar jika pemuda ini adalah bos di belakang perusahaan tersebut semua orang tidak ingin hidup lagi.
Setelah itu Ambulan datang juga beberapa polisi yang bertugas membuat laporan tempat kejadian, bahkan Gubernur Bali datang dengan tergesa-gesa.
"Brengsek... aku tidak menyangka jika perusahaan Angkasa adalah milikmu, belum lagi Presiden itu adalah Ningsih yang saat ini di kenal sebagai Ratu Bisnis, Jangan bilang dia adalah salah satu wanita mu?" Perempuan terkenal memiliki intuisi yang tajam.
"Aduh... kenapa kamu memukulku?" Niagisa memukul lengannya sambil melirik Lisin dengan cemberut, Sialan... kupikir akulah wanitanya yang pertama tidak ku sangka aku akan menjadi yang kedua, Nagisa hanya bisa mendesah... setidaknya dia tidak menjadi yang ke 5 atau ke 10.
"Nagisa aku akan pergi karena ada bisnis yang harus ku selesaikan" Lisin berkata sambil melihat Gatra.
"Kenapa aku mencium akan ada wanita lain sekarang... " Nagisa mendengus tidak bahagia... Dia belum menjadi wanitanya, jika dia tidak menjadi yang ke 2 cepat atau lambat dia bisa menjadi yang ke 10.
"Tenang saja setelah masalah selesai aku akan mencari mu dan kita bisa mencari Eskrim bersama" mendengar Kata Eskrim Nagisa menjadi luluh.
"Baiklah... " Sebelum pergi Lisin bertemu dengan beberapa orang penting, seperti Gubernur, beberapa raksasa pebisnis, Kepala Kepolisian, Kepala rumah sakit dan masih banyak orang yang ingin menjilat nya guna mendapatkan koneksi dengan Lisin.
Dengan Ponsel murahnya banyak Nomer dari orang-orang penting di tambahkan, Saat ini Lisin di sebut sebagai dewa pengobatan karena menyembuhkan Pak tua irawan dari Vegetasi, jadi siapa yang tidak pernah sakit atau keluarga mereka yang tidak sakit bahkan sekarang banyak orang yang bertanya kapan Lisin punya waktu namun berakhir dengan kekecewaan.
Sekarang Lisin tidak peduli jika identitasnya terungkap, dia tidak takut dengan apa yang menunggunya dari balik kegelapan, selama mereka tidak menyinggungnya Lisin terlalu malas dengan mereka.
"Gatra ayo pergi... " Lisin Menaiki Scoopy.
"Tuan jika kita menggunakan Scoopy ini aku takut itu akan menghabiskan Banyak waktu" Gatra berkata tanpa daya.
"Mungkinkah itu sangat jauh?... Kamu bisa ceritakan kondisi mu"
"Perguruan Macan Putih memiliki sejarah panjang dengan perguruan Tengkorak saat itu adik seperguruan dan aku terjebak dalam pengejaran di saat itu aku terluka di bagian bawahku Sedangkan adik seperguruan terkena racun Afrodisiak seribu tahun" Saat Gatra bercerita Niat membunuh dapat terlihat dari matanya.
"ini... " Lisin mengecilkan lehernya... Sebelumnya dia melihat Gatra menginjak bagian bawah Putu Wisesa membuatnya bergidik dan saat mendengarkan jika Gatra kehilangan Bagian bawahnya dia tanpa sadar memegang bagian bawahnya sendiri, Syukur lah punyaku masih ada di sana... aku tidak berani hidup jika kehilangan itu.
Lisin mulai memahami garis besar cerita, Perguruan Tengkorak ini adalah Perguruan jahat mungin cepat atau lambat Lisin akan berurusan dengannya.
Gatra dan saudari seperguruan tidak memiliki ikatan cinta mereka murni ikatan saudara seperguruan. kalaupun Gatra masih memiliki itu dia tidak memiliki keyakinan menyelamatkan adik seperguruan apa lagi sekarang tidak punya itu, Gatra akhirnya terpikirkan tentang narkoba, bukan tidak ingin menggunakan bantuan orang lain tapi cukup sulit mengingat ini Afrodisiak Yang kuat.
Setelah dia bertarung dengan Lisin dia percaya jika Lisin satu-satunya yang dapat menyelamatkan saudarinya, apa lagi dia memiliki kemampuan pengobatan yang luar biasa, lihat saja Wayan yang dia pastikan lumpuh dapat lagi berdiri, Gatra hanya bisa mengandalkan Lisin untuk melanggar saudarinya.
Sungguh kakak yang baik pikir Lisin... Namun Lisin tidak mengetahui penampilan Saudari Gatra, Jika keindahan seperti Ningsih atau Nagisa mungkin akan berakhir sangat menyenangkan tetapi jika penampilan saudari Gatra adalah Zonk... Itu akan berakhir sebagai Mimpi buruk yang tak terlupakan.
Cerita berakhir di mana Gatra dan saudarinya melarikan diri dari tanah Jawa ke Bali dan meninggalkan saudarinya di Puri Bali Singaraja.
"Kalau begitu aku akan menggunakan itu... " Lisin menunjukkan jarinya ke arah Helikopter pribadi milik keluarga irawan.
Bersambung...
*Cukup lelah hari ini... tidak banyak orang yang Like dan komentar dan hanya ada beberapa orang yang setia memberikan dukungan setidaknya tidak boleh menyerah untuk melanjutkan Buku ini.
*Terima kasih untuk yang selalu setia menemani perjalanan Lisin.