My Perfect Hero
Quinn meletakkan proposal yang baru saja selesai ia kerjakan. Pekerjaan hari ini sudah selesai. Sebagai sekretaris, Quinn memang mendapatkan pekerjaan baru satu bulan. Sebuah kebebasan yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya.
"Wah, pekerjaanmu sudah selesai? Cepat sekali. Apa kau mau berkencan setelah ini," ledek Sherly.
Teman Quinn yang bekerja sebagai manajer keuangan itu tiba-tiba muncul entah dari mana. Ngomong-ngomong, Quinn bekerja di perusahaan Luca. Hanya saja, seperti biasa Luca sangat tidak ingin membeberkan identitas keluarganya begitu saja.
Selain menghindari musuh, Luca tidak suka privasinya diusik. Namun, belakangan ini Quinn lepas kendali. Quinn mungkin sangat ingin bebas seperti anak remaja lainnya. Selama 4 tahun ini Quinn sudah mendapatkan kebebasannya.
Akan tetapi, baru belakangan ini Quinn didesak untuk bekerja di perusahaan Luca. Sebelumnya Quinn bekerja di perusahaan lain. Luca ingin Quinn mengamati para karyawannya. Sebab, terkadang ada korupsi di antara para karyawan yang nakal.
"Tugas apanya? Papa hanya ingin mengawasiku. Bukan perkara aku harus mengawasi para karyawan. Hebat sekali papa mencari alasan. Dengan dalih supaya kalau aku bekerja tidak sia-sia. Padahal aku sudah mengancamnya. Si*l! Seharian ini aku terlalu fokus pada kamera CCTV yang ada di sekitarku. Kenyataannya papa masih belum membebaskanku bahkan hingga detik ini. Kebebasan apa?" Quinn mengumpat dalam hati.
Quinn kesal dengan Luca tapi Quinn tidak memiliki kuasa lebih untuk membantah. Sebab, perjanjian sudah ditetapkan. Walaupun pada akhirnya Luca yang berkhianat dengan masih memata-matai Quinn secara sembunyi-sembunyi.
"Hei! Kok diam? Wah jangan-jangan kau ingin merencanakan acara menginap ya sama pacarmu," goda Sherly .
"Hmm? Acara menginap?" tanya Quinn.
"Hah? Tunggu, kau jangan-jangan tidak tahu arti kata menginap?" balas Sherly.
"Menginap apa? Maksudmu piknik? Keluargaku tidak mungkin memiliki uang untuk menginap. Anggota keluargaku ada 5 orang. Aku baru bekerja di sini satu bulan. Besok baru dapat gaji. Apa yang kau pikirkan?" Quinn sudah menutup rapat tentang anggota keluarganya.
Tidak ada yang tahu siapa anak dari Luca dan Tiffany. Walaupun ada yang tahu, itupun hanya untuk mereka para konglomerat yang pernah hadir di acara milik Luca.
Terlihat Sherly menepuk jidatnya. Gadis itu menggelengkan kepalanya. Lalu Sherly menatap Quinn dalam-dalam.
"Bisakah kau biasa saja menatapku?" kesal Quinn.
"Usiamu sudah 25 tahun, Quinn. Kau itu mau apalagi? Dengar, mengajak laki-laki menginap itu merupakan cara terbaik untuk mengikat laki-laki supaya kekasihmu mau menikahimu. Kau kemana saja selama ini? Aku lihat nih ya. Kekasihmu memiliki wajah tampan. Apa kau tidak takut kalau kekasihmu berselingkuh darimu?" kata Sherly .
"Tinggal mencari kekasih baru. Dia kan sudah mengkhianati cintaku. Kau jangan berpikir kalau aku akan bertahan," sahut Quinn dengan enteng.
"Kalau dipikir-pikir memang benar. Semua mantan kekasihku selalu berselingkuh dariku. Sekarang hanya Zio saja yang masih abu-abu. Aku juga baru berpacaran 3 bulan. Benar. Aku tidak tahu keinginan Zio bagaimana." Quinn membatin gelisah.
"Kau ini. Kalau kau seperti ini terus, kapan kau akan menikah? Dengar, ajaklah kekasihmu pergi menginap saat malam natal nanti. Siapa tahu, hubungan kalian menjadi lebih mesra, Quinn. Ayo, kita pulang. Rasanya tidak sabar menikmati steak malam ini, Quinn." Sherly memang mengajak Quinn untuk makan malam bersama.
Akhirnya Quin bersiap-siap. Gadis itu juga tidak lupa untuk membawa laptopnya. Setidaknya sebelum Quinn mengajak kekasihnya untuk menginap, Quinn harus memastikan Luca tidak mengintipnya lagi. Entah sudah berapa lama Luca masih terus menempelkan para penjaga untuk mengikuti Quinn. Bahkan saat Quinn sedang bekerja.
"Papa memang keterlaluan. Bagaimana caraku harus melepaskan diri dari mereka untuk kencan dengan Zio?" batin Quinn dalam hati.
"Ayo, aku sudah selesai berkemas. Restoran itu baru buka 3 hari lalu. Katanya semua teman kita yang pernah ke sana sih enak. Recomended banget. Makanya itu kita harus coba! Pekerjaanmu banyak sekali? Kau kerjakan di rumah?" Sherly membantu membawakan tas milik Quinn.
"Quinn, aku tidak habis pikir. Mobilmu saja sangat keren begini. Bisa-bisanya kau mengatakan kalau berasal dari orang biasa." Sherly sedikit curiga karena mobil Quinn merupakan mobil sport. Yang mana berharga lebih dari 1 milyar.
"Sudah kubilang, perusahaan orang tuaku collapse. Jadi aku kan harus tetap bekerja supaya keluargaku bisa makan," timpal Quinn.
Dua gadis itu pun masuk ke dalam mobil. Dengan cepat, Quinn melajukan mobilnya membelah jalanan ibu kota yang beraspal dan berdebu. Di samping Quinn, Sherly terus mengoceh.
Meski begitu, Quinn juga menanggapi ocehan Sherly . Walaupun Quinn sesekali juga terus mengawasi kaca spion. Yang mana menunjukkan adanya mobil anak buah Luca. Para penjaga itu berada di dalam satu mobil.
Quinn memutar bola mata kesal karena mengetahui bahwa Luca tidak menyerah untuk menjaganya. Luca memang terlalu overprotective.
"Apa papa berpikir kalau aku ini masih anak sekolah? Kalau itu adik-adikku, baru aku tidak akan protes. Tapi, aku sudah berusia 25 tahun. Sepertinya aku tahu harus berbuat apa." Quinn membatin sambil terus berpikir bagaimana membuat anak buah Luca itu pergi.
Quinn pun mengirimkan pesan untuk Luca. Ah, bukan. Melainkan sebuah ancaman. Quinn menyimpan kembali ponselnya setelah ia mengirim pesan kepada Luca.
"Hati-hati, Quinn! Kau membuatku takut. Kenapa kau menyetir mobil sambil bermain ponsel?" tegur Sherly .
"Aku sudah menyimpannya, Sherly . Tenang saja. Aku cukup bisa diandalkan." Quinn menyeringai.
Quinn senang karena ternyata Luca sudah membaca pesannya. Terbukti dari Luca yang langsung menelpon Quinn saat itu juga. Entah sudah berapa kali Luca menghubungi Quinn tapi Quinn tak juga menjawabnya.
"Siapa itu, Quinn? Minggir dulu deh. Siapa tahu itu penting." Sherly menjulurkan lehernya untuk mengetahui siapa yang menelpon Quinn berulang kali. "Apakah itu pacarmu?"
Quinn tidak menjawab. Gadis itu melirik kaca spionnya. Quinn menyeringai. Ia berhasil membuat para anak buah Luca itu mundur. Tentu saja Quinn sangat puas.
"Aku mengancam papa dengan catatan akan membeberkan rahasia perusahaan papa ke perusahaan lainnya. Cukup ampuh ternyata. Salah sendiri. Itu juga papa yang mencari masalah denganku. Hanya membobol data perusahaan, mana mungkin aku tidak bisa?" Quinn membatin puas. Gadis itu benar-benar lega karena tidak ada lagi yang memata-matainya.
"Quinn, hampir saja terlewat restorannya!" Sherly terkejut ketika restoran tujuan mereka sudah sampai.
Quinn memarkirkan mobilnya. Gadis itu sangat ahli sehingga membuat Sherly merasa takjub pada Quinn. Sherly langsung menatap Quinn yang sudah mematikan mesin mobil.
"Kau hebat, Quinn." Sherly ikut turun dari mobil.
Kini keduanya berjalan menuju ke restoran yang ternyata sangat ramai. Quinn dan Sherly mencari-cari meja yang kosong.
"Quinn, sebentar. Bukankah itu pacarmu?" Sherly menarik tangan Quinn.
Sherly memaksa Quinn supaya ikut menoleh ke arah sepasang kekasih yang sedang bercanda mesra. Melihat sosok yang dikenalnya, Quinn berjalan cepat mendekati meja itu.
"Zio? Kau bilang malam ini lembur bukan?" Quinn langsung berbicara tanpa basa-basi.
"Quinn?" Laki-laki itu berdiri begitu mengetahui Quinn datang. "Kenapa kau di sini? Bukankah kau bilang juga akan lembur?"
"Oh, maksudmu jika aku lembur, mungkin aku tidak akan tahu kalau kau selingkuh dengan wanita lain? Zio, kau brengs*k!" Quinn mengumpat.
Setelah mengumpat dan meluapkan amarahnya, Quinn berniat pergi meninggalkan restoran itu. Akan tetapi, Zio memegang lengan Quinn sehingga Quinn urung beranjak.
"Quinn, kau jangan menyalahkanku! Itu semua karena kau sangat kaku! Bagaimana bisa aku berpacaran dengan gadis yang kaku? Aku juga ingin diperhatikan, Quinn!"
Quinn menatap Zio dengan tatapan tidak percaya. "Kau!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Lyn
saking protectivnya papa Luca ke Queen malah buat nasib queen jadi kaku kek papa Luca, astagaa kelakuan bapak sama anak bikinn gemesss.
2023-08-02
1
🌈Rainbow🪂
Mampir
2023-06-13
0
Bilbina Shofie
queen di ajarin bela diri thoor ya
2023-06-03
0