Aku tak pantas untuk mu

Mobil yang dikendarai oleh Arya pun sudah tiba di salon ternama. Arya turun dan diikuti oleh fasyin dibelakangnya.

"Selamat sore. Selamat datang di salon kami tuan, nona! "

Kedatangan mereka disambut ramah oleh para karyawan salon yang tengah berjaga disana. Tentu mereka kenal siapa Arya si pengusaha sukses tampan dan berwibawa.

Mereka tak ingin terlihat buruk dimata si pengusahaan sukses itu. Sebisa mungkin mereka akan berpenampilan dan memberikan servis yang terbaik.

"Tolong dandan dia secantik mungkin. Aku tak punya banyak waktu untuk terlalu lama berada disini. " Ucap Arya penuh penegasan

Kening fasyin berkerut. Kenapa harus dirinya yang didandani? Maksudnya apa dari ini semua?

"Tuan! Kenapa harus saya yang didandani? Maksudnya bagaimana ini?  Saya benar benar tidak paham. " Ucap fasyin mendongak menatap Arya yanng memiliki tinggi 181cm sedangkan fasyin hanya 165cm

"Nanti kau paham sendiri. Dan ini untuk pakaian, aku minta kalian memakaikan untuk nya. " Titah Arya pada sipelayan salon

"Baik tuan. Mari nona saya antar keruang ganti. " Ucap sang pelayan ramah.

Meski terlihat bingung fasyin tetap mengikutinya. Berbagai pertanyaan berkecamuk dikepalanya. Ingin bertanya tapi fasyin rasa ini bukanlah waktu yang tepat. Maka ia akan bertanya nanti saja.

Terutama soal pakaian yang tadi ia beli. Kenapa Arya menyuruh dirinya memakai pakaian mahal seperti itu. Fasyin benar benar bingung saat ini.

Setelah beberapa jam menunggu. Akhirnya fasyin pun telah siap dengan penampilan barunya. Gaun navy yang selaras dengan warna kulitnya begitu terlihat wah dan menawan.

Make up tipis dengan warna bibir pink cherry. Rambut yang disanggul memperlihatkan leher putih jenjangnya. Tak lupa beberapa helai anak rambut dibiarkan jatuh terurai begitu saja.

Haighils berwarna putih tak terlalu tinggi. Membuat penampilan fasyin benar benar berbeda dari yang sebelumnya.

Hal sama pun juga terjadi pada Arya. Tuxedo navy dengan dalaman kemeja putih. Rambut mengkinclong. Benar benar rambut anti badai.

Seperti nya Arya memang sengaja menggunakan pakaian yang sama dengan fasyin agar terlihat seperti pasangan couple pada umumnya.

"Tuan. nona fasyin telah selesai kita dandani. " Ucap pelayan tersebut.

Arya yang memang posisinya membelakangi fasyin pun berpaling dan gotcha! Pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat. Arya dibuat pangling dengan kecantikan fasyin.

Begitupun dengan fasyin yang juga pangling dengan penampilan Arya. Penampilan seperti biasanya saja, Arya sudah tampan. Apalagi berpenampilan lebih formal seperti ini? Benar benar semuanya berubah menjadi 180°

"Ekhem! Udah siap? " Ucap Arya berdeham

Fasyin tersentak lalu mengangguk.

"Baiklah ayo. Nanti kita akan terlambat! " Titah Arya menarik lengan fasyin agar menggandeng nya.

Fasyin tanpa sadar memegang erat lengan Arya. Karna sebelumnya fasyin belum pernah menggunakan hak tinggi, untuk jaga jaga ia akan pelan pelan berjalan agar nanti tak tergelincir dan membahayakan kandungan nya.

"Tuan ganti mobil? " Tanya fasyin ketika melihat mobil yang akan dinaikinya berbeda.

Yang semula mereka naiki berwarna hitam. Dan sekarang menjadi Bugatti berwarna merah. Entah berapa banyak mobil yang Arya miliki. Tapi mobil inilah yang pertama kalinya fasyin lihat.

Dari bentuknya saja fasyin bisa tau jika mobil ini harganya sangat mahal dari pada mobil yang biasa nya Arya gunakan.

"Sengaja! Agar kau nyaman saat perjalanan nanti. " Ucap Arya.

Ketika sudah sampai didekat mobil. Arya membukakan pintu untuk fasyin, dan menahan kepala fasyin agar tidak kejedot pintu mobilnya. Setelah nya disusul Arya yang duduk di samping fasyin.

Kali ini Arya menggunakan sopir untuk membawa mereka ketempat tujuan. Rasanya Arya tak ingin jauh jauh dari fasyin. Itu sebabnya ia memilih menggunakan sopir agar iya bisa duduk berdekatan dengan fasyin tanpa skat diantara mereka.

**

**

Restoran japanese

"Wah! Apakah ini yang namanya restoran Jepang tuan? " Tanya fasyin saat sudah tiba restoran cepat saji.

"Ya. Apa kau suka? " Tanya Arya memastikan. Jika fasyin suka maka mereka akan masuk. Akan tetapi jika fasyin mengatakan tidak suka. Maka Arya akan mencari restoran lain yang disukai oleh fasyin.

"Saya suka tuan! Ini benar benar mirip seperti yang pernah saya lihat diflim flim. " Jawab fasyin masih memandangi restoran tersebut dengan takjub.

"Syukurlah kalo kau suka. Kalo begitu ayo kita masuk. " Ajak Arya yang dibalas anggukan kepala oleh fasyin.

Mereka pun masuk kedalam restoran tersebut, dan memilih tempat dimana Arya sudah memesan nya.

"Kenapa restoran ini terlihat sepi tuan? Kenapa hanya ada kita berdua saja? Dimana pengunjung yang lainnya? " Tanya fasyin bingung

"Memang hanya kita berdua. Karna tempat ini aku pesan kusus untuk kita berdua. " Jawab Arya sambil menarik kursi.

"Silahkan duduk. " Perintah Arya pada fasyin

Fasyin pun duduk dengan kursi yang telah ditarik oleh Arya tadi. "Terima kasih tuan. Tapi anda tidak perlu repot repot hanya untuk menarik satu kursi ini. "

"No problem. Apapun untuk mu. "

"Sebenarnya ada apa ini tuan? Kenapa saya anda bawa kesini? Bukan kah seharusnya ini adalah acara penting anda dengan calon istri anda? Lalu kenapa justru saya yang mendapatkan ini semua. " Ucap fasyin pada Arya.

Dirinya sudah sejak tadi ingin bertanya. Dan inilah kesempatan pas untuknya bertanya.

"Bisa nanti saja kita bahas soal itu? Sekarang lebih baik kita makan terlebih dahulu. " Ucap Arya

Fasyin melirik kemeja yang ada dihadapan nya. Memang sejak awal mereka tiba tadi meja itu sudah dipenuhi dengan banyak sekali makanan makanan khas Jepang. Jangan lupa kan lilin yang menghiasi diatas meja tersebut. Bukan hanya meja mereka saja.

Tapi seluruh meja seperti itu, dan juga bunga dan kelopak bunga mawar berserakan dilantai.

"Tapi tuan__"

"Nanti saja. Aku akan menjelaskan semuanya sekarang lebih baik kita makan dulu. Aku tau kau belum ada makan bukan? Apa kau tidak kasihan dengan anak yang didalam perut mu itu? " Potong Arya cepat

Sontak hal itu membuat fasyin Langsung memegangi perutnya. Dirinya sampai lupa telah berbadan dua. Pantas saja sedari tadi bayi itu terus aktif bergerak ternyata memang sudah lapar sedari tadi.

Fasyin hanya diam. Dan menatap semua makanan itu. Selama ia hidup ini adalah pertama kalinya ia dihadapkan dengan makanan mahal seperti itu.

Karna selama ini ia tak pernah keluar rumah sama sekali. Bahkan untuk melihat makanan itu saja hanya mampu melalui video atau drama drama yang pernah ia tonton.

Tapi lihatlah sekarang? Semua tampak nyata tepat dihadapan nya, seluruh makanan yang ingin sekali ia makan sejak lama. Sudah tersaji rapi diatas meja. Berbagai macam aroma masuk keindra penciuman nya membuat cacing di perutnya meronta ronta minta diisi.

"Kenapa hanya diam saja? Apa kau tidak suka dengan makanan ini? " Tanya Arya ketika melihat fasyin hanya menatap nya saja.

"Tidak! Bukan begitu tuan! Tapi.. "

"Ya tapi? Tapi apa? " Tanya Arya

"Itu.. Saya tidak bisa makan menggunakan benda ini? Apakah tidak ada sendok disini? " Tanya fasyin sambil menunjuk sumpit yang berada diatas meja

Dirinya memang lapar sejak tadi. Tapi ia bingung ingin makan seperti apa? Sementara dimeja itu hanya tersedia sumpit tidak ada sendok atau garpu.

Arya yang mendengar penuturan fasyin tersenyum kecil dibibir seksinya. Lalu ia pun mengambil sumpit, dan mengambil satu potong susi dan mengarahkan nya kemulut fasyin.

"Aku akan menyuapi mu kalo begitu. Sekarang ayo buka mulutmu. " Ucap Arya masih mempertahankan senyum nya

Fasyin ragu dan juga malu. Masa hanya untuk makan ini saja harus disuapin? Tapi tidak ada pilihan lain bukan? Jika ia berada dirumah fasyin tak perlu repot repot untuk menggunakan sumpit.

Tinggal ambil menggunakan tangan dan hap! Semua masuk kedalam mulutnya.

"Kenapa diam? Ayo buka mulutmu. " Ulang Arya sekali lagi.

"Tapi tuan! Jika anda menyuapi saya, lalu bagaimana dengan anda? "

"Kita bisa makan bersama. Setelah aku menyuapi mu maka aku makan juga. " Jawab Arya santai.

Mendengar penuturan seperti itu. Fasyin menjadi tidak enak hati. Selama ini tidak ada yang pernah peduli dengannya bahkan mau repot repot untuk menyuapinya selain bik surti.

Fasyin pun membuka mulutnya, dan menerima suapan dari Arya yang dibalas dengan senyuman lebar dari pria itu.

Terus saja berlangsung hingga akhirnya makanan mereka habis tak tersisa. Beberapa menit berlalu keduanya hanya diam sambil terus menikmati alunan musik yang sedari tadi meramaikan keadaan.

Hingga akhir nya suara gaduh dan angin kencang pun terjadi. Satu buah helikopter berada tepat dihadapan mereka. Dengan spanduk besar yang bertuliskan

FASYIN SYAFANIA WILL YOU MARRY ME?

Tentu hal tersebut membuat fasyin bingung? Apa ini? Lalu kenapa ada tulisan yang tertera namanya disana? Lalu apa maksud dari kalimat akhirnya.

Sementara Arya memandang fasyin dengan lekat lalu berlutut dengan satu kaki ia lipat. Arya mengeluarkan cincin dari saku jaz nya dan membuka nya

"Fasyin syafania! Maukah kau menikah dengan ku? Bersedia kah kau menjadi istri ku? Dan menjadi ibu dari anak anak ku nanti. Aku tau ini terlalu cepat untuk mu. Tapi percayalah aku akan menerima mu dengan apa adanya tanpa melihat status mu apa. "

"Aku siap menerima kekurangan dan kelebihan mu.  Aku bersedia menjadi ayah untuk anak mu. Tak ada wanita lain yang pantas bersanding dengan ku selain kamu nia. Jadi aku ulangi sekali lagi. Maukah kau menerima lamaran ku dan menjadi calon istriku. " Ucap Arya dengan wajah yang serius.

Sejujurnya Arya sudah merasakan kram dikakinya akibat berlutut terlalu lama. Tapi arya akan menahannya sampai fasyin mau menerima dirinya.

"Tuan apa yang anda lakukan. Kenapa harus berlutut seperti ini. Ayo bangun. " Ucap fasyin

"Aku tidak akan bangun sebelum kau menerima lamaran ku. Kau hanya perlu menjawab iya atau tidak. Hanya itu saja. "

"Tapi tuan__"

"Kenapa harus ada tapi nia? Kau bisa menerima lamaran Arya bukan? Percaya lah! Arya itu tulus untuk menikahimu. Dia bahkan bersedia untuk menerima kekurangan yang ada di dirimu nia. Mau sampai kapan kamu berpikiran jika dirimu tidak pantas untuk pria mana pun. Jadi saya mohon tolong Terima lamaran putra saya. " Ucap mega memotong cepat kalimat fasyin.

Ya. Mega. Bramantyo Edwin dan juga bik surti sedari tadi memperhatikan mereka berdua. Bahkan semua dekor dan semua persiapan ini adalah rencana dari mega.

Mega melakukan ini semua karna memang Arya mengatakan bahwa ia mencintai fasyin dan ingin menikahinya. Mega dan bramantyo berpikir. Tidak ada salahnya jika Arya menikahi fasyin. Toh fasyin adalah anak yang baik dan juga jujur.

Memang tipe menantu idaman mega dan bramantyo semua ada di diri fasyin. Itu sebabnya mega mempersiapkan semua nya dengan matang..