Kirana, gadis berusia 20 tahun yang baru saja menginjak semester tiga di kampusnya, ternyata sudah pernah menikah dan bercerai.
Rian, Dosen Fisika paling killer se-kampus yang biasanya hanya mengajar mahasiswa tingkat akhir dan S2, malah tiba - tiba menjadi dosen Kirana.
Siapa sangka, dosen killer itu adalah Rian yang sama yang pernah menikahi dan menceraikannya tiga tahun yang lalu.
Saat hatinya sudah mantap melupakan masa lalu, Kirana justru bertemu kembali dengan orang yang paling dia hindari selama ini.
Apakah Kirana masih mengharapkan cinta Rian?
Atau Kirana justru berpaling pada Radit, sang Ketua BEM yang menaruh hati padanya?
Mungkinkah Kirana justru bermain hati dengan Raka, mahasiswa baru dari luar negeri yang tiba - tiba jadi pacar pura - puranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hermosa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
Radit memasuki kelas jam 1 siang. Ghea memperhatikannya dari kejauhan dengan kening yang mengkerut. Semakin mengkerut lagi saat Radit malah mengambil duduk di samping Ghea. Ghea menelan ludahnya.
Meski Ghea dekat dengan Kirana, tetapi dia tidak terlalu dekat dengan Radit. Apalagi dia adalah Ketua BEM.
“Hai.. Kirana di kelas ini kan?”, tanya Radit tiba - tiba mendekatkan mejanya ke meja Ghea.
“Oh? Sejak kapan lo masuk kelas ini?”, tanya Ghea bingung.
Dia malah tidak fokus pada pertanyaan Radit.
“Sejak hari ini. Gue ngambil kelas ini karena semester lalu gue gak sempat ambil.”, jawab Radit.
“Karena tahun lalu ngulang maksud, lo?”, balas Ghea.
“Enggak.. Memangnya ada sejarah Ketua BEM ngulang. Kalo ngulang, gue ga bakal jadi ketua BEM.”, jawab Radit lugas.
“Benar juga. Dan lo pemecah rekor ketua BEM termuda, ya. Sorry.”, balas Ghea.
Padahal, Radit mendekatinya dengan santai karena ingin menanyakan tentang Kirana. Tapi, percakapan mereka malah menjadi canggung. Radit tak pernah berada dalam situasi canggung apapun termasuk saat menjalankan perannya sebagai Ketua BEM.
“Kirana kok belum masuk?”, Radit kembali melontarkan pertanyaannya.
“Gue gak tahu. Tadi dia bilang ada urusan dan bakalan masuk. Sekarang, sampai jam segini, doi belum keliatan.”, Ghea menghela nafas.
Sementara itu, Radit melontarkan raut kekecewaan. Padahal, dia sudah melakukan banyak hal agar bisa masuk ke kelas ini. Sebelumnya dia berada di kelas pagi.
“Lo kenapa nanyain Kirana terus? Walaupun gue gak terlalu dekat nih ya sama lo. Tapi, gak enak sama pacar lo kalau lo nempel mulu sama Kirana. Lo suka ya, sama Kirana?”, entah keberanian dari mana, Ghea mengeluarkan pertanyaan yang membuatnya penasaran begitu saja.
“Ehem.. Huk uhuk..”, Radit langsung terbatuk - batuk mendengar pertanyaan spontan dari Ghea.
************
‘Kenapa dia ga nunggu sama sekali?’, Kirana masuk dengan langkah ragu.
Rian memanggilnya. Membukakan pintu untuknya. Lalu menghilang di balik pintu.
‘Apa yang sedang aku lakukan sekarang?’, Kirana kembali mempertanyakan alasannya kemari.
Brakkkk..
“Eh? Apa dia tidak suka aku datang kesini sampai membanting barang? Apa aku pulang saja.”, Kirana sudah hampir sampai ke pintu masuk saat dia mendengar ada barang yang terjatuh.
“Kak Riaan!”, teriak Kirana langsung saat melihat pria itu terjatuh di lantai. Sebuah frame kaca jatuh menimpanya karena tanpa sadar, dia menarik alas lemari dan menjatuhkan semua yang ada di atasnya.
“Kak.. Kak Rian..Hah…”, Kirana langsung mengambil ponselnya di dalam tas.
‘Aku harus bagaimana? Oiya… apa nomornya masih sama?’, Kirana menekan nomor ponsel dokter keluarga Rian yang pernah dia simpan sebelumnya.
Sudah lewat beberapa tahun yang lalu, dia tidak tahu apakah nomor itu masih aktif atau tidak.
“Haloo?”, betapa leganya Kirana saat mendengar ada suara balasan dari seberang ponselnya.
“Haloo.. Dokter Surya?”, tanya Kirana.
“Iya.. saya sendiri, dengan siapa?”, tanya Dokter itu.
“Oh.. saya Kirana…Dok, maaf saya.. hm….Rian Aksa Pandega, dokter masih jadi Dokter keluarganya, kan?”, saking paniknya, Kirana tidak bisa menyusun kalimatnya dengan baik.
“Oh… Kirana? Istri Rian kan, ya? Iya, saya masih jadi dokter keluarga Pandega, kok. Kenapa, ada yang bisa saya..”, jawab dokter itu.
Namun, belum selesai dia menyelesaikan kalimatnya, Kirana langsung memotongnya.
“Dokter bisa kesini sekarang dok? Kak Rian tiba - tiba jatuh.. Dia masih nafas, detak jantungnya normal, tapi dia ga sadar, Dok. Dokter bisa kesini, kan? Saya bingung di rumah ga ada siapa - siapa Dok?”, terang Kirana segera meminta bantuan.
“Oke.. saya segera kesana sekarang. Kebetulan praktek saya masih sore nanti. Kamu tunggu disana.”, kata Dokter itu.
Kirana langsung meletakkan ponselnya di sembarang tempat dan fokus kembali pada Rian.
“Kak? Kak Rian? Badannya panas banget. Lagian sakit tapi malah sendirian, gimana sih? Aduh.. aku harus gimana?”, Kirana bingung.
Tidak hanya karena Rian pingsan, tetapi karena ada beberapa pecahan kaca disana akibat semua pajangan di meja yang terjatuh begitu saja.
“Ohiya, pakein sepatu dulu, terus coba pindahin? Ah.. aku bingung. Minyak, iya, mungkin aja ada minyak kayu putih. Mana bisa aku angkat dia sendirian.”
Kirana langsung melesat masuk ke dalam mencari kotak P3K. Susunan rumah masih sama seperti terakhir kali dia tinggal disana. Begitu juga dengan kotak P3K.
“Kak? Kak Rian?”, Kirana kembali memeriksa kesadaran pria itu saat berhasil mendekatkan botol minyak kayu putih ke hidungnya.
Rian nampak sudah membuka matanya dan mencoba untuk bangun. Dia sedikit terkejut karena kekacauan yang sudah dia akibatkan di lantai.
“Pindah ke kamar dulu? Aku sudah hubungin dokter Surya. Sebentar lagi dia kesini.”, jelas Kirana.
“Uhuk uhuk uhuk”, Rian tidak menjawab apa - apa dan hanya mencoba untuk bangun.
“Sini, aku bantu.”, kata Kirana yang melihat Rian kesulitan untuk bangun.
“Kita ke kamar? Aku bantu baringkan disana sampai Dokter Surya datang.”, ucap Kirana yang sudah siap mengalungkan lengannya di lingkaran punggung Rian.
Sesuai dugaan, tubuh pria itu terlalu tinggi dan tegap sampai Kirana kesulitan untuk membantunya.
“Kamu ngapain kesini? Lebih baik kamu pulang daripada ikut tertular.”, ujar Rian menghentikan langkah Kirana yang berusaha membantunya untuk berjalan ke kamar.
“Kalau mau ngusir, kenapa pintu pagarnya dibuka. Udah ga usah banyak komentar. Aku juga kesini bulan karena khawatir sama Kak Rian. Sekarang ke kamar dulu. Aku gak enak ngomel - ngomel depan orang sakit.”, kata Kirana lantang.
Rian sangat lemah. Dia tak lagi memberikan perlawanan karena tenaganya bahkan tidak kuat untuk berbicara atau berdebat sekarang.
“Ayo.. berat nih.”, protes Kirana yang melihat Rian masih menolak untuk berjalan.
Akhirnya pria itu mau juga mengikutinya. Kirana tahu kalau kamar pria itu berada di lantai dua. Rian berpegang pada pinggiran tangga sementara Kirana masih berusaha memapahnya.
“Kenapa sih masih tidur di lantai dua. Udah tahu sakit. Lagian kan ada Bi Risma, kenapa ga minta kamar bawah dibersihkan.”, omel Kirana sembari memapah Rian ke atas.
Pria itu lalu berhenti. Nafasnya terdengar berat karena memang Kirana merasakan betul kalau panas badannya tinggi.
“Kamu mau bantuin atau engga?”, tanya Rian dengan sisa - sisa tenaganya menatap ke arah Kirana.
Kirana langsung menutup bibirnya karena memang kebanyakan mengomel. Sebenarnya situasi ini membuat dirinya sedikit gugup. Karena itu sepanjang jalan dia berusaha mengomentari apa yang ada di kepalanya.
Kembali berada di rumah ini. Kembali berada di samping pria ini. Semua mengundang memori - memori pernikahan singkat yang pernah mereka jalani. Kirana, gadis itu tidak pernah mengira kehidupan SMA yang katanya menyenangkan malah berubah menjadi roller coaster.
“Pelan - pelan.”, kata Rian.
Suaranya sangat lemah. Matanya juga sayu. Bibirnya pucat. Entah dia sudah makan atau belum.
“Hn.. jangan dijatuhkan dulu. Ini aku salah posisi.”, Kirana sibuk karena dia bingung bagaimana membaringkan Rian di kasurnya.
“Oh…oh… Aaaa.”, Kirana tak bisa mengelak lagi.
Dia lupa melepaskan pegangannya pada Rian sementara pria itu sudah tidak kuat lagi dan hanya bisa menjatuhkan tubuhnya di kasur. Alhasil, tubuh Kirana juga ikut terjatuh menimpanya.
Sejenak Kirana terdiam.
Aq n readers lain bnr" kcewa berat nie
udah nunggu stgh tahun kyknya...
hihiii wkwkwk
ayo thor kirananya cpt2 dikasih hidayah
aqu pusinggg lht ego Rana..
lbh pusingggg lg nunggu kak. mosa nih..
up nya luamaaaaaaaa🤭🤣