Perjodohan mendadak yang di lakukan Keluarga Bulan dengan Ustad Ihsan, cukup menggemparkan seluruh santriwati di Pesantren Al Ikhlas. Pasalnga, Bulan di jodohkan kepada Ustad teladan di Pesantren tersebut yang menjadi idola para Santriwati.
Hari patah hati satu pesantren itu terjadi saat Ustad Ihsan sudah mengumumkan pertunangannya dengan Bulan.
Lalu bagaimana dengan hubungan mereka selama di Pesantren
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Bulan dan keempat sahabatnya sudah duduk bersandar pada dinding Masjid dan mulai mengaji sesuai dengan yang telah mereka selesiakan sebelumnya. Seperti biasa, satu per satu akan menghadap kepada Ustadzah Hilya dan Ustad Ihsan untuk menyetorkan satu hapalan surat dan membaca beberapa ayat Al -quran untuk mengetahui kemampuan para santriwan dan santriwatinya.
Kini giliran Bulan yang menghadap pada dua pembimbingnya di Pesantren.
"Sudah siap Bulan? Bisa di mulai," titah Usdzah Hilya pada Bulan. Ustadzah Hilya melirik ke arah Ustad Ihsan yang sma seklai tak menatap Bulan yang baru datang dan duduk di depan mereka.
Bulan memulai menyetorkan hapalan satu surat dan membaca ayat Al -Quran.
"Cukup. Sudah membaik, tapi perlu belajar lagi dengan giat, agar penekanannya, panjang pendeknya lebih paham," tegas Ustad ihsan tidak speerti biasanya. Ustad Ihsan hanya menyimak dan langsung memberikan komentar yang cukup pedas namun membangun para santriwan dan santriwatinya agar mereka bisa lebih baik lagi dari sebelumnya.
Bulan pun undur diri. Ia juga merasakan ada keganjilan dsengan semua ini. Sejak malam kembalinya Ustad Ihsan dan Bulan bersama ke Pondok Pesantren, sikap Ustad Ihsan berubah dan sama skelai tidak menunjukkan bahwa mereka sedang di jodohkan. Ketemu pun jarang, paling ahanya di kelas dan itu pun mereka sangat profesioanl sekali.
***
Keesokan harinya, Umi Sofi dan Aby Rendy kembali datang ke Pondok Pesantren Al Ikhlas. Kali ini sebenarnya bukan untuk menjenguk putrinya melainkan menghadiri undangan Taun Alfaraby, Ayah dari Ustad Ihsan yang emminta mereka datang ke rumah Kyai Mansyur.
Kedua keluarga yang sudah sepakat menjodohkan putra dan putri mereka pun sudah hadir memenuhi rumah Kyai Mansyur.
"Terima kasih sudah hadir memenuhi undangan saya, Pak Rendy dan Bu Sofi. Kepada Kyai Mansyur juga yang sudah memberikan tempat dan waktu untuk saya membahas pertunangan antara Ihsan, putra saya dengan Bulan, karena besok, Ihsan akan berangkat ke Mesir selama beberapa tahun," ucap uan Alfaraby dengan suara lantang dan bijak.
"Besok? nak Ihsan berangkat ke Mesir? Bukankah masih satu bulan lagi?" tanya Aby Rendy yang penasaran.
"Memang ada surat panggilan bahwa keberangkatan di majukan, dan hanya untuk dua tahu saja, sesuai dengan pendidikan yang di tempuh Ustad Ihsan disana untuk mengambil S2, sekaligus mengabdi menjadi tenaga pengajar di sana," ucap Kyai Mansyur menengahi.
"Ohh seperti itu. Kalau mau membahs pertunangan, saya sangat setuju. Biar putra putri kita itu punya tanggung jawab saling menjaga," ucap Aby Rendy memberikan penjelasannya.
"Tepat sekali. Apalagi, Bulan sudah mau lulus dari Mts, sebentar lagi akan masuk ke tingkat yang lebih tinggi, bukan," ucap Tuan Alfaraby yang tak keberatan emmiliki calon menantu yang masih belia seperti Bulan.
"Bulan itu hebat. Banyaks eklai perubahan yang di jalani selama ia tinggal di Pesantren ini. Mungkin beberapa waktu lalu, ia perlu beradaptasi. Alangkah baiknya ia melanjutkan pendidikannya di sini, agar bisa dan mampu menyetarakan ilmunya dengan Ustad ihsan. Setidaknya, pondasi dasar itu bisa di pahami dengan baik oleh Bulan. Ada Ustad Abigal dan Ustad yusuf yang bakal membantu anak -anak santri menjadi lebih baik lagi," jelas Kyai Mansyur.
Kedua keluarga besar dan kyai Mansyur mulai membahas tentang acara pertunangan Bulan dan Ustad ihsan yang akan di lakukan secara mendadak, yaitu hari ini sebelum Ustad Ihsan berangkat menuju Mesir.
"Assalamualaikum ...." sapa Ustad Ihsan dengan sopan. Ustad Ihsan masuk ke dalam ruamh Kyai mansyur dan menyalami serta mencium punggung tangan semua orang tua itu dnegan sikap sopan.
"Waalaikumsalam ..." jawab serempak semua tamu yang ada di dlam rumah Kyai Mansyur.
"Duduk sini Nak Ihsan. Sudah lama tidak bertemu. Sejak perjodohan itu, Bulan apa kabar? Aby dan umi snegaja tidak mengabari, biar Bulan fokus berada di Pesantren," tanya Aby Rendy kepada Ustad Ihsan yang baru saja duduk bersila di antara Ayah Alaraby dan Aby Rendy.
"Alhamdulillah baik Aby. Bulan juga sehat dan baik -baik saja. hafalannya semakin banyak, dan cara mengajinya juga sudah semakin baik. Saran saya, Bulan melanjutkan saja mesantren di sini, nanti cari sekolah menengah umum dekat sini saja, atau lebih bagus masuk di MA Al -IKhlas," titah Ustad Ihsan memberikan saran pada Aby Rendy.
"Kalau itu biar Bulan yang memilih. Aby itu was -was, kalau dia ngambek," ucap Aby Rendy pelan.
"Kenapa tidak sekolah di Mesir saja? Toh, ada Ustad Ikhsan di sana? Setelah lulus, Bulan bisa berangkat ke sana," saran Kyai Mnsyur pada Aby Rendy dan Umi Sofi.
Keuda orang tua bUlan hanya saling pandang dan bingung. Iniemmang saran baik, dan akanmenjadikan Bulan menjadi lebih baik, apalagi ada Usad Ihsan yang bisa membimbing Bulan dengan baik.