Jodoh Di Pesantren

Jodoh Di Pesantren

1

Pagi ini sungguh cerah, mentari pagi sudah menyorot masuk ke dalam celah jendela kamar Bulan dan Bintang yang terletak bersebelahan. Tahun ini adalah tahun kelulusan mereka di Sekolah Dasar Favorit di Kota K.

Satu bulan yang lalu, saat mengikuti pengajian di Masjid dekat rumahnya, Bintang menemukan brosur sekolah sambil mondok, begitu tulisan yang tertera disana.

Bintang Pratama adalah anak dari pasangan Rendy dan Sofi. Memiliki sikap alim, Sholeh dan dewasa. Sikap ini sangat berbanding terbalik dengan sikap kakak kembarnya bernama Bulan Az-Zahra, sikap tomboy dan keras kepala cenderung mau menang sendiri.

Dua anak yang notabene kembar tapi memilki sifat yang berbeda bahkan bertolak belakang. Walaupun begitu, mereka berdua saling menyayangi dan saling menjaga satu sama lain.

Brosur itu dibawa pulang dan dipelajari oleh Bintang hingga akhirnya Bintang pun memantapkan hatinya untuk masuk ke Pesantren untuk menjadi seorang Hafiz.

Brosur itu pun diberikan kepada Abinya untuk dibaca dan ditimbang timbang keputusannya. Sebenarnya berat bagi Rendy dan Sofi untuk melepaskan kedua anaknya bersekolah jauh di beda kota, namun demi kebaikan berdua maka itu harus dilakukan agar mereka menjadi dewasa, mandiri dan bijaksana.

Sedangkan Bulan yang mendengar informasi itupun menjadi kecewa dan marah, karena Bulan sudah berjanji dengan teman seperjuangannya untuk sekolah di SMP Negeri Favorit di Kota K.

Perdebatan pun selalu terjadi setiap hari. Bosan sudah pasti mendegar anak perempuannya selalu merengek tidak jelas untuk tetap menyekolahkannya di kota ini.

Lelah sudah sangat lelah untuk membujuk anak perempuannya agar bisa menjadi wanita muslimah seperti Uminya.

Bulan terus saja merajuk dan merayu Umi Sofi untuk membujuk Abi agar berubah pikiran untuk tidak menyekolahkannya di Pesantren nun jauh disana.

Malam ini adalah malam terakhir Bulan berada di kamarnya. Setelah siang tadi menghabiskan waktu untuk nongkrong di kafe dan berbelanja di Mall.

Anak jaman sekarang usia tiga belas tahun saja sudah bisa nongkrong di kafe. Dengan menggunakan pakaian kesukaan rok pendek berbahan jeans dan kaos oblong pres body.

Bulan pulang sudah hampir jam sepuluh malam. Abi Rendy pun menjadi murka melihat kedatangan Bulan yang semakin lama semakin tidak aturan.

Karena kesal dan marah, Bulan pun masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan sangat keras.

"Mas ... Jangan terlalu keras. Bulan itu perempuan?!" ucap Sofi lembut dan mengusap bahu Rendy dengan lembut. Berharap emosinya pun turun dan stabil kembali.

"Hufftt ... Mau jadi apa anak itu nanti Fi. Lihat pakaiannya, Bulan itu baru lulus SD namun sudah bergaya seperti anak dewasa. Itu gak pantas Fi." ucap Rendy tegas. Rahangnya mulai mengeras menahan amarahnya.

Rendy hanya bisa menghela napas panjang lalu menghembuskan napasnya dengan perlahan.

"Kamu tidur dulu Mas. Besok kan kita harus mengantarkan anak-anak ke Pondok. Aku mau ke kamar Bulan untuk mencari tahu kenapa anak itu gak mau sekolah di Pondok." ucap Sofi pelan.

"Ya Fi. Kamu benar, mungkin dengan kamu Bulan bisa lebih terbuka." ucap Rendy pelan.

Rendy pun masuk ke dalam kamarnya, sedangkan Sofi masuk ke kamar Bulan. Tiga koper berukuran sedang sudah dipersiapkan Sofi sejak siang tadi.

Bulan tampak sedang tidur dengan posisi tengkurap dan sesekali masih sesegukan menangis. Sofi pun menghampiri Bulan dan mengusap punggung anak itu, lalu membelai rambut hitam terurai panjang yang menutupi wajah Bulan.

"Disaat suatu keputusan tidak sesuai dengan keinginan hati kamu, maka belajarlah menerima dengan ikhlas walau dengan duka lara. Tapi disaat apa yang kamu inginkan itu tercapai, maka belajarlah untuk rendah diri sehingga kamu akan lebih menikmati rasa syukur itu. Umi yakin Bulan pasti bisa melewati ini semua." ucap Sofi dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Bulan pun membalikkan tubuhnya hingga terlentang. Kedua matanya sudah bengkak dan sembab akibat menangis hebat sejak tadi.

"Kalau Bulan gagal atau Bulan gak betah gimana Umi?" ucap Bulan serak dan terbata bata.

"Belum dicoba udah bilang gagal, belum dijalani udah bilang gak betah. Mana Bulan yang tomboy dan gak takut dengan apapun." ucap Sofi pelan lalu mengecup kening Bulan dengan lembut.

Bulan tampak terdiam menatap Uminya yang semakin lama semakin cantik dan anggun.

"Umi ... Bulan kan gak bisa pakai kerudung seperti Umi." ucap Bulan dengan polos.

Umi Sofi pun terkekeh pelan mendengar penuturan Bulan yang teramat polos dan jujur.

"Umi sudah belikan hijab yang instant dan tinggal dipakai saja. Umi tahu gimana perasaan kamu, Bulan." ucap Umi Sofi ramah.

"Terima kasih Umi. Bulan sayang sama Umi." ucap Bulan pelan. Ucapan dan pikirannya tidak sepadan.

Bulan masih saja mencari cara agar ia bisa menggagalkan rencana Abi untuk memasukkan keduanya ke pesantren.

Waktu terus bergulir hingga pagi pun datang, Bulan masih saja menangis semalaman sejak ditinggal Uminya untuk beristirahat malam.

Begitulah Abi Rendy, bila mengambil keputusan maka harus dituruti. Tidak ada pilihan bagi Bulan untuk tidak menuruti keinginan Abinya itu.

Bintang saudara kembarnya pun ikut menenangkan Bulan, bahkan memberikan ketenangan bahwa semuanya akan baik-baik saja selama disana. Bintang akan selalu siap membantu Bulan dalam keadaan apapun.

Perjalanan sekitar empat jam.pun ditempuh dengan suasana hening dan senyap hingga terasa amat sangat lama. Bulan terus saja diam dan merajuk agar Abi memutar balik mobilnya dan mengurungkan niatnya membawa kedua anaknya ke pondok pesantren.

Selama dalam perjalanan Umi Sofi pun terus saja menasehati kedua buah hatinya dengan lembut. Terlebih untuk Bulan agar bisa menjaga sikap dan sopan santun selama di Pondok Pesantren.

Bintang pun mengganggukkan kepalanya tanda mengerti dan semua yang diamanahkan oleh Umi akan dijalankan dengan baik.

Perjalanan empat jam menuju tempat dimana Pondok itu berada. Ya, Pondok Pesantren Al Ikhlas dibawah asuhan Kyai Mansyur. Terletak di pelosok pedesaan di kota G.

Mobil sudah masuk ke halaman Pondok Pesantren Al Ikhlas. Aby Rendy, Umi Sofi, Bukan dan Bintang pun segera turun.

Ada seorang laki-laki menghampiri Aby Rendy dan berbincang.

"Assalamualaikum .. Apakah anda Pak Rendy? Pak Kyai sudah menunggu di Saung sebelah sana." ucap lelaki itu dengan sopan. Usianya sekitar dua puluh tahunan dan menggunakan baju Koko lengkap dengan peci.

"Waalaikumsalam ... Baik. Bisa antar saya ke Saung untuk bertemu Kyai Mansyur? Nama Anda siapa?" tanya Rendy pelan dan berjabat tangan dengan anak muda itu.

"Maaf saya asisten Pak Kyai Mansyur, nama saya Ihsan Hasanuddin panggil saja Ihsan. Saya bertanggungjawab atas Ponpes ini bila Pak Kyai Mansyur tidak ada." ucap Ihsan dengan sopan.

"Baiklah Nak Ihsan. Ini Sofi istri saya, dan ini kedua anak saya yang akan mondok disini. Itu Bulan dan ini Bintang." ucap Rendy mengenalkan seluruh anggota keluarganya.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 Pesona Guru Killer 1
66 PGK.2
67 PGK.3
68 PGK.4
69 PGK.5
70 PGK.6
71 PGK.7
72 PGK.8
73 PGK.9
74 PGK.10
75 PGK.11
76 PGK.12
77 PGK.13
78 PGK.14
79 PGK.15
80 PGK.16
81 PGK.17
82 PGK.18
83 PGK.19
84 PGK.20
85 PGK.21
86 PGK.22
87 PGK.23
88 PGK.24
89 PGK.25
90 PGK.26
91 PGK.27
92 PGK.28
93 PGK.29
94 PGK.30
95 CINTA BEDA AGAMA.1
96 CBA.2
97 CBA.3
98 CBA.4
99 CBA.5
100 CBA.6
101 CBA.7
102 CBA.8
103 65
104 66
105 67
106 68
107 69
108 70
109 71
110 72
111 73
112 74
113 75
114 76
115 77
116 78
117 79
118 80
119 81
120 82
121 83
122 84.Genk1
123 85.Genk2
124 86.Genk3
125 87.Genk4
126 88.Genk5
127 Genk6
128 Genk7
129 Genk8
130 Genk9
131 Genk10
132 Genk11
133 Genk12
134 Genk13
135 Genk14
136 Genk15
137 Genk16
138 Genk17
139 Genk18
140 Genk19
141 Genk20
142 Genk21
143 Genk22
144 Genk23
145 Genk24
146 Genk25
147 Genk.26
148 Genk27
149 Genk28
150 Genk29
151 Genk30
152 Genk31
153 Genk32
154 Genk33
155 Genk34
156 Genk35
157 Genk36
158 Genk37
159 Genk38
160 Genk38
161 Genk39
162 Genk40
Episodes

Updated 162 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
Pesona Guru Killer 1
66
PGK.2
67
PGK.3
68
PGK.4
69
PGK.5
70
PGK.6
71
PGK.7
72
PGK.8
73
PGK.9
74
PGK.10
75
PGK.11
76
PGK.12
77
PGK.13
78
PGK.14
79
PGK.15
80
PGK.16
81
PGK.17
82
PGK.18
83
PGK.19
84
PGK.20
85
PGK.21
86
PGK.22
87
PGK.23
88
PGK.24
89
PGK.25
90
PGK.26
91
PGK.27
92
PGK.28
93
PGK.29
94
PGK.30
95
CINTA BEDA AGAMA.1
96
CBA.2
97
CBA.3
98
CBA.4
99
CBA.5
100
CBA.6
101
CBA.7
102
CBA.8
103
65
104
66
105
67
106
68
107
69
108
70
109
71
110
72
111
73
112
74
113
75
114
76
115
77
116
78
117
79
118
80
119
81
120
82
121
83
122
84.Genk1
123
85.Genk2
124
86.Genk3
125
87.Genk4
126
88.Genk5
127
Genk6
128
Genk7
129
Genk8
130
Genk9
131
Genk10
132
Genk11
133
Genk12
134
Genk13
135
Genk14
136
Genk15
137
Genk16
138
Genk17
139
Genk18
140
Genk19
141
Genk20
142
Genk21
143
Genk22
144
Genk23
145
Genk24
146
Genk25
147
Genk.26
148
Genk27
149
Genk28
150
Genk29
151
Genk30
152
Genk31
153
Genk32
154
Genk33
155
Genk34
156
Genk35
157
Genk36
158
Genk37
159
Genk38
160
Genk38
161
Genk39
162
Genk40

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!