Karena sebuah kesalahan dimasa lalu yang dilakukan oleh mendiang Ayahnya, Asha merasa bersalah dan mengorbankan dirinya untuk menebus dosa mendiang Ayahnya dengan mendonorkan salah satu ginjalnya pada Rain De Costa.
"Jika orang bertanya mengapa aku yang merasa bersalah padahal semua itu adalah perbuatan Ayah ku ? Apa kalian pernah merasakan bagaimana disayangi melebihi apapun di dunia ini oleh seorang Ayah ? kebaikan dan ketulusan hatinya itu membuat aku ikut andil di dalam kesalahan dan dosa yang ia lakukan."
Kebaikan yang diberikan oleh Asha membuat Rain jatuh cinta meskipun dirinya sudah menikah dengan wanita lain.
Meskipun mereka terhalang jarak dan waktu ternyata Tuhan memiliki rencana yang lain keduanya dipertemukan kembali dalam sebuah insiden dimana Rain harus menyelamatkan Asha dari tangan Pria lain. Hingga keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Lantas seperti apa kehidupan rumah tangga Asha dan Rain ? simak ceritanya jangan lupa like dan komentar kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 JADILAH ISTRIKU
Asha membalikkan tubuhnya yang sebelumnya ia melihat pemandangan dari kaca jendela. Asha menatap seorang pria tampan diusia yang matang tersebut, satu yang ia pikirkan tentang pria itu dia bagaikan sosok pangeran penyelamat di hidupnya.
Keduanya saling menatap dari jarak yang jauh satu sama lain dalam pikiran mereka masing-masing. Hingga salah satu dari mereka berdua memecah keheningan dan tatapan mereka dengan berbicara terlebih dahulu.
“Terimakasih.” Asha mengucapkan satu kata yang mampu membuat Rain tersenyum mendengarnya.
Rain hanya menganggukkan kepalanya sebagai bentuk jawaban dari ucapan terima kasih Asha padanya.
Hari berganti hari tak terasa keduanya menjalin hubungan dekat satu sama lain. Asha begitu nyaman didekat Rain bagitu pun Rain hari-harinya seolah di isi dengan penuh warna ketika bersama Asha.
Rain bahkan menyekolahkan Asha karena sebelumnya Asha sempat putus sekolah lantaran terpaksa menikah dengan Moreno.
Hari ini Rain mengantarkan Asha pergi ke sekolah dimana sekolah tersebut milik keluarga De Costa, tentu saja Asha diterima sekolah disana. Saat mobil yang dikemudikan oleh Rain tiba di depan gerbang sekolah, Asha membuka sabuknya.
“Terimakasih, Paman.” Ucap Asha dengan lembut dan Rain hanya tersenyum menanggapi itu.
“Belajar lah dengan rajin.” Rain mengusap pucuk kepala Asha dan Asha menganggukkan kepalanya serta tersenyum padanya.
Saat Asha sudah keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam lingkungan sekolah bertemu dengan teman-teman sebaya dengannya, Rain merasa tidak percaya diri karena menurutnya dirinya tidak pantas untuk menyukai wanita yang terlampau jauh usianya dengan dirinya.
Apalagi ia selalu bercerita dengan Marcus jika dirinya menyukai Asha namun hal itu menjadikan Marcus seolah menertawakan dirinya karena menganggap dirinya seorang fedofil jika menyukai Asha yang masih sangat belia usianya.
Saat Rain melihat punggug Asha yang semakin jauh dari pandangan matanya, tiba-tiba ponselnya berbunyi, Kate menghubungi dirinya.
“Iya Mom.” Sahut Rain
“Mommy dan Daddy berencana untuk tinggal di Indonesia, apa kau menyetujuinya ?”
“Mom, kau ingin meninggalkan aku ?” balas Rain ia merasa permintaan Kate untuk tinggal di Indonesia sangatlah berlebihan, sebab Kate dan Morgant sudah tidak kembali lagi ke Jerman terakhir pada saat ia mengantarkannya di Bandara dan itu sudah hampir lima bulan.
“Mommy dan Daddy mu masih ingin melihat keponakan mu.”
“Tapi Mom..” ucapan Rain terputus saat Kate menyela terlebih dahulu.
“Kau sudah berumur cepatlah menikah kembali dan berikan Mommy cucu agar Mommy kembali ke Jerman ! Dan satu lagi kau tidak pantas dengan seorang gadis remaja itu, apa stok wanita dewasa sudah tidak ada lagi ?”
“Jadi Mommy tahu kalau aku…”
“Dasar bodoh, aku Mommy mu dan apa kau lupa siapa Daddy mu ? Apa yang tidak kami ketahui tentang yang kau lakukan, Rain ?”
Rain menelan kasar ludahnya, ia sampai melupakan hal yang begitu besar tentang kedua orang tuanya. Seharusnya ia lebih hati-hati agar kedua orangnya tidak mengetahui dirinya yang telah menyukai Asha.
“Apa Mommy tidak merestuiku lagi ?” lirih Rain
“Siapa bilang Mommy tidak merestuimu dengan gadis itu, hanya saja Mommy takutkan kau yang tidak percaya diri jika bersanding dengan seorang gadis yang usianya terlampau jauh dari mu !”
“Jadi Mommy mengizinkan aku bersama Asha ?” tanya Rain merasa mendapat lampu hijau dari Kate, ia begitu senang karena Kate mengizinkannya untuk bersama Asha.
“Mommy percaya dia gadis yang baik tidak seperti mendiang Ayah nya. Mommy merestuimu ndan mengizinkan mu bersamanya itu pun jika dia mau dengan mu !”
Rain mengembangkan senyuman dibibirnya hatinya begitu berbunga-bunga senang bukan main karena mendapatkan restu dari Kate. Rain pun bertekad dalam hatinya untuk mendapatkan hati Asha jika perlu mengajak Asha menikah dengannya.
……….
Rain dan Asha duduk berhadapan di meja makan dimana mereka berdua tengah menikmati makan malam bersama. Rain pun membuka pembicaraan diantara keduanya.
“Asha, bagaimana sekolah mu ?” tanya Rain sembari mengunyah makanannya.
“Menyenangkan, Paman.” Jawab Asha kemudian ia tersenyum manis pada Rain. Jujur saja Asha menyukai Rain karena Rain begitu baik padanya. Bicara soal siapa Rain sebenarnya, tentu saja Asha mengetahuinya.
Ada rasa tidak enak dalam diri Asha ketika melihat Rain dan itu disebabkan oleh masa lalu mendiang Ayahnya. Namun ia pun tidak bisa membohongi perasaannya sendiri jika dirinya menyukai Rain, ia hanya bisa memendam perasaan itu karena ia sadar siapa dirinya.
Jika tidak ada Rain yang menyelamatkan hidupnya dari tangan Moreno mungkin saja dirinya akan terus menjadi kambing peliharaannya. Moreno yang menurutnya bukanlah pria normal dan tak waras.
“Apa kau membutuhkan sesuatu, hem ?” tanya Rain kemudian.
Asha menggeleng menandakan dirinya tak membutuhkan apapun dan Rain hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon jawaban dari Asha.
... ……....
Beberapa jam kemudian,
Asha sulit memejamkan kedua matanya untuk tertidur. Pasalnya ia terbayang-bayang wajah Rain di pikirannya. Hingga tiba-tiba hujan deras mengguyur Kota Berlin dan Asha menatap air hujan yang turun itu dari kaca jendela kamarnya.
Saat ia tengah memandanginya tiba-tiba terdapat suara petir yang begitu besar dan membuat Asha terpikik kaget apalagi suara petir itu sertai dengan padamnya lampu dikamarnya.
Asha yang takut akan gelap dan suara petir, ia berteriak kencang dan menangis . Namun tiba-tiba tubuhnya dipeluk oleh seseorang yang ia tahu siapa lagi kalau bukan Rain.
Rain mencoba menenangkan Asha yang ketakutan, ia memeluk tubuh Asha. Ia begitu kaget ketika mendengar teriakan dari dalam kamar Asha dan bergegas masuk ke dalam kamar.
“Pa..paman..” ucap Asha terbata-bata.
“Tidak apa-apa ada aku disini.” Rain mengusap pucuk kepala Asha seraya menenangkannya.
Asha pun membalas pelukan Rain padanya, karena ia pun merasa nyaman dipelukan Rain yang belum tentu ia bisa dapatkan di lain waktu.
Saat Asha memeluk tubuh Rain ia mendongakkan wajahnya untuk menatap wajah Rain yang ternyata Rain juga menatap dirinya. Mereka saling bertatap muka satu sama lain seolah menyelaminya.
Hingga sesuatu terjadi diantara keduanya, keduanya saling menautkan bibir dan berciuman. Ciuman itu dilakukan secara sadar diantara keduanya, ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi ciuman panas dimana tubuh keduanya seolah menginginkan lebih satu sama lain.
Rain kemudian melepaskan ciumannya dan memandang lekat-lakat wajah dan manik mata cokelat milik Asha.
“Mau kah kau menjadi istri ku ?” tanya Rain dengan penuh kesungguhan di hatinya karena ia benar-benar sudah jatuh cinta pada Asha jauh sebelum mereka bertemu tepatnya pada saat ia masih dalam keadaan koma, wajah Asha seolah selalu menghantui dirinya dan membayangi dirinya.
Asha diam terpaku permintaan Rain barusan seolah membuat lidahnya menjadi kelu, dan tak bisa mengucapkan kata apapun yang keluar dari mulutnya.
Asha….