IG : purna_yudiani
Pernikahan ini merupakan pernikahan yang tidak pernah Kafkha inginkan, bagaimana tidak ia menikahi gadis bercadar yang tidak ia cintai, pernikahan ini hanya pernikahan kontrak yang di buat oleh nya.
Kafkha terpaksa menikahi gadis ini karena ada suatu kesepakatan waktu itu antara kakek Kafkha dengan almarhum kakek Medina, Kafkha terpaksa menyetujui pernikahan ini toh pernikahan ini hanya satu tahun saja yang ia buat di surat perjanjian.
Medina sangat terpuruk saat suaminya lebih memilih kekasihnya ketimbang dirinya yang sudah sah menjadi istrinya. Medina tidak mau pernikahan kontrak ini berakhir dengan begitu cepat, dengan tekat yang kuat dan izin Allah SWT, Medina mau mengejar cinta suaminya itu.
Menurut Medina pernikahan itu hanya sekali seumur hidup.
Akankah Medina bisa meluluhkan hati seorang Kafkha Darmansyah yang sangat terkenal dengan sifat cuek dan dingin nya.
Yuk saksikan kelanjutan cerita ini hanya di sini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon purna yudiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 21. Dendam Sanjaya
Di dalam kamar, Kafkha langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur nya itu, ia tidak menyangka dengan apa yang ia lihat tadi, istri yang tak pernah ia anggap dan selalu ia hina tentang wajahnya kini ia malah menelan ludah nya sendiri saat melihat kecantikan bidadari tanpa sayap itu.
Bahkan Kafkha termenung dengan apa yang ia lihat tadi.
"Apa benar itu dia? tapi kenapa wajahnya tidak sesuai dengan ekspektasi ku waktu itu, waktu itu dia pernah bilang jika dia punya tompel, tapi...!" Kafkha menjeda ucapan nya itu.
Kafkha menggusar-gusar wajah nya antara menyesal dan apa lah itu karena ia sudah menghina istrinya habis-habisan, Kafkha melempar bantal ke lantai saking frustasi nya.
...
Sementara itu Medina sedang berpikir, kenapa dia bisa-bisa nya membuka cadarnya di hadapan Kafkha, ia sedikit menyesal karena membuka cadarnya di hadapan Kafkha tadi.
"Ya Allah... apa yang Medina lakukan, niat Medina hanya baik, Medina hanya ingin mas Kafkha tidak mengejek-ejek Dina lagi, tapi kenapa hati Dina merasa tidak tenang begini? apa Dina salah ya Allah?
Medina mengganti baju nya dengan baju tidur lalu ia merebahkan tubuhnya di atas kasur nya itu, entah kenapa ia merasa tidak enak dengan apa yang ia lakukan tadi.
Sementara itu Kafkha masih terbayang dengan wajah cantik Medina yang selama ini di tutupi oleh kain penutup itu.
"Apa otak gue sudah gila?" pasalnya Kafkha selalu terbayang wajah putih bersih dari Medina itu.
Jika di bandingkan dengan Clara wajah mereka itu sangat berbeda jauh, Medina memiliki wajah yang cantik secara alami dan memiliki wajah asli Indonesia, sementara itu wajah Clara seperti wajah bule.
Tidak bisa di pungkiri wajah Medina itu memang sangat cantik, maka dari itu ia mau menutupi kecantikan wajah yang di berikan oleh Allah SWT, ia tidak ingin laki-laki yang bukan mahram nya melihat wajahnya itu apa lagi seorang laki-laki itu membayangkan wajahnya setiap hari, maka akan menjadi dosa jadinya jika para laki-laki bukan mahram kita itu membayangkan wajah kita.
Medina memiliki beberapa alasan kenapa ia mau memakai cadar, sebenarnya dulu itu Medina tidak ingin bercadar, tapi banyak laki-laki lain mengangumi kecantikan nya itu makanya ia menutupi wajah nya itu dengan kain cadarnya itu. Dan ia juga ingin berhijrah juga lebih tepatnya, dengan banyak ujian yang Allah SWT berikan, akhirnya Medina dapat melewati ujian dari Allah SWT.
Dengan perasaan yang campur aduk akhirnya dua insan yang saling pisah kamar itu bangun saat subuh tiba. Medina lagi menunaikan ibadah sholat subuh nya, selesai ia sholat ia membaca Al-qur'an.
Medina membuka Al-qur'an yang selalu ia baca itu, Medina membuka surat al-kahf ia membaca setiap ayat yang ada dalam surat al-kahf itu.
"Audzubillahiminasyaitonirrojim
"Bismillahirrahmanirrahim
"Al-hamdu lillaahillaziii angzala 'alaa 'abdihil-kitaaba wa lam yaj'al lahuu 'iwajaa ١
"Qoyyimal liyungziro ba-sang syadiidam mil ladun-hu wa yubasysyirol-mu-miniinallaziina ya'maluunash-shoolihaati anna lahum ajron hasanaa ٢
"Maakisiina fiihi abadaa ٣
"Wa yungzirollaziina qooluttakhozallohu waladaa ٤
"Maa lahum bihii min 'ilmiw wa laa li-aabaaa-ihim, kaburot kalimatang takhruju min afwaahihim, iy yaquuluuna illaa kazibaa ٥
"Shadaqallahul azhim!
Kafkha mendengar suara orang mengaji itu, suaranya sangat lembut saat mengaji sampai-sampai Kafkha sudah berdiri di depan pintu kamar Medina itu, entah kenapa kakinya melangkah ke arah pintu itu, dia juga heran kenapa ia sudah sampai di sini.
"Kapan gue ke sini nya?" sadar Kafkha
Kafkha langsung balik ke kamar nya ia yakin pasti ada yang salah dengan dirinya ini.
Kini Medina sedang di dapur ia akan membuat sarapan, walaupun Kafkha tidak mau memakan masakan nya tapi ia tetap berusaha agar Kafkha mau memakan masakan nya itu.
Pagi ini Medina ada kelas jadinya dia sedikit terburu-buru untuk menyelesaikan masakan nya itu, satu jam kemudian barulah ia menyelesaikan masakan nya itu.
Medina memanggil Kafkha, Medina layaknya sebagai istri yang baik untuk suaminya itu tapi Kafkha sendiri yang tidak mau menganggap dirinya.
"Mas, sarapan dulu!" tutur Medina
Kafkha yang sedang memasang dasinya itu langsung berhenti karena mendengar Medina yang memanggil nya.
"Ck! ninja itu ngapain sih!" gerutu Kafkha
"Mas, sarapan ya, aku mau ke kampus soalnya, aku duluan ya mas!" ujar Medina dari luar kamar itu.
Hari ini Medina berangkat ke kampus menggunakan taksi online yang sudah ia pesan, menurut nya ia tidak mau merepotkan Kafkha untuk mengantar nya ke kampus, lagi pula kampus dan kantor Kafkha itu beda arah.
"Assalamualaikum mas!" ucap salam Medina lalu ia berangkat ke kampus nya, Medina tidak sempat mencicipi makanan nya ia hanya membawa bekal, nanti ia akan memakan masakan nya itu.
Kafkha membuka pintu kamar nya itu, tidak ada orang sama sekali.
"Tumben si ninja tidak mau gue antar!"
Kafkha keluar dari kamar nya itu, sebenarnya dari tadi ia mencium aroma masakan Medina itu, Kafkha melangkahkan kakinya menuju meja makan itu, di sana ia melihat sepiring nasi goreng dan telur dadar di atas nasi goreng itu.
Kafkha duduk di kursi meja makan itu, ia menggeser piring itu ke tempat nya, anehnya Kafkha melihat sebuah kertas kecil di samping piring nasi goreng itu.
Ternyata itu surat yang Medina tinggal kan untuk Kafkha.
..."Assalamualaikum mas, aku tau kamu tidak menyukai masakan ku, tapi kali ini saja kamu merasakan masakan ku ini, please makan ya nasi goreng buatan ku!"...
Kafkha melihat nasi goreng itu lalu ia mulai menyendok nasi goreng itu, perlahan ia menyuap nasi goreng itu ke mulutnya, Kafkha mengunyah nasi goreng buatan Medina itu. Tanpa di sadari kepala Kafkha mengangguk-angkuk kecil menikmati makanan itu.
"Lumayan, dari pada tidak!"
Seketika ia mengingat wajah cantik Medina semalam, Kafkha termenung lagi dengan apa yang ia ingat itu. Lamunan nya itu langsung buyar karena deringan telepon genggam nya mengusik ketenangan saat melamun nya itu.
Dering... dering... dering...
Kafkha melihat telepon nya itu ternyata Clara yang menelepon nya sepagi ini.
"Hello my honey my love!" ~ Clara
"Iya, sayangku!"
"Hati ini aku ke kantor kamu ya, aku kangen sama kamu!" tutur Clara di balik sambungan telepon itu dengan suara manja.
"Boleh dong, aku tunggu ya!"
"Oke honey, aku siap-siap dulu ya!"~ Clara
Setelah panggilan telepon itu di putuskan, Kafkha langsung berangkat ke kantor nya pagi ini ia ada meeting dengan salah satu klien nya.
...
Clara tersenyum penuh kemenangan karena ia berhasil memikat hati Kafkha kembali, ia sangat senang dan gembira karena ia berhasil membuat Kafkha tunduk lagi dengan nya.
"Aku akan pastikan jika Kafkha akan tunduk dengan ku, apa lagi ia cinta banget dengan ku!"
Clara turun dari lantai atas itu ia menyusul papanya yang lagi di meja makan itu.
"Pagi papa!" sahut Clara
"Pagi juga putri papa!" tutur Sanjaya
Mereka berdua menikmati sarapan pagi mereka, pagi ini Sanjaya heran melihat putri nya itu yang sudah rapi saja.
"Kamu mau kemana?" tanya Sanjaya
"Kantor Kafkha!"
"Bukanya cucu Darmansyah itu sudah menikah? lalu kenapa kamu masih mendekatinya lagi, apa tidak ada laki-laki lain lagi?" ujar Sanjaya
"Pa, aku cinta sama Kafkha pa, aku yakin Kafkha akan selalu bersama ku, papa tenang saja aku akan membuat keluarga Darmansyah itu hancur, sama seperti mereka yang telah menghancurkan keluarga kita dulu!" ujar Clara dengan sorot mata tajam
"Bagus jika kamu mau bekerjasama dengan papa, Darmansyah harus menerima akibat nya yang pernah ia perbuat dengan mama kamu dulu!" ujar Sanjaya mengepal tangan nya.
Lisa, istri Sanjaya itu meninggal karena ulah Darmansyah, tapi itu belum pasti juga entah Darmansyah yang membunuh istrinya itu entah kelompok penjahat lainnya.
"Papa tidak akan pernah lupa dengan apa yang telah ia perbuat dulu, sampai kapan pun papa akan membalas dendam papa sama Darmansyah itu, dia belum tau berurusan dengan siapa!"
"Clara janji pa, Clara akan membalas dendam papa itu, hati Clara juga sakit karena mama meninggalkan kita selamanya!"
Sanjaya tidak akan pernah berhenti menganggu ketenangan keluarga Darmansyah itu sebelum dendamnya terbalas kan.
...
Bersambung...
Maaf baru bisa update, author memiliki sedikit problem makanya author jadi telat update.
Hayooo yoyoyo silahkan beri komentar kalian di cerita ini, no komentar pendek, author mau lihat komentar panjang dari kalian.
Like sama vote nya jangan lupa juga, jangan jadi pembaca gelap saja!!!
sungguh mantap sekali 👍👍
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
sungguh mantap sekali 👍👍
Kafkha seperti patung 🤣🤣
kalo tak kuat pergi saja